7 Cara Mengatasi Kecemasan Sosial, Kenali Penyebabnya
Perubahan pola hidup karena pandemi COVID-19 meningkatkan masalah kecemasan sosial.
Apalagi setelah beberapa tahun kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena keterbatasan untuk bersosialisasi dengan orang di sekitar.
Selama pandemi, pemerintah mendesak masyarakat untuk menjauhkan diri secara fisik dari orang-orang lain di luar rumah.
Jarak fisik ini dipercaya dapat mengurangi angka infeksi virus corona karena tidak berada di dekak orang lain yang mungkin menularkannya, akan tetapi kurangnya interaksi juga dapat menimbulkan kecemasan sosial.
Orang yang hidup dengan kecemasan sosial sering menghindari interaksi dengan orang lain untuk menghindari rasa takut.
Jarak fisik selama pandemi dapat memudahkan orang untuk menghindari bersosialisasi, yang dapat memberikan kelegaan jangka pendek.
Namun, menghindari interaksi sosial juga dapat menumbuhkan terus kecemasan sosial, dan jika tidak segera diobati, dapat berbahaya.
Oleh karena itu, kecemasan sosial harus segera diatasi. Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Ini Dampak Gangguan Kesehatan Mental Jika Tidak Diatasi, Jangan Anggap Enteng!
Apa Itu Kecemasan Sosial?
Melansir WebMD, kecemasan sosial atau social anxiety disorder adalah rasa takut dan cemas diberi penilaian buruk, dianggap remeh, atau bahkan tidak diterima dalam berbagai situasi sosial.
Rasa takut bisa muncul karena berpikir bahwa orang akan berpikir buruk tentang diri Moms.
Selain itu, ada rasa khawatir bahwa Moms tidak akan tampil atau bekerja sebaik yang diharapkan atau setara dengan orang lain.
Gejala kecemasan sosial ini, umumnya meliputi:
- Takut berada di dalam situasi sosial di mana mungkin akan dinilai oleh orang lain
- Terlalu khawatir akan mempermalukan diri sendiri di hadapan orang lain
- Rasa takut yang amat sangat untuk berinteraksi dengan orang asing
- Rasa takut orang lain akan menyadari bahwa Moms merasa cemas
- Rasa takut tubuh bereaksi saat merasa malu, seperti pipi memerah, muncul keringat berlebih, tubuh bergetar, atau suara yang gemetar
- Menghindari berbicara dengan orang lain karena malu
- Berusaha untuk berada di situasi sosial tertentu tapi dengan rasa cemas dan takut yang berlebihan
- Menghabiskan waktu untuk mengevaluasi kekurangan diri sendiri setiap baru menghadapi situasi sosial tertentu
- Selalu mengira akan terjadi hal yang buruk pada dirinya saat berada pada situasi sosial
Hal ini juga bisa menyebabkan Moms blushing, napas pendek-pendek, hingga mual ketika berada di lingkungan sosial.
Baca Juga: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Anxiety Attack
Penyebab Kecemasan Sosial
Selain stres karena harus di rumah saja selama pandemi, kecemasan sosial juga bisa disebabkan beberapa hal lain.
Melansir Mayo Clinic, penyebab kecemasan sosial lainnya adalah:
1. Peristiwa Masa Lalu
Kecemasan sosial bisa jadi muncul karena penderita pernah mengalami peristiwa memalukan atau tidak menyenangkan, yang disaksikan oleh orang lain.
2. Keturunan atau Pola Asuh
Kecemasan sosial cenderung diturunkan dalam keluarga.
Namun demikian, belum bisa dipastikan apakah hal ini dipicu oleh faktor genetik atau karena pola asuh orang tua, misalnya terlalu mengekang.
Kemungkinan lainnya adalah anak meniru sikap orang tua yang kerap merasa cemas saat berhadapan dengan orang lain.
3. Struktur Otak
Rasa takut sangat dipengaruhi oleh bagian otak yang disebut amygdala.
Amygdala yang terlalu aktif akan membuat seseorang mengalami rasa takut yang lebih kuat.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko munculnya kecemasan secara berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga: 11 Manfaat Journaling, Bisa Membantu Meredakan Kecemasan
Mengatasi Kecemasan Sosial
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi kecemasan sosial saat pandemi? Yuk coba cara di bawah ini Moms.
1. Menjaga Kesehatan Keuangan
Psikolog dari Riliv, Prita Yulia Maharani, mengatakan milenial dapat menjaga kesehatan mental dengan mulai menjaga kesehatan keuangan.
“Sebab uang adalah salah satu kebutuhan vital sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak terjebak dalam pola salah urus yang akan mengakibatkan banyak kerugian, penyesalan mendalam hingga mengakibatkan gangguan mental,” jelas Prita yang juga menjadi pembicara dalam virtual talk show SuperYou bertajuk #SuperONEderful.
Menurutnya, tanda awal terjadinya gangguan mental dapat dilihat dari perubahan kepribadian, seperti:
- Mulai muncul kecemasan
- Sering mengalami mood swing
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Kurang merawat diri
- Hingga melakukan hal yang berisiko tinggi pada dirinya, bahkan muncul suicide thought.
Oleh karena itu, bijak mengelola keuangan adalah langkah pertama yang wajib dilakukan agar keuangan selalu sehat.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan untuk Moms dalam Menghadapi Resesi
2. Batasi Menonton atau Membaca Berita
Meskipun kita perlu tahu bagaimana pandemi berkembang di masyarakat, terlalu banyak mendengar tentang berita dapat meningkatkan kesedihan, ketakutan, dan stres.
American Psychological Association menyarankan untuk membatasi menonton dan membaca berita hingga batas yang wajar dan mendapatkan pembaruan hanya dari sumber informasi yang memiliki reputasi baik.
3. Ikuti Rutinitas Setiap Hari
Rutinitas orang telah berubah karena jarak fisik.
Rutinitas sehari-hari dapat membantu orang dewasa dan anak-anak mempertahankan tujuan saat mereka berlindung, terutama jika mereka tidak dapat lagi pergi bekerja atau sekolah.
Untuk mengatasi kecemasan sosial, berilah diri kesematan berutinitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
4. Pertahankan Gaya Hidup Sehat
Ini merupakan hal yang penting dalam mengatasi kecemasan sosial.
Tidur yang cukup, makan makanan seimbang, dan berolahraga setiap hari dapat membantu Moms mengatasi kecemasan sosial.
Orang yang menemukan bahwa mereka mengandalkan alkohol atau obat-obatan untuk membantu mereka mengatasi isolasi harus segera membuat jadwal temu dengan dokter atau terapis untuk mengatasinya.
5. Tetap Minum Obat yang Diresepkan
Meskipun orang dengan kecemasan sosial mungkin merasa lebih baik saat mereka berlindung di tempat, mereka tidak boleh berhenti minum obat kecuali jika dokter memerintahkan mereka untuk melakukannya.
Baca Juga: Sakit Setiap Mau Sekolah, Apakah Ini Serangan Cemas?
6. Terapi Perilaku Kognitif
Psikiater sering meresepkan CBT untuk orang yang hidup dengan kecemasan sosial. Meskipun kantor dokter mungkin tutup, beberapa terapis CBT menawarkan layanan online.
CBT berbasis internet dapat menjadi strategi yang efektif ketika terapi secara langsung tidak memungkinkan.
7. Strategi Psikologis Lainnya
Psikolog merekomendasikan untuk membuat jurnal rasa syukur setiap hari. Rasa syukur dapat membantu orang untuk fokus pada hal baik yang dapat dilakukan di dalam ruangan untuk orang lain, bukan pada kerugiannya.
Moms juga dapat mencoba menggunakan aplikasi kesadaran dan relaksasi di ponsel mereka, yang dapat mempermudah mengatasi stres.
Selama pandemi, wajar jika Moms merasa cemas dan bahkan mengalami kecemasan sosial.
Namun, siapa pun yang mengalami stres ekstrem, kesulitan tidur, kesulitan dengan tugas sehari-hari, atau peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Jadi tetap waspada ya, Moms!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/social-anxiety-disorder/symptoms-causes/syc-20353561
- https://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mental-health-social-anxiety-disorder
- https://www.apa.org/practice/programs/dmhi/research-information/social-distancing
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.