26 Agustus 2024

25 Makanan Khas Nusantara dengan Filosofi Unik dan Kekinian

Siapa tahu salah satunya merupakan makanan favorit Moms

Indonesia memang kaya akan berbagai macam hal. Mulai dari tempat wisata yang indah, ragam budaya, serta makanan khas nusantara yang lezat.

Berbicara mengenai kuliner Indonesia, makanan-makanan ini tidak hanya merupakan santapan biasa, lho.

Ternyata ada beberapa makanan khas Nusantara yang memiliki filosofi menarik di baliknya.

Memiliki bentuk yang menarik hingga warna yang diatur, filosofi kuliner khas Indonesia ini akan selalu mengingatkan kita pada nilai-nilai kehidupan ketika menikmatinya.

Yuk, Moms cek di bawah ini makanan apa saja yang memiliki filosofi unik!

Makanan Khas Nusantara Indonesia dengan Filosofi Unik

Apa saja makanan-makanan khas nusantara yang memiliki filosofi unik di baliknya ya Moms? Yuk, kita tengok!

1. Nasi Tumpeng

Nasi Tumpeng (indoindians.com)
Foto: Nasi Tumpeng (indoindians.com)

Makanan khas Nusantara yang pertama adalah nasi tumpeng.

Nasi tumpeng biasa disajikan dalam acara-acara khusus atau acara penting.

Nasi tumpeng biasa terbuat dari nasi kuning berbentuk kerucut tinggi dengan berbagai lauk pelengkap di sekelilingnya.

Meskipun saat ini telah disajikan dengan berbagai macam bentuk, namun bentuk asli dari nasi tumpeng adalah kerucut yang menyerupai gunung.

Masyarakat Jawa melambangkan gunung sebagai tempat yang dekat dengan langit dan surga.

Artinya adalah menempatkan Tuhan pada posisi tertinggi yang menguasai alam dan manusia. Semua yang berasal dari Tuhan dan akan kembali pula ke Tuhan.

Bentuk menggunung nasi tumpeng juga dipercaya mengandung harapan agar hidup kita semakin naik dan memperoleh kesejahteraan yang tinggi.

Nama nasi tumpeng memiliki kepanjangan ‘yen metu kudu mempeng’ atau kalau keluar harus bersemangat.

Lauk-pauk yang ada di tumpeng berjumlah tujuh dalam Bahasa Jawa berarti pitu, makna dari kata pitu adalah pitulungan atau pertolongan.

2. Lontong

Siapa yang tidak mengenal makanan satu ini? Lontong juga memiliki filosofi menarik di baliknya, lho.

Makanan khas Nusantara ini menurut ajaran Jawa memiliki filosofi “olo e dadi kotong” atau dalam bahasa Indonesianya, kejelekannya sudah tidak ada atau hilang.

Jadi jika kita memakan lontong, diharapkan bisa jadi pengingat yang baik agar kita selalu bertaubat agar terampuni semua dosa-dosa.

3. Ketupat

Ketupat (sajiansedap.grid.id)
Foto: Ketupat (sajiansedap.grid.id)

Makanan berbentuk segiempat yang identik dengan bulan Ramadan ini juga memiliki filosofi yang menarik.

Tahukah Moms mengapa makanan khas Nusantara satu ini hanya disajikan di bulan Ramadan saja?

Idulfitri identik dengan momen untuk saling memaafkan dan makanan yang paling cocok menggambarkan hal ini adalah kupat.

“Ngaku lepat” adalah filosofi di balik makanan ini yang bisa diartikan mengakui kesalahan. Makanya, ketupat hanya afdol dimakan ketika satu sama lain saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

Terdapat empat hal yang bisa diresapi, antara lain:

  • Lebaran artinya usai yang mengibaratkan pintu ampunan terbuka lebar
  • Luberan artinya melimpah yang menyimbolkan ajaran untuk bersedekah
  • Leburan artinya melebur yang mengajarkan untuk saling memaafkan
  • Laburan artinya kapur yang melambangkan kesucian lahir dan batin

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Maghrib untuk Sendiri dan Berjamaah

4. Kolak

Satu lagi makanan khas Nusantara yang seringnya kita temui di bulan Ramadan adalah kolak.

Bahkan kolak juga memiliki 2 filosofi sekaligus, lho.

Kolak biasanya berisikan campuran umbi-umbian pendam yang bahasa Jawanya disebut “polo pendem”.

Filosofi ini mengingatkan kita jika pada akhirnya setiap manusia akan dipendam atau dikubur.

Filosofi keduanya ada pada santan. Bahan satu ini mengandung arti “sing salah nyuwun ngapunten” yang artinya adalah siapa pun yang bersalah haruslah meminta maaf.

Jadi selain beramal, permohonan maaf juga menjadi hal yang penting, ya.

5. Dawet

Dawet (sajiansedap.grid.id)
Foto: Dawet (sajiansedap.grid.id)

Siapa yang tidak tahu minuman bersantan yang dicampur dengan gula jawa dan cendol ini? Apalagi kalau bukan es dawet.

Minuman segar satu ini, selain rasanya yang enak dan lezat, makanan khas Nusantara ini juga memiliki filosofi yang unik, lho.

Nama cendol sendiri berasal dari jendol yang memiliki arti gumpalan.

Merepresentasikan sensasi saat menyantap isian dawet yang bergumpal-gumpal. Sedangkan di minuman dawet ayu, ada lambang Semar dan Gareng yang memiliki makna harapan agar dagangannya laris manis.

Pada pernikahan adat Jawa, dawet tak hanya dihidangkan di atas meja, namun disajikan sebagai rangkaian upacara pernikahan yang dikenal dengan dodol dawet artinya berjualan dawet.

Mengapa? Karena ternyata bentuk cendol yang bulat melambangkan kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak.

Para tamu undangan diperkenankan untuk membeli dawet tersebut tapi tidak menggunakan uang, melainkan menggunakan kreweng (koin yang terbuat dari tanah liat).

Hal ini menandakan bahwa sebenarnya hidup manusia berasal dari bumi.

Ibu calon mempelai wanita bertindak melayani pembeli, sementara sang ayah menerima pembayaran.

Hal ini mengajarkan kepada pasangan yang menikah tentang bagaimana mencari nafkah sebagai suami istri. harus saling membantu satu sama lain.

Ada yang berencana menikah dengan adat Jawa?

6. Sate Lilit

Makanan khas Nusantara dari Bali ini sudah tak asing ditelinga kita, mungkin sebagian besar dari Moms pasti pernah mencicipinya.

Umumnya sate lilit ini terbuat dari ikan tuna yang dicincang dan diberi bumbu serta kelapa muda parut.

Disebut sate lilit karena daging ikan tuna tersebut dililitkan pada potongan pipih daun kelapa.

Hidangan ini sering disajikan pada upacara adat di Bali. Ternyata, istilah lilit ini berasal dari kata kilit atau ikat yang melambangkan pemersatu.

Harapannya adalah masyarakat Bali tidak dapat dipecahbelah oleh apapun dan akan terus bersatu.

7. Sayur Lodeh

Sayur Lodeh (Orami Photo Stocks)
Foto: Sayur Lodeh (Orami Photo Stocks)

Siapa di sini yang merupakan penggemar berat sayuran lodeh yang gurih ini?

Sayur lodeh umum disajikan sebagai hidangan di rumah.

Namun, makanan khas Nusantara satu ini memiliki arti unik jika disajikan dalam sebuah acara, lho.

Pada acara selametan, sayur lodeh dihidangkan karena dilambangkan sebagai tolak bala.

Hal ini tidak terlepas dari 12 komponen penyusunnya yaitu labu kuning, kacang panjang, terong, kluwih, daun so, kulit mlinjo, labu siam, pepaya muda, nangka muda, kobis, sayur bayung dan kecambah kedelai.

Ternyata, angka 12, juga dapat dijumlah sebagai 1+2 menghasilkan angka 3.

Angka ini dalam filosofi Jawa berarti upaya meraih kehidupan masyarakat yang dilindungi oleh Tuhan yang Maha Kuasa.

Sementara, komponen pokok sayur lodeh yaitu labu kuning yang dalam bahasa Jawa disebut waluh memiliki arti wal (lepas) dan luh (air mata).

Artinya, membebaskan manusia dari tetes air mata, peluh atau penderitaan.

Santan sayur kelapa hijau biasa digunakan oleh masyarakat tradisional untuk penawar racun.

Santan dalam sayur ini juga menjadi simbol penawar racun duniawi. Karena kemewahan duniawi bisa menjadi racun bagi manusia.

Rendang yang lezat terbuat dari daging sapi yang dimasak dalam waktu lama hingga berjam-jam dengan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.