18 April 2024

Sejarah Raden Ajeng Kartini, Sejak Kecil hingga Tutup Usia

Kartini gigih memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia
Sejarah Raden Ajeng Kartini, Sejak Kecil hingga Tutup Usia

5. Ada Museum Peninggalan Kartini

Pernahkah Moms mengunjungi museum Kartini? Lokasi sejarah Raden Ajeng Kartini ini tepatnya di Desa Panggang, Kecamatan Jepara.

Museum ini telah didirikan pada 30 Maret 1975 di masa pemerintahan Soewarno Djojomardowo. 

Selain menyajikan benda-benda peninggalan Kartini, musem ini juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang terdapat di Jepara.

Menariknya lagi, nama Kartini dipakai oleh pemerintah Belanda sebagai istilah jalan di beberapa kota di Belanda.

Ia dikenal sebagai pejuang hak perempuan dan namanya berada di kota di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.

Penyebab R.A Kartini Meninggal Dunia

Kartini
Foto: Kartini

Sejarah Raden Ajeng Kartini pun tak luput dari penyebab ia meninggal dunia. Pernikahan Kartini tak berjalan lama, sebab ia meninggal pada 17 September 1904.

Ini tepat setahun lamanya setelah ia menikah. Penyebab ia meninggal dunia karena komplikasi melahirkan anak pertamanya.

Ia meninggal di usia 25 tahun tepat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Sekitar 7 tahun setelah kematiannya, buku yang berisi surat-surat pribadi tersebut mulai dipublikasikan. Ini dibantu oleh sahabatnya yakni Jacques H. Abendanon.

Ia menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini yang berjudul "Dari Kegelapan ke Terang: Pikiran Tentang dan Atas Nama Rakyat Jawa".

Baca Juga: Kenalan dengan 11 Alat Musik Jawa Timur dan Cara Memainkannya

Surat Peninggalan R.A Kartini

Surat dan Sejarah Raden Ajeng Kartini (ERA.id)
Foto: Surat dan Sejarah Raden Ajeng Kartini (ERA.id)

Jangan sampai melewati sejarah Raden Ajeng Kartini dari surat-surat yang ditulisnya.

Peninggalan surat yang ditulisnya ini untuk teman-temannya di negeri Belanda.

Surat-surat itu kemudian dikumpulkan oleh Mr. J. H. Abendanon dan diterbitkan pada tahun 1911.

Surat tersebut disatukan pada sebuah buku yang bernama Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Salah satu isi suratnya yakni kepada Nyonya Abendanon pada 27 Oktober 1902 dan 4 September 1901, yang berbunyi:

“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya.

Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna?

Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut sebagai peradaban?”

“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas.

Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi”.

Surat lain yang ia tulis juga berisi pemikiran kritis tentang pendidikan dan hak-hak wanita pribumi.

Baca Juga: 7+ Cara Menabung 1 Juta per Bulan untuk Anak Sekolah, Yuk Coba!

Pentingnya Rayakan Hari Kartini

Sejarah dan Fakta Raden Ajeng Kartini (Freepik.com)
Foto: Sejarah dan Fakta Raden Ajeng Kartini (Freepik.com)

Di Indonesia, hingga saat ini Hari Kartini masih diperingati setiap tahun pada hari kelahiran Kartini, yakni 21 April.

Setiap tanggal 21 April, ditetapkan sebagai hari lahir Kartini dan tadinya merupakan hari libur nasional.

Biasanya, pada perayaan sejarah Raden Ajeng Kartini ini, para perempuan dan anak-anak mengenakan pakaian tradisional untuk melambangkan persatuan perempuan.

Perayaan hari Kartini pun diramaikan dengan berpartisipasi dalam kontes kostum, memasak, dan kompetisi merangkai bunga.

Tak jarang, biasanya juga diikuti lomba membaca puisi.

Baca Juga: Profil Maria Walanda Maramis, Pahlawan Wanita asal Minahasa

Sifat-Sifat Teladan Kartini

Dari belajar mengenal sejarah Raden Ajeng Kartini, sifat-sifat dan sikap teladan sosok pahlawan ini bisa menjadi contoh buah hati, lho.

Sikap dan sifat teladan R.A Kartini yang bisa diikuti bagi edukasi anak, antara lain:

1. Sikap Mandiri

Ilustrasi Anak Mandiri (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Mandiri (Orami Photo Stock)

Sifat teladan yang pertama rasa tidak pernah gentar menghadapi hal-hal yang menghalangi diri untuk maju.

Begitu juga dengan rasa berani dan mandiri dalam menghadapi apa pun.

Sejak kecil, sejarah Raden Ajeng Kartini sudah dikenal sebagai anak yang mandiri.

Ia mengajarkan para wanita Indonesia untuk berani dalam melawan yang tak sesuai dengan kemauan dan mampu melakukannya sendiri.

Ini menjadi sifat atau sikap selanjutnya yang perlu dicontoh bagi edukasi anak.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb