Waspada Suicidal Thought, Berikut Gejala dan Cara Mengatasinya
Pernahkah Moms mengalami suicidal thought? Jika iya, Moms sebaiknya segera mencari pertolongan untuk mengatasinya.
Menurut Mayo Clinic, suicidal thought merupakan perasaan atau pikiran untuk melakukan bunuh diri.
Biasanya, seseorang dengan suicidal thought sedang menghadapi masalah sehingga mereka berpikir satu-satunya cara untuk menyelesaikannya adalah dengan bunuh diri.
Padahal, masih ada beragam cara lain yang lebih aman untuk mengatasi masalah sehingga dapat menikmati kehidupan seperti sedia kala.
Lalu, apa saja gejala suicidal thought dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasannya Moms.
Baca Juga: Ini Dampak Gangguan Kesehatan Mental Jika Tidak Diatasi, Jangan Anggap Enteng!
Apa Itu Suicidal Thought?
Foto: Pexels/Guilman
Perlu Moms ketahui bahwa suicidal thought dibagi dalam 2 jenis.
Pertama, suicidal thought pasif, dimana seseorang berharap mati, tetapi sebenarnya tidak punya rencana untuk bunuh diri.
Kedua, suicidal thought aktif yang berarti seseorang tidak hanya memikirkan tentang bunuh diri, tetapi memiliki niat untuk bunuh diri, termasuk merencanakan bagaimana melakukannya.
Suicidal thought lebih banyak memengaruhi orang yang memiliki masalah kesehatan mental.
Misalnya, depresi atau bipolar. Meski demikian, siapa pun bisa saja mengalaminya.
Terutama ketika mereka sedang mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan.
Baca Juga: 8 Jenis Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Kenal
Gejala
Foto: Pexels/Daniel Reche
Tak hanya merasa atau memiliki pikiran, dan berharap untuk bunuh diri, ada banyak gejala lain yang menandakan seseorang memiliki suicidal thought.
Ada banyak hal lain yang menjadi gejala suicidal thought, berikut di antaranya:
- Berbicara tentang bunuh diri
- Mengungkapkan penyesalan dan kritik diri yang parah
- Mendapatkan sarana untuk bunuh diri
- Menarik diri dari kontak sosial dan ingin dibiarkan sendiri
- Memiliki suasana hati yang berubah-ubah
- Disibukkan dengan kematian, sekarat atau kekerasan
- Merasa terjebak atau putus asa tentang suatu situasi
- Menangis dan diliputi oleh pikiran negatif
- Rasa sakit yang tak tertahankan dan membayangkannya tidak akan berakhir
- Merasa tidak berguna, tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan oleh orang lain
- Berpikir bahwa semua orang akan lebih baik tanpamu
- Mati rasa secara fisik
- Berbicara tentang balas dendam, rasa bersalah, atau rasa malu
- Mengalami agitasi atau kecemasan yang meningkat
- Meningkatkan penggunaan alkohol atau obat-obatan
- Mengubah rutinitas normal, termasuk pola makan atau tidur
- Melakukan hal-hal yang berisiko atau merusak diri sendiri
- Mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang
- Kepribadian yang berkembang berubah atau menjadi sangat cemas atau gelisah
Banyaknya gejala suicidal thought tidak selalu terlihat jelas, dan mungkin berbeda pada setiap orang.
Beberapa orang akan memperjelas niat mereka, sementara yang lain ada yang memilih merahasiakan pikiran dan perasaan untuk bunuh diri.
Baca Juga: Hubungan Antara Depresi dan Gangguan Makan, Ketahui Gejalanya
Penyebab
Foto: Pexels/Andrew Neel
Sama seperti gejalanya, suicidal thought dapat disebabkan oleh banyak hal dan setiap orang akan berbeda.
Namun biasanya, suicidal thought muncul akibat dari perasaan putus asa sehingga merasa tidak bisa mengatasi suatu masalah saat berada dalam situasi yang sulit.
Adanya perasaan atau pikiran tentang bunuh diri sebagai cara satu-satunya dalam mengakhiri masalah juga bisa menjadi penyebab suicidal thought.
Selain itu, ketika seseorang tidak memiliki harapan di masa depan, mereka lebih mungkin mengalami suicidal thought.
Faktor genetika atau keturunan pun bisa menyebabkan suicidal thought.
Orang yang benar-benar bunuh diri atau seseorang yang memiliki pikiran dan perilaku untuk bunuh diri lebih cenderung memiliki riwayat bunuh diri dalam keluarganya.
Baca Juga: Waspadai Tanda-tanda Toxic Relationship dan Cara Tepat Mengakhirinya
Faktor Risiko
Foto: Pexels/Engin Akyurt
Siapa pun bisa mengalami suicidal thought, dari umur berapa pun dan jenis kelamin apa saja.
Namun, percobaan bunuh diri lebih sering terjadi pada wanita.
Meski demikian, pria lebih mungkin melakukan bunuh diri dibandingkan wanita karena mereka biasanya berani menggunakan metode yang lebih mematikan, seperti senjata api.
Beberapa orang dengan kondisi di bawah ini juga lebih mungkin atau berisiko tinggi mengalami suicidal thought:
- Pernah mencoba bunuh diri sebelumnya.
- Mengetahui, mengidentifikasi, atau dikaitkan dengan seseorang yang telah bunuh diri
- Merasa putus asa, tidak berharga, gelisah, terisolasi secara sosial
- Kesepian
- Tidak mencari bantuan saat merasa mengalami gangguan mental
- Stres karena diskriminasi dan prasangka
- Mengalami bullying atau trauma
- Adanya paparan perilaku bunuh diri dari orang lain
- Mengalami peristiwa kehidupan yang menegangkan
- Memiliki masalah penyalahgunaan zat
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri dan memiliki akses pada senjata api
- Memiliki gangguan kejiwaan seperti depresi
- Memiliki riwayat keluarga gangguan mental, penyalahgunaan zat, bunuh diri, atau kekerasan
- Memiliki kondisi medis yang dapat dikaitkan dengan depresi dan pemikiran untuk bunuh diri
- Lesbian, gay, biseksual atau transgender dengan keluarga yang tidak mendukung
Baca Juga: Gangguan Mental pada Wanita, Ini Gejala dan Jenis-jenisnya
Cara Mengatasi Suicidal Thought
Foto: Pexels/Polina Zimmerman
Apabila Moms mengalami salah satu gejala dan termasuk dalam orang berisiko suicidal thought, segeralah cari bantuan untuk mengatasinya.
Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi pemikiran bunuh diri.
1. Bantuan Orang Terdekat
Jangkau teman dekat atau orang yang dicintai, meskipun mungkin sulit untuk membicarakan perasaan atau pikiran Moms tentang bunuh diri.
Melibatkan orang yang dicintai dalam perawatan dapat membantu mereka lebih memahami apa yang penderita suicidal thought alami, mempelajari tanda peringatan, dan meningkatkan dinamika keluarga.
Hubungi juga pemuka agama, pemimpin spiritual, atau seseorang di komunitas keagamaan, karena dukungan rohaniah mungkin dapat membantu.
2. Hotline Bunuh Diri
Moms bisa menghubungi hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454 atau LSM Jangan Bunuh Diri (021-9696-9293).
3. Bantuan Psikolog atau Psikiater
Buatlah janji dengan dokter, penyedia perawatan kesehatan lain atau ahli kesehatan mental.
Mereka mungkin akan merekomendasikan Moms menjalani terapi bicara (psikoterapi).
Jika Moms mengalami suicidal thought akibat peningkatan penggunaan alkohol atau narkoba, Moms juga akan menjalani rehabilitasi.
Selain itu, psikolog atau psikiater juga bisa memberikan pengobatan depresi yang mendasari suicidal thought.
Misalnya antidepresan, obat antipsikotik, atau obat anti-kecemasan.
4. Ubah Gaya Hidup
Moms juga bisa memperbaikinya dengan mengubah gaya hidups.
Misalnya, dengan mengelola stres, memperbaiki tidur, makan, dan kebiasaan olahraga, membangun hubungan atau mencari support system yang kuat, dan menyediakan waktu untuk hobi dan minat.
Ingatlah bahwa perasaan, pikiran, atau keinginan bunuh diri ini tidak akan hilang dengan sendirinya.
Jadi, jika Moms mengalami atau ada anggota keluarga yang dicurigai memiliki suicidal thought, segeralah cari bantuan.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/suicide/symptoms-causes/syc-20378048
- https://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/are-you-feeling-suicidal.htm
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/193026#causes
- https://www.verywellmind.com/suicidal-ideation-380609
- https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/suicidal-feelings/about-suicidal-feelings/
- https://www.healthline.com/symptom/suicidal-behavior#risk-factors
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.