Sejarah Raden Ajeng Kartini, Sejak Kecil hingga Tutup Usia
Menyambut Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April, sudahkah Moms mengenal sejarah Raden Ajeng Kartini yang sebenarnya?
Kartini merupakan salah satu sosok penting dalam emansipasi perempuan di Indonesia.
Ini adalah hari untuk mengenang sosok pahlawan pembela kaum perempuan.
Meski terdengar familiar, ada beberapa fakta menarik dari sosok pahlawan ini yang jarang diketahui.
Yuk, kenalkan sejarah Raden Ajeng Kartini sebagai edukasi sejarah kepada Si Kecil, Moms!
Baca Juga: 27 Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Kisah Perjuangannya
Biografi Raden Ajeng Kartini
Sejarah Raden Ajeng Kartini dimulai ketika dirinya berusia muda.
Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai seorang aktivis Indonesia. Beliau mendukung hak-hak dan pendidikan tinggi perempuan.
Dikenal juga sebagai Raden Ayu Kartini, ia lahir pada 21 April 1879 di Jepara Kota Jawa Tengah.
Beliau sering dicap sebagai pelopor kebangkitan perempuan tanah air hingga saat ini.
Ada berbagai riwayat pekerjaan yang ia lakukan semasa hidupnya, khususnya dalam mendukung hak privat perempuan.
Kegigihan yang ia miliki menjadi salah satu bentuk yang diteladani bangsa Indonesia sampai detik ini.
Inilah sebabnya setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Biografi Pahlawan, Lengkap dengan Struktur!
Silsilah Keluarga Raden Ajeng Kartini
R.A. Kartini lahir dari keluarga yang berasal dari kelas bangsawan atau priyayi.
Karena itulah ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng) di depan namanya. Gelar Raden Ajeng ini digunakan semasa ia masih gadis dan belum menikah.
Setelah menikah, gelar kebangsawanan tersebut berubah menjadi Raden Ayu. Ini diambil berdasarkan tradisi Jawa yang dianut keluarganya.
Sejarah Raden Ajeng Kartini ini pun membawa nama besar dari orang tuanya.
Ibunya, M.A Ngasirah adalah putri seorang ulama. Sementara itu, sang ayah yakni Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang bangsawan Jawa.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Nama-nama saudara kandung maupun tiri di antaranya, yakni:
- Satrio Soematri
- Kartinah
- R.A Roekmini
- Kardinah
- Sulastri
- Busono, dan lainnya
Di usia 12 tahun, Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat dan dikaruniai seorang anak laki-laki.
Putra semata wayangnya adalah bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.
Baca Juga: 14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya
Fakta-Fakta Sejarah Raden Ajeng Kartini
Bukan sekadar perayaan, Hari Kartini dikenal sebagai upaya mengenal sejarah Raden Ajeng Kartini yang menginspirasi banyak orang, khususnya wanita.
Berikut beberapa poin dan fakta penting terkait sejarah Raden Ajeng Kartini yang perlu diketahui, antara lain:
1. Masa Kecil Kartini
Sejarah Raden Ajeng Kartini dimulai pada masa kecilnya.
Masa kecil Kartini terbilang cukup penuh lika-liku. Di usianya yang menginjak 12 tahun, ia baru diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School).
Di tempat ini ia mempelajari bahasa asing, salah satunya bahasa Belanda.
Karena kepandaiannya dalam berbahasa Belanda, ia mengisi waktu luang dengan belajar dan menulis surat untuk teman-teman Belandanya.
Salah satu teman masa kecil yang mendukungnya adalah Rosa Abendanon.
Isi surat yang disampaikan tersebut yakni berisi penindasan Belanda terhadap penduduk asli Pulau Jawa.
Praktik poligami dan ketidaksetaraan gender menjadi poin penting yang ia sampaikan.
2. Pelopor Kesetaraan Gender
Sejarah Raden Ajeng Kartini yang tak kalah menarik adalah niat baik untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
Kesetaraan gender ini ia gaungkan sebagai bentuk ketidakadilan pada kaum perempuan pribumi.
Dalam suratnya, ia memprotes tradisi kawin paksa di usia muda yang menghalangi perempuan melanjutkan pendidikan.
Berkat usaha gigihnya, saat ini undang-undang Negara Indonesia menjanjikan kesetaraan gender bagi seluruh bangsa.
Moms pun berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, lho!
Baca Juga: 15+ Penyebab Bintik Merah pada Bayi dan Cara Mengatasinya!
3. Pendiri Sekolah dan Tempat Kerajinan Kayu
Tahukah Moms? Fakta sejarah Raden Ajeng Kartini lainnya ini juga tak kalah menarik.
Ia pernah mendirikan sebuah kerajinan ukir kayu untuk para pemuda di Rembang, Jawa Tengah.
Riwayat pekerjaan yang ia lakukan menjadi salah satu penghasil perekonomian di Kabupaten Jepara dan Rembang.
Tak sampai di situ, di usia yang sangat muda ia mendirikan sebuah sekolah untuk para perempuan dalam menempuh pendidikan.
Bagi Kartini, pendidikan bagi perempuan muda adalah untuk mendorong pemberdayaan dan pencerahan hidup.
4. Dipingit di Usia Muda
Sosok Kartini juga digambarkan sebagai seorang perempuan yang memiliki kegemaran dalam belajar.
Meski pernah didiskriminasi saat sekolah, Kartini tetap rajin membaca buku dan mempelajari berbagai bahasa asing.
Sayangnya, ia pada saat itu hanya boleh menempuh pendidikan sampai sekolah dasar.
Hal ini lantaran ia dipingit oleh Raden Adipati Joyodiningrat pada 12 November 1903.
Ia kehilangan masa kecilnya dan menghabiskan waktu di rumah dalam beberapa waktu lamanya.
Baca Juga: Museum Sepuluh Nopember, Wisata Sejarah Kenang Jasa Pahlawan
5. Ada Museum Peninggalan Kartini
Pernahkah Moms mengunjungi museum Kartini? Lokasi sejarah Raden Ajeng Kartini ini tepatnya di Desa Panggang, Kecamatan Jepara.
Museum ini telah didirikan pada 30 Maret 1975 di masa pemerintahan Soewarno Djojomardowo.
Selain menyajikan benda-benda peninggalan Kartini, musem ini juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang terdapat di Jepara.
Menariknya lagi, nama Kartini dipakai oleh pemerintah Belanda sebagai istilah jalan di beberapa kota di Belanda.
Ia dikenal sebagai pejuang hak perempuan dan namanya berada di kota di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Wafatnya R.A Kartini
Sejarah Raden Ajeng Kartini pun tak luput dari penyebab ia meninggal dunia. Pernikahan Kartini tak berjalan lama, sebab ia meninggal pada 17 September 1904.
Ini tepat setahun lamanya setelah ia menikah. Penyebab ia meninggal dunia karena komplikasi melahirkan anak pertamanya.
Ia meninggal di usia 25 tahun tepat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Sekitar 7 tahun setelah kematiannya, buku yang berisi surat-surat pribadi tersebut mulai dipublikasikan. Ini dibantu oleh sahabatnya yakni Jacques H. Abendanon.
Ia menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini yang berjudul "Dari Kegelapan ke Terang: Pikiran Tentang dan Atas Nama Rakyat Jawa".
Baca Juga: Kenalan dengan 11 Alat Musik Jawa Timur dan Cara Memainkannya
Surat Peninggalan R.A Kartini
Jangan sampai melewati sejarah Raden Ajeng Kartini dari surat-surat yang ditulisnya.
Peninggalan surat yang ditulisnya ini untuk teman-temannya di negeri Belanda.
Surat-surat itu kemudian dikumpulkan oleh Mr. J. H. Abendanon dan diterbitkan pada tahun 1911.
Surat tersebut disatukan pada sebuah buku yang bernama Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Salah satu isi suratnya yakni kepada Nyonya Abendanon pada 27 Oktober 1902 dan 4 September 1901, yang berbunyi:
“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya.
Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna?
Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut sebagai peradaban?”
“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas.
Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi”.
Surat lain yang ia tulis juga berisi pemikiran kritis tentang pendidikan dan hak-hak wanita pribumi.
Pentingnya Rayakan Hari Kartini
Di Indonesia, hingga saat ini Hari Kartini masih diperingati setiap tahun pada hari kelahiran Kartini, yakni 21 April.
Setiap tanggal 21 April, ditetapkan sebagai hari lahir Kartini dan tadinya merupakan hari libur nasional.
Biasanya, pada perayaan sejarah Raden Ajeng Kartini ini, para perempuan dan anak-anak mengenakan pakaian tradisional untuk melambangkan persatuan perempuan.
Perayaan hari Kartini pun diramaikan dengan berpartisipasi dalam kontes kostum, memasak, dan kompetisi merangkai bunga.
Tak jarang, biasanya juga diikuti lomba membaca puisi.
Baca Juga: Profil Maria Walanda Maramis, Pahlawan Wanita asal Minahasa
Sifat-Sifat Teladan Kartini
Dari belajar mengenal sejarah Raden Ajeng Kartini, sifat-sifat dan sikap teladan sosok pahlawan ini bisa menjadi contoh buah hati, lho.
Sikap dan sifat teladan R.A Kartini yang bisa diikuti bagi edukasi anak, antara lain:
1. Sikap Mandiri
Sifat teladan yang pertama rasa tidak pernah gentar menghadapi hal-hal yang menghalangi diri untuk maju.
Begitu juga dengan rasa berani dan mandiri dalam menghadapi apa pun.
Sejak kecil, sejarah Raden Ajeng Kartini sudah dikenal sebagai anak yang mandiri.
Ia mengajarkan para wanita Indonesia untuk berani dalam melawan yang tak sesuai dengan kemauan dan mampu melakukannya sendiri.
2. Sederhana dan Tidak Sombong
Ini menjadi sifat atau sikap selanjutnya yang perlu dicontoh bagi edukasi anak.
Meskipun lahir dari kalangan bangsawan, ia dikenal sebagai seseorang yang rendah hati.
Kartini merupakan perempuan yang sederhana dan tidak sombong. Ia tidak mau menggunakan status dan derajatnya untuk menindas kaum di bawahnya.
Bahkan, ia sangat mudah berteman dan berbaur dengan berbagai kalangan.
Ia juga mendirikan kerajinan kayu sebagai riwayat pekerjaan dan salah satu sumber penghasilan di daerah Jawa.
Baca Juga: Biografi Bung Tomo: Perjalanan Hidup dan Perjuangannya
3. Berwawasan Luas
Seperti kita tahu, Kartini tidak pernah berhenti belajar dan merasa bahwa pendidikan sangatlah penting bagi hidup.
Meskipun ia tidak dapat melanjutkan pendidikan formal, ia tetap rajin belajar secara mandiri.
Wawasan luas yang ia miliki berasal dari belajar melalui buku, lembaran tulisan, serta koran bekas yang ia baca setiap harinya.
Tidak heran jika ia berhasil mendirikan sekolah perempuan pertama di Jawa, Moms.
4. Pandai Berbahasa Asing
Tak hanya itu, ia menjadi sosok 'guru' untuk mengajarkan berbagai keterampilan wanita.
Keahlian yang ia tekuni seperti membaca, menulis, menjahit, memasak, dan berbagai keterampilan lainnya.
Ia juga suka belajar bahasa asing di masa kecilnya. Salah satunya bahasa Belanda yang cukup ia tekuni sejak ia kecil.
Baca Juga: Biografi Samanhudi, Saudagar Pendiri Sarikat Dagang Islam
5. Patuh Perintah Orang Tua
Kartini menjadi salah satu anak perempuan yang dinilai sangat menghormati orang tuanya.
Meski berakhir dijodohkan di usia masih dini, ia masih menghargai keputusan orang tua tanpa menyelaknya.
Ini menjadi sifat yang perlu diteladani anak masa kini terlepas zaman yang telah berubah.
Sekarang jadi lebih paham tentang sejarah Raden Ajeng Kartini ya, Moms? Semoga ini bermanfaat untuk edukasi Si Kecil dalam mengenal sejarah.
Film tentang Kartini
Kisah inspiratif Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan emansipasi perempuan, telah diabadikan dalam berbagai film layar lebar.
Film-film ini tidak hanya menyajikan kisah hidup Kartini, tetapi juga mengangkat nilai-nilai perjuangan dan semangatnya yang terus menginspirasi hingga saat ini.
Beberapa film tentang Kartini yang terkenal antara lain:
- R.A. Kartini (1982)
Film klasik ini disutradarai oleh Wim Umbas dan dibintangi oleh Christine Hakim sebagai Kartini.
Film ini menceritakan kisah hidup Kartini sejak kecil hingga akhir hayatnya, dengan fokus pada perjuangannya dalam memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan gender bagi perempuan.
- Surat Cinta untuk Kartini (2016)
Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini.
Film ini mengambil sudut pandang yang berbeda, yaitu dari sisi Kartini muda yang penuh semangat dan idealisme. Film ini juga mengangkat kisah cinta Kartini dengan Sosrokartono.
- Kartini (2017)
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini.
Film ini menceritakan kisah hidup Kartini dengan lebih detail dan komprehensif, mulai dari masa kecilnya di Rembang hingga perannya dalam Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta.
Film ini juga mengangkat berbagai isu sosial yang dihadapi perempuan pada masa itu.
Selamat menyambut Hari Kartini, Moms!
- https://www.unpak.ac.id/pdf/Sejarah_R.A.Kartini.pdf
- https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-r-a-kartini-sebagai-pahlawan-emansipasi-wanita-indonesia/
- https://www.gramedia.com/blog/6-sifat-teladan-kartini-nomor-empat-bisa-menginspirasimu/
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.