
Ophidiophobia adalah salah satu jenis fobia yang terjadi akibat rasa takut berlebihan terhadap ular.
Memang normal untuk seseorang jika takut terhadap ular, tetapi sangat berbeda pada pengidap fobia.
Rasa takut yang timbul sangat besar dan bahkan mulai mengganggu kehidupan atau keseharian. Dengan begitu, fobia ini dikategorikan terhadap gangguan kecemasan.
Seseorang dikategorikan menderita ophidiophobia jika:
Foto: Ophidiophobia (verywellmind.com)
Foto: verywellmind.com
Seseorang dengan fobia ini sering kali mengalami gejala berupa serangan panik.
Selain itu, pengidapnya juga bisa mengalami perasaan takut, cemas, dan panik yang tiba-tiba saat melihat ular.
Perasaan takut ekstrem ini dapat membuat seseorang hanya memikirkan ular tanpa berada di dekatnya secara fisik.
Gejala ophidiophobia lain yang harus diwaspadai, antara lain:
Seseorang yang bertemu ular dapat mengalami masalah kecemasan dan serangan panik dengan gejala, seperti:
Perasaan cemas ini dapat memengaruhi sistem kekebalan seseorang yang memiliki fobia mungkin sering merasa tidak enak badan atau memiliki masalah sistem pencernaan.
Maka dari itu, penting untuk memeriksakan gejala yang dirasakan ini.
Baca Juga: Simak 6 Ular Berbisa di Indonesia, Waspada!
Foto: Ophidiophobia (phobia.fandom.com)
Foto: phobia.fandom.com
Mengutip dari Web MD, rasa takut yang intens dan tidak dapat dijelaskan terhadap ular dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Baca Juga: Benarkah Makan Ular Berkhasiat Bagi Kesehatan? Cek Faktanya yuk!
Memang termasuk sesuatu yang normal untuk merasa gugup atau takut di sekitar hewan yang tidak dikenal.
Selain itu, ada sejumlah mitos umum tentang ular yang membuat orang mengalami rasa takut berlebihan.
Maka dari itu, penting untuk tahu cara memastikan seseorang menderita rasa takut berlebih pada ular atau tidak.
Untuk melakukan diagnosis, dokter awalnya akan menanyakan serangkaian pertanyaan untuk mengumpulkan informasi tentang gejala dan rasa takut.
Dokter akan meninjau riwayat medis, kejiwaan, dan masalah terkait sosial.
Ahli medis tersebut juga dapat merujuk ke Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, untuk mendiagnosis fobia spesifik.
Dokter juga dapat merencanakan perawatan berdasarkan diagnosis akhir.
Mengacu pada jurnal yang dilakukan oleh Heliyon, ada beberapa cara cepat yang bisa dilakukan untuk mendeteksi seseorang alami ophidiophobia atau tidak. Berikut caranya:
Kuesioner dengan nama SNAQ ini dapat menilai komponen verbal-kognitif terhadap rasa takut pada ular.
Setiap pertanyaan akan menilai seberapa parah rasa takut yang timbul saat membayangkan ular dan sejenisnya.
Survei ini dilakukan untuk menilai seluruh tingkat kecemasan dalam kehidupan seseorang, termasuk rasa cemas akibat ular. Ada 51 pertanyaan yang berkaitan dengan banyak hal.
Seseorang harus memberikan penilaian dari 1-7 dengan indikator tidak takut sampai teror. Angkanya akan dihitung apakah seseorang alami fobia atau tidak.
DSR, atau Disgust Scale-Revised, adalah skala kepribadian laporan diri untuk menilai perbedaan individu dalam kecenderungan terkait perasaan jijik.
Sama seperti sebelumnya, ada 27 pertanyaan yang harus diisi dengan skala. Angka tersebut akan dinilai sekaligus melihat ada tidaknya fobia yang dialami.
Di tahap akhir, pesertanya akan melihat foto-foto ular dan ahli medis akan melihat indikasi yang dihasilkan.
Dengan begitu, diagnosis yang tepat bisa dilakukan apakah seseorang benar alami ophidiophobia atau tidak.
Baca Juga: Cara Mengatasi Gigitan Ular dan Daftar Rumah Sakit yang Sediakan Serum Anti-Bisa
Foto: Ophidiophobia (healthbenefitstimes.com)
Foto: healthbenefitstimes.com
Beberapa orang yang menderita fobia ini mungkin tidak membutuhkan pengobatan. Hal yang penting dilakukan hanyalah menghindari apa pun yang menyebabkan fobia tersebut.
Setiap orang yang memiliki masalah ini juga harus berkonsultasi pada psikiater.
Terutama jika ini adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan atau mulai memengaruhi kehidupan sosial, pekerjaan, atau pribadi.
Mungkin perlu waktu agar pengobatan ophidiophobia dapat berhasil.
Namun, hal tersebut tergantung pada seberapa serius kondisinya. Perlu diketahui jika dengan pengobatan, lebih dari 90% orang berhasil pulih dari fobia.
Psikoterapi dalam bentuk terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif bersama dengan konsumsi obat disebut-sebut paling efektif untuk mengobati kondisi tersebut.
Nah, berikut beberapa cara pengobatan terhadap ophidiophobia:
Terapi ini secara perlahan dapat meningkatkan rasa takut hingga mampu mengendalikannya.
Metode ini dimulai dengan terapis berbicara tentang ular, meminta seseorang yang diperiksa untuk membaca tentang ular, menunjukkan gambar ular, mengatur kunjungan untuk melihat ular di kebun binatang setempat.
Akhirnya diminta untuk mencoba memegang ular. Semua ini terjadi secara bertahap dan pindah ke tingkat berikutnya saat tingkat kenyamanan sudah meningkat.
Dokter dapat mengajarkan cara-cara baru untuk melihat ular dan berperilaku di sekitar hewan tersebut menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT).
Dengan begitu rasa takut dapat teratasi sehingga kepercayaan diri dapat meningkat pada kemampuan untuk mengatasi rasa takut.
Fobia biasanya dapat diatasi dengan terapi bicara.
Terkadang, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan jangka pendek untuk membantu mengobati kondisi seperti kecemasan yang alami sebagai bagian dari fobia.
Dokter mungkin juga menyarankan teknik mindfulness, praktik meditasi, atau aktivitas fisik dalam bentuk olahraga.
Cara ini dapat membantu untuk mengatasi perasaan dan stres yang terjadi akibat rasa takut pada ular.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.