
Meski terdengar serupa, ternyata ada perbedaan OCD dan OCPD yang perlu Moms pahami. Pernahkah mendengar salah satu atau kedua kondisi tersebut, Moms?
Jika belum atau sudah pernah dengar tapi masih bingung dan kerap tertukar dengan perbedannya, Moms perlu cari tahu lebih banyak lagi di sini.
Yuk, simak perbedaan OCD dan OCPD berikut!
Baca Juga: Tips Berdamai dengan Diri Sendiri, Bantu Tenangkan Jiwa dan Pikiran
Foto: Perempuan Cemas (Freepik.com/cookie-studio)
OCPD (Obsessive Compulsive Personality Disorder) adalah suatu gangguan kepribadian yang sering disamaartikan dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Padahal, OCD adalah kondisi gangguan yang berhubungan dengan perilaku seseorang.
Kedua gangguan ini memang punya nama yang mirip, bahkan kerap dikira sama.
Padahal, OCD dan OCPD adalah 2 gangguan berbeda dengan gejala, penyebab, dan penanganan yang juga tidak sama.
Jika dilihat dari definisinya, perbedaan OCD dan OCPD seperti ini, Moms.
OCD adalah gangguan ketika seseorang memiliki pola pikir dan ketakutan atau obsesi yang membuat dirinya cenderung melakukan perilaku berulang (kompulsi).
Secara rincinya begini, obsesi adalah pikiran dan desakan yang berulang serta menggangu, sehingga membuat pengidapnya mengalami kecemasan.
Perilaku berulang-ulang yang kerap dilakukan misalnya:
Jadi, orang dengan OCD umumnya punya pikiran berulang dan obsesif untuk mengulangi perilaku. Inilah yang dikenal sebagai kompulsi.
Ibaratnya, kompulsi adalah tindakan yang dilakukan berulang-ulang untuk membantu mengurangi kecemasan atau obsesi si pengidapnya, menurut American Psychiatric Association.
Sebagai contoh, seseorang dengan OCD memiliki obsesi tentang keamanan.
Nah, bentuk kompulsinya bisa berupa berulang kali memeriksa apakah pagar sudah digembok atau pintu sudah dikunci, meski ia telah melakukannya berulang kali.
Sementara definisi OCPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan:
Seseorang yang mengalami OCPD biasanya merasa perlu untuk memaksakan standar diri melebihi standar di lingkungannya.
Kondisi ini kerap membuat orang dengan OCPD mengalami kecemasan, depresi, bahkan sulit mempertahankan hubungan baik dengan orang lain.
Seseorang dengan OCPD mungkin tidak selalu menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan obsesi dan kompulsi yang berlebihan dan tidak masuk akal, Moms.
Inilah yang menjadi salah satu perbedaan OCD dan OCPD. Banyak waktu dan aktivitas harian yang terganggu akibat gangguan ini.
Baca Juga: 4 Cara Menerapkan Positive Mental Attitude yang Jadi Kunci Kesuksesan
Foto: Perbedaan Gejala OCD dan OCPD (Orami Photo Stock)
Berikut ini perbedaan OCD dan OCPD berdasarkan gejalanya.
Umumnya, gangguan OCD meliputi perilaku obsesi dan kompulsi. Namun, pengidapnya bisa hanya mengalami salah satu di antara obsesi atau kompulsi.
Seseorang dengan OCD bisa memiliki gejala obsesi berikut:
Jika ditelisik lebih dalam, seseorang dengan OCD biasanya mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka.
Alhasil, orang yang mengalami OCD kerap mengalami isolasi sosial dari orang-orang di sekitarnya.
Sementara pada kompulsi yang dialami seseorang dengan OCD, seolah ada sesuatu yang mendorong pengidapnya untuk melakukan perilaku berulang.
Sebenarnya, tujuan perilaku berulang ini untuk mengurangi kecemasan atau mencegah terjadinya sesuatu buruk.
Namun, kompulsi mungkin tidak membawa kesenangan dan hanya memberikan selingan sementara dari kecemasan.
Seseorang dengan OCD bisa memiliki gejala kompulsi sebagai berikut:
Gangguan OCDP bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya, sebagai berikut:
Baca Juga: 10 Sumber Protein Terbaik untuk Mendukung Pertumbuhan Anak, Si Kecil Jadi Lebih Kuat dan Sehat!
Foto: Penyebab OCD dan OCPD (Orami Photo Stock)
Berikut perbedaan penyebab OCD dan OCPD:
Penyebab gangguan obsesif-kompulsif tidak sepenuhnya dipahami. Gangguan ini mungkin disebabkan oleh hal-hal berikut:
Faktor risiko OCD sendiri meliputi hal berikut ini:
Sejauh ini, penyebab OCPD belum diketahui. Namun, OCPD mungkin disebabkan oleh faktor genetik dan pengalaman masa lalu.
Misalya, semasa kecil dituntut menjadi anak yang sempurna, sehingga kebiasaan ini terbawa hingga dewasa.
Seseorang yang memiliki gangguan mental berisiko lebih besar untuk mengalami OCPD. Bahkan, orang dengan OCD parah lebih mungkin mengalami OCPD di kemudian hari.
Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!
Foto: Pengobatan OCD dan OCPD (Essence.com)
Karena ciri dan penyebabnya berbeda, pengobatan OCD dan OCPD pun berbeda pula, Moms. Seperti apa pengobatan kedua kondisi ini?
Penanganan untuk OCD mungkin tidak berujung pada penyembuhan.
Akan tetapi, upaya ini bisa membantu pengidapnya mengalami gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perawatan juga ditentukan oleh tingkat keparahan OCD. Biasanya, penanganan mencakup kombinasi dari psikoterapi dan minum obat-obatan.
Psikoterapi untuk menangani OCD mencakup terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT).
Pada terapi CBT, orang dengan OCD diminta untuk mempelajari bagaimana caranya menahan keinginan agar tidak melakukan kebiasaan kompulsif sekaligus mengelola obsesi.
Selain itu, obat psikiatri, seperti antidepresan, bisa diberikan bersamaan dengan psikoterapi untuk membantu mengendalikan gejala obsesi dan kompulsi.
Baca Juga: Depersonalisasi, Gangguan Kesehatan Mental Seolah Tubuh Terpisah dari Jiwa
Mirip seperti pengobatan OCD, pada OCPD umumnya pasien juga membutuhkan CBT.
Namun, ada lagi perbedaan OCD dan OCPD pada pengobatan. Cara mengobati OCPD juga mencakup pengobatan dan relaksasi.
Pengobatan di sini dilakukan dengan rutin minum obat serotonin re-uptake inhibitor atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
Tujuannya untuk mengurangi gejala kecemasan karena perilaku obsesif dan kompulsif.
Selanjutnya, ada juga relaksasi misalnya dengan latihan teknik pernapasan dan relaksasi khusus untuk membantu mengurangi stres.
Bentuk relaksasi bisa dilakukan dengan yoga, tai chi, serta pilates.
Nah, itu dia perbedaaan dari kedua kondisi tersebut. Jadi, jangan lagi tertukar antara OCD dan OCPD, ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.