5 Masjid di Jakarta Utara yang Menarik, Bikin Betah Ibadah!
Masjid di Jakarta Utara memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat sekitarnya.
Setiap masjid memiliki cerita dan nilai historis yang kaya sehingga menarik perhatian pengunjung serta jemaah setiap harinya.
Masjid di Jakarta Utara ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, bantuan sosial, dan interaksi antarumat beragama.
Dengan keberagaman kegiatan dan pelayanan yang mereka tawarkan, masjid-masjid ini menjadi pondasi kuat bagi kerukunan dan kehidupan beragama yang harmonis di Jakarta Utara.
Baca Juga: Kiat Itikaf di Rumah, Memberi Kedamaian Selama Ramadan
Daftar Masjid di Jakarta Utara
Berikut ini daftar masjid di Jakarta Utara yang menarik untuk dikunjungi.
1. Masjid Ramlie Mustofa
Lokasi: Blok I / 10, Jl. Danau Sunter Utara Raya Selatan No.12C - 14A, RT.13/RW.16, Sunter Agung, Kec. Tj. Priok, Jakarta Utara
Masjid Ramlie Mustofa didirikan oleh Haji Ramli Rasidin, seorang mualaf keturunan Tionghoa.
Nama masjid ini diambil dari inisial keluarga pendiri, yaitu Ramli, Lie (istrinya), Muhammad, Sofian, dan Fabian (anak-anaknya).
Awalnya, masjid ini hanya digunakan oleh keluarga Haji Ramli untuk beribadah sebelum dibuka untuk umum.
Bangunan masjid ini dipenuhi dengan kaligrafi emas dalam tiga bahasa: Mandarin, Indonesia, dan Arab, yang menambah keunikannya.
Pada tangga menuju masjid, terdapat terjemahan Surat Al Fatihah dalam bahasa Mandarin dan Indonesia.
Di lantai dua, tersedia pentungan dan bedug yang akan digunakan saat azan berkumandang.
Pilar-pilar tinggi berwarna putih dan hiasan kaligrafi di kaca-kaca serta interior kubah masjid menambah keindahan masjid ini, yang diresmikan pada tahun 2016.
Fasilitas yang disediakan juga ramah bagi penyandang disabilitas, termasuk toilet dan tempat wudhu yang dilengkapi dengan dudukan, serta adanya lift.
Menariknya lagi, masjid ini memiliki kubah tinggi yang menyerupai Taj Mahal.
Seperti Taj Mahal yang menjadi simbol cinta seorang raja pada istrinya, masjid ini juga dibangun atas kasih sayang pendirinya, Haji Ramli Rasidin, kepada keluarganya dan agama Islam.
Baca Juga: Amalan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan, Yuk Lakukan!
2. Masjid Keramat Luar Batang
Lokasi: Jl. Luar Batang V No.10 7, RT.6/RW.3, Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara
Masjid Jami Luar Batang adalah bangunan bersejarah dan dianggap keramat karena di dalamnya terdapat makam pendirinya, yaitu Habib Husein bin Abubakar Alaydrus.
Awalnya, masjid ini merupakan sebuah surau yang dibangun oleh Habib Husein dari tanah sumbangan warga setempat.
Setelah wafatnya Habib Husein pada tahun 1756, surau tersebut diubah menjadi masjid dan dijadikan tempat pemakaman beliau.
Dahulu, kawasan ini dikenal sebagai Kampung Baru dengan masjid bernama An Nur.
Namun, nama kampung dan masjid berubah menjadi Luar Batang setelah beberapa versi cerita yang menjelaskan perubahan tersebut.
Salah satu versi cerita di balik nama Luar Batang yakni saat wafatnya Habib Husein.
Awalnya, Habib Husein hendak dimakamkan di Tanah Abang, namun terdapat kendala karena tidak ada pemakaman umum di sana dan jaraknya yang jauh.
Akhirnya, Habib Husein dimakamkan di Masjid An-Nur yang kemudian namanya diubah menjadi Masjid Keramat Luar Batang.
Kejadian tak terduga terjadi saat jenazah Habib Husein tidak ditemukan di pemakaman, namun ditemukan kembali di rumahnya.
Hal ini menyebabkan Habib Husein akhirnya dimakamkan di masjid tersebut, dan dari situlah muncul nama Luar Batang yang artinya keluar dari kurung batang.
Baca Juga: Apakah Suntik Membatalkan Puasa? Cari Tahu Hukumnya di Sini
3. Masjid Babah Alun
Lokasi: RT.1/RW.13, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara
Masjid Babah Alun adalah sebuah bangunan unik yang terletak di utara Jakarta.
Berbeda dari masjid pada umumnya, masjid di Jakarta Utara ini tidak memiliki kubah atau menara.
Bangunannya memiliki bentuk persegi delapan dan dibangun di kolong tol untuk memanfaatkan ruang yang tidak terpakai agar tidak menjadi tempat yang kumuh atau liar.
Nama "Babah Alun" diambil dari Jusuf Hamka, seorang pengusaha muslim keturunan Tionghoa yang membangun masjid ini pada tahun 2017.
"Babah" berarti bapak, sementara "Alun" adalah panggilan Jusuf saat kecil. Itulah asal usul penamaan masjid ini.
Ketika masuk ke dalam masjid, pengunjung akan merasakan nuansa oriental yang kental.
Di atas pintu masuk yang berbentuk bundar besar, terukir tulisan nama masjid dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.
Di dalam masjid, langit-langitnya dihiasi dengan kaligrafi yang menuliskan Asmaul Husna dalam bahasa Arab dan Mandarin.
Masjid ini cukup luas dan dapat menampung ratusan jamaah.
Pintu utamanya langsung menuju tempat sholat bagi perempuan, sementara pintu sampingnya langsung menuju tempat solat bagi laki-laki.
Di tempat wudhu, terdapat panduan tata cara berwudhu dalam bahasa Mandarin dan Indonesia.
Tempat wudhunya didesain dengan unik dan nyaman, dilengkapi dengan sepuluh keran dan kursi untuk duduk.
Sang pendiri masjid, yakni Jusuf Hamka, sengaja memilih desain arsitektur oriental untuk menarik minat wisata religi.
Hingga kini, Masjid Babah Alun berhasil menjadi ikon baru sebagai tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.