06 Mei 2022

Kenali Maladaptive Daydreaming, Gangguan Melamun yang Kerap Disangka Skizofrenia

Tenang saja, kondisi ini tidak perlu perawatan khusus
Kenali Maladaptive Daydreaming, Gangguan Melamun yang Kerap Disangka Skizofrenia

Moms pernahkah melamun berjam-jam dan tidak terusik oleh hal apapun? Jika sering terjadi, bisa saja Moms mengalami kondisi maladaptive daydreaming.

Melansir Healthline, maladaptive daydreaming adalah kondisi kejiwaan yang menyebabkan lamunan intens dan mengalihkan seseorang dari kehidupan nyata mereka.

Gangguan ini bukan bagian dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), sehingga tidak perlu menjalani perawatan khusus.

Tetapi beberapa ahli mengatakan kondisi ini adalah gangguan nyata yang dapat memiliki efek nyata pada kehidupan sehari-hari seseorang.

Jika Moms masih asing dengan kondisi ini, berikut adalah penjelasan lengkap tentang maladaptive daydreaming. Disimak yuk, Moms!

Baca Juga: Kenapa Anak Suka Melamun dan Bengong?

Tanda Maladaptive Daydreaming

Maladaptive Daydreaming.jpg
Foto: Maladaptive Daydreaming.jpg

Foto: shutterstock.com

Melamun adalah kondisi sesaat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan di sekitarnya, biasanya mereka membayangkan hal yang menyenangkan atau sesuatu yang diinginkan.

Menurut ahli kesehatan, melamun merupakan hasil dari kumpulan wilayah otak yang dikenal sebagai jaringan mode default.

Dengan kata lain, aktivitas otak di jaringan ini mencapai puncaknya saat otak tidak melakukan tugas.

Kemudian, tingkat aktivitas dalam jaringan ini akan turun jika otak diminta untuk memerhatikan tugas.

Jaringan mode default dianggap penting karena berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan introspeksi diri.

Akan tetapi, melansir dari Journal of Contemporary Psychotherapy, melamun berlebihan dapat menyebabkan fungsi normal seseorang dalam beraktivitas dan menjalin hubungan.

Kondisi inilah yang dikenal sebagai maladaptive daydreaming disorder.

Baca Juga: Memahami Gejala dan Penyebab Skizofrenia pada Anak

Seseorang yang mengaku memiliki kondisi maladaptive daydreaming mungkin memiliki satu atau lebih gejala gangguan, tetapi tidak harus semuanya.

Gangguan melamun berlebihan ini tidak tercantum secara resmi dalam DSM-5 sebagai masalah kesehatan mental, sehingga membuatnya sulit untuk menentukan gejala pasti yang ditimbulkan.

Meski begitu, beberapa orang dengan maladaptive daydreaming disorder melaporkan beberapa tanda dan gejala berikut ini, yang dilansir dari WebMD.

  • Lamunan yang dilakukan dengan karakter, latar, plot, dan fitur yang sangat mendetail mirip seperti film atau naskah skenario
  • Biasanya lamunan dipicu oleh berbagai peristiwa atau rangsangan eksternal, seperti menonton film atau mendengarkan musik tertentu
  • Lamunan bisa sangat panjang, bisa beberapa menit hingga berjam-jam, sehingga melumpuhkan aktivitas normal harian
  • Sering mengalami susah tidur di malam hari (insomnia)
  • Gairah untuk melamun sangat kuat
  • Ada ekspresi diri saat melamun, seperti tersenyum, tertawa, menangis, atau berbicara sendiri
  • Tampak melakukan gerakan berulang secara tidak sadar saat melamun, seperti menyentakkan tangan atau kaki

Maladaptive daydreaming terkadang disalah artikan dengan skizofrenia.

Kedua kondisi ini memiliki gejala yang tumpang tindih, tetapi orang yang melamun secara berlebihan tahu bahwa lamunan mereka tidak nyata.

Sedangkan orang yang menderita skizofrenia, akan kesulitan membedakan mana yang nyata dan mana yang fantasi.

Melamun berlebihan sering kali merupakan cara untuk melarikan diri dari keadaan saat ini. Itu sebabnya lebih sering terjadi pada orang dengan depresi dan kecemasan.

Baca Juga: Mengenal Separation Anxiety dan Tanda-tandanya Pada Bayi

Cara Mencegah dan Mengatasi Maladaptive Daydreaming

Daydreaming-or-Thought-Experiments-990x580.jpg
Foto: Daydreaming-or-Thought-Experiments-990x580.jpg

Foto: theharvest.com

Untuk kasus maladaptive daydreaming yang sudah parah, dalam hal ini sudah sampai mengganggu aspek hidup, baik dari sisi sosial, pekerjaan, maupun kesehatan, ahli menganjurkan untuk segera menemui psikolog klinis.

Biasanya, untuk menghadapi kasus semacam ini, terapi kognitif perilaku bisa membantu.

Selain itu, jelaskan pula kondisi Moms kepada orang yang bisa dipercaya. Sehingga, kalau sudah mulai berimajinasi, orang tersebut bisa segera membangunkan Moms.

Pastikan juga Moms punya waktu tidur yang cukup. Pasalnya, kurang tidur dan lelah bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk sering melamun.

Kenali juga pola-pola kemunculan kebiasaan melamun. Perilaku sering melamun kerap muncul sehabis menonton film, drama, atau habis bertemu dengan seseorang.

Jika sudah kenal dengan faktor pemicu maladaptive daydreaming, pasti Moms jadi lebih bisa menahan. Minimal, bisa mengurangi durasi dan frekuensi mengkhayal.

Baca Juga: Ketahui 5 Jenis Gangguan Tidur yang Berbahaya Bagi Balita

Bagaimana Cara Mendiagnosis Maladaptive Daydreaming?

maldaptive daydreaming
Foto: maldaptive daydreaming

Foto: verv.com

Para ahli masih belum tahu apa yang menyebabkan maladaptive daydreaming dan tidak ada metode diagnosis resmi.

Meskipun telah dikaitkan dengan kecemasan sosial atau trauma sebelumnya, orang dapat mengembangkan maladaptive daydreaming tanpa trauma sebelumnya.

Ada juga beberapa bukti bahwa maladaptive daydreaming cenderung memiliki imajinasi aktif sebagai anak-anak.

Peneliti awal mengembangkan tes yang dikenal sebagai Maladaptive Daydreaming Scale (MDS) untuk mempelajari lebih lanjut dan menentukan karakteristik maladaptive daydreaming.

Melansir Sleep Foundation, ada 14 bagian penilaian yang dapat membantu dokter menentukan apakah seseorang menderita maladaptive daydreaming.

Seseorang menilai tingkat keparahan dan frekuensi gejalanya, menjawab pertanyaan seperti:

  • Apa yang terjadi dalam lamunan Anda? Seberapa jelas dan detailnya?
  • Bisakah Anda menghentikan diri Anda dari melamun? Apakah kamu mau?
  • Apakah lamunan Anda mengganggu kehidupan sehari-hari Anda?

Namun, ada beberapa tumpang tindih antara maladaptive daydreaming dan kondisi lainnya.

Individu dengan maladaptive daydreaming menunjukkan lebih banyak gejala depresi, kecemasan umum, kecemasan sosial, dan disosiasi. Mereka juga lebih mungkin untuk memiliki:

Baca Juga: Info Buat yang Hobi Begadang, Ini Manfaat Tidur Cukup dan Berkualitas

Perawatan untuk Maladaptive Dyadreaming

Man-Sleeping.jpg
Foto: Man-Sleeping.jpg (discovermagazine.com)

Foto: Orami Photo Stock

Tidak ada pengobatan resmi untuk maladaptive daydreaming.

Fluvoxamine, obat yang biasa diresepkan untuk mengobati OCD, ditemukan efektif dalam studi kasus dari satu pasien.

Biasanya, pengobatan berfokus pada pengurangan kemungkinan mengalami lamunan maladaptif melalui tidur yang lebih baik dan manajemen gejala.

Walau demikian, Moms mungkin harus mempertimbangkan beberapa langkah perawatan maladaptive daydreaming berikut ini:

1. Tingkatkan Kualitas Tidur

Mengadopsi kebiasaan tidur yang lebih baik dapat meningkatkan kualitas tidur dan berpotensi berdampak pada maladaptive daydreaming.

Tetapkan dan ikuti jadwal tidur yang teratur setiap hari dalam seminggu, bahkan akhir pekan.

Berikan diri Moms cukup waktu untuk menikmati setidaknya tujuh jam tidur. Tetapkan pula rutinitas waktu tidur yang menenangkan untuk membantu Moms rileks hingga tertidur

Dan jangan lupa untuk berolahraga setiap hari dan makan dengan baik.

2. Pahami Gejala

Gunakan notepad kecil atau aplikasi catatan di ponsel untuk merekam apa yang sedang Moms lakukan atau sebelum mengalami maladaptive daydreaming.

Setelah mengetahui apa pemicunya, Moms dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari faktor tersebut atau memahami mengapa mereka dapat memicu maladaptive daydreaming.

3. Pertimbangkan Terapi

Seorang terapis dapat membantu Moms memproses trauma yang mendasari dan mungkin mengidentifikasi apa yang memicu maladaptive daydreaming.

Mereka juga dapat merekomendasikan strategi khusus untuk mengelola gejalanya.

Misalnya, teknik grounding dapat membantu. Beberapa terapis atau psikiater mungkin juga merekomendasikan untuk mengubah akhir plot lamunan dari baik menjadi buruk untuk membuat lamunan kurang bermanfaat.

Jika Moms merasa kecanduan melamun, atau seperti lamunan mengganggu kehidupan sehari-hari, segera bicarakan dengan dokter.

Mereka dapat memberikan rekomendasi untuk mengendalikan kecenderungan untuk melamun dan memberikan tips untuk fokus yang lebih baik dan tidur yang lebih baik.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Sehat Sebelum Tidur

Itu dia Moms seputar maladaptive daydreaming yang mungkin Moms belum ketahui. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://www.sleepfoundation.org/mental-health/maladaptive-daydreaming
  • https://www.healthline.com/health/mental-health/maladaptive-daydreaming#outlook
  • https://www.brainacademy.id/blog/maladaptive-daydreaming
  • https://www.webmd.com/mental-health/what-to-know-excessive-daydreaming
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/319400
  • https://www.academia.edu/3342105/Maladaptive_Daydreaming_A_Qualitative_Inquiry

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb