12 September 2022

Mengenal Dislokasi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berhati-hatilah saat melakukan aktivitas
Mengenal Dislokasi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Sendi bahu merupakan sendi dengan ruang gerak paling luas pada tubuh dan rentan mengalami cedera, salah satunya adalah dislokasi.

Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Kondisi ini sebaiknya jangan disepelekan ya Moms.

Pasalnya, bila tidak segera diobati, maka kondisi sendi yang bergeser bisa memburuk dan menyebabkan beberapa komplikasi, seperti: peradangan pada sendi yang cedera.

Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai dislokasi di bawah ini!

Baca Juga: Profil Pangeran Charles, Raja Baru Inggris yang Mewarisi Takhta Ratu Elizabeth II

Apa Itu Dislokasi?

diskolasi
Foto: diskolasi

Foto Dislokasi di Kaki (Orami Photo Stock)

Dislokasi adalah cedera pada sendi yang terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi yang semestinya.

Dislokasi bisa terjadi pada sendi mana saja pada tubuh, seperti sendi bahu, jari, lutut, pinggul, dan pergelangan kaki.

Sendi yang pernah mengalami dislokasi akan memiliki risiko yang lebih besar untuk kembali mengalami dislokasi.

Sendi adalah area bertemunya dua tulang atau lebih.

Melansir StatPearls Journal, sendi terbentuk dari jaringan ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung di antara tulang-tulang saat bergerak.

Bila terjadi dislokasi, jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, otot, dan saraf, juga bisa mengalami cedera.

Oleh karena itu, dislokasi perlu segera ditangani untuk mengurangi risiko terjadinya cacat permanen.

Cedera sendi ini sangat menyakitkan dan berbahaya bila tidak segera mendapatkan pertolongan medis.

Dislokasi dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja.

Namun, angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada orang tua dan anak-anak.

Orang-orang yang berusia lanjut cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mudah jatuh.

Hal ini disebabkan karena lansia memiliki keterbatasan dalam pergerakan dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh pun menurun.

Selain itu, anak-anak juga lebih rentan dan berisiko terjatuh saat sedang bermain, terutama di area bermain yang tidak aman dan kurang mendapatkan pengawasan orangtua.

Orang-orang yang biasanya melakukan aktivitas fisik yang berat dan mengikuti kegiatan olahraga tertentu, seperti atlet, juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi ini.

Baca Juga: 5 Olahraga Peninggi Badan untuk Postur Tubuh Ideal, Termasuk Berenang dan Beberapa Gerakan Yoga!

Gejala Dislokasi

kesemutan
Foto: kesemutan

Foto Kesemutan (Orami Photo Stock)

Gejala dislokasi berbeda-beda tergantung pada lokasi cedera sendi dan tingkat keparahannya.

Gejala secara umum, meliputi:

  • Nyeri pada bagian sendi yang mengalami cedera
  • Sulit bergerak
  • Bengkak
  • Kesemutan
  • Area kulit kemerahan
  • Memar di sekitar sendi yang terluka
  • Ketidakstabilan sendi
  • Tidak dapat bergerak sama sekali atau sangat menyakitkan
  • Mati rasa

Umumnya, gejala cedera sendi dapat dikenali dari penampilan fisiknya karena area sendi akan membengkak dan sulit digerakan.

Baca Juga: 7 Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan, Bisa Tingkatkan Mood dan Turunkan Berat Badan!

Penyebab Dislokasi

cedera olahraga
Foto: cedera olahraga

Foto Cedera Olahraga (Orami Photo Stock)

Melansir Ochsner Journal, dislokasi terjadi ketika ligamen terkena benturan atau tekanan yang keras.

Ligamen merupakan jaringan ikat seperti pita elastis yang mengikat satu tulang dengan tulang lainnya dan membentuk sendi.

Ligamen juga berperan untuk mengendalikan rentang gerak sendi dan mencegah, serta menstabilkan sendi sehingga tulang dapat bergerak dengan selaras.

Benturan atau hantaman keras pada ligamen akan memaksa tulang keluar atau bergeser dari posisi asalnya pada sendi.

Sebagai contoh, sendi-sendi yang terdapat di pinggang dan bahu disebut dengan sendi peluru.

Apabila terdapat gerakan yang terlalu dipaksakan pada ligamen sendi tersebut, sebagian dari sendi akan terlepas dari tempatnya.

Pada umumnya, kondisi ini dapat terjadi pada semua sendi di dalam tubuh.

Namun, bagian tubuh yang paling sering mengalami pergeseran tulang dan sendi adalah bahu.

Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keunggulan, dan Prosedur Pemasangan hingga Biayanya

Faktor Risiko Dislokasi

kecelakaan
Foto: kecelakaan (http://www.facultyoflaw.org/)

Foto Ilustrasi Kecelakaan Mobil (Orami Photo Stock)

Dislokasi dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:

Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya dislokasi, di antaranya:

1. Usia

Meskipun dislokasi dapat terjadi pada siapa pun, angka kejadiannya cukup banyak ditemukan pada anak-anak dan lansia.

Pada anak-anak, kondisi ini sering terjadi akibat pergerakan tubuh yang aktif, berada di tempat yang kurang aman, serta pengawasan orang tua yang kurang.

Sementara itu, orang-orang berusia lanjut juga rentan mengalami kondisi ini karena menurunnya kemampuan menjaga keseimbangan tubuh, serta keadaan sendi tubuh yang tidak lagi fleksibel.

2. Keturunan Keluarga

Beberapa orang terlahir dengan ligamen-ligamen tubuh yang lebih longgar sehingga tubuh mereka cenderung lebih rentan mengalami kecelakaan dan pergeseran sendi hingga akhirnya dislokasi.

Baca Juga: Mengulik Arti Bunga Edelweiss yang Hidup di Puncak Gunung Semeru

3. Tubuh Rentan Jatuh

Apabila Moms terjatuh, kesempatan untuk mengalami dislokasi bahu jauh lebih besar.

Terlebih jika Moms menggunakan salah satu bagian tubuh untuk menahan, seperti lengan atau bahu.

4. Kecelakaan

Kecelakaan kendaraan merupakan penyebab paling umum dari dislokasi.

Kondisi pergeseran tulang dan sendi pun akan semakin parah apabila tidak mengenakan sabuk pengaman saat berkendara.

5. Berpartisipasi Dalam Kegiatan Olahraga

Kondisi ini sangat sering terjadi pada kegiatan olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti senam, gulat, basket, dan sepak bola.

Maka dari itu, apabila Moms sering atau aktif mengikuti kegiatan olahraga seperti ini, peluang untuk mengalami cedera akibat pergeseran bahu jauh lebih besar.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Film Psikopat Mancanegara, Moms Berani Nonton?

Pertolongan Pertama Dislokasi

kompres
Foto: kompres (istockphoto)

Foto Kaki di Kompres (Orami Photo Stock)

Dislokasi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, terlebih saat Moms berolahraga.

Untuk itu, Moms perlu untuk mengetahui pertolongan pertama yang baik dan benar agar cedera tidak bertambah parah dan mengakibatkan komplikasi yang tidak diinginkan.

1. Istirahatkan Sendi

Agar lekas sembuh, pastikan untuk mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi.

Hindari terlalu banyak menggerakkan sendi yang cedera serta jangan melakukan gerakan yang bisa memicu rasa sakit pada sendi.

2. Obat Pereda Nyeri

Jika dibutuhkan, Moms bisa mengonsumsi obat pereda nyeri.

Ada sejumlah jenis obat pereda nyeri yang bisa dibeli dengan bebas di apotek.

Tujuan konsumsi obat adalah mengurangi gejala dan rasa nyeri akibat dislokasi sendi.

3. Kompres Sendi yang Cedera

Salah satu pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri akibat dislokasi sendi adalah mengompres bagian yang cedera.

Moms bisa mengompres dengan air dingin pada awal-awal cedera terjadi serta ketika rasa sakit dan peradangan mulai menghilang, ganti kompresan dengan air hangat.

Tujuannya untuk membantu melemaskan otot-otot yang kencang dan sakit akibat dislokasi sendi.

Baca Juga: Sinopsis Youth MT, Variety Show yang Dibintangi Park Seo Joon, Ji Chang Wook, hingga Park Bo Gum!

Cara Mengobati Dislokasi

obat nyeri
Foto: obat nyeri

Foto Obat Nyeri (Orami Photo Stock)

Perawatan atau pengobatan dislokasi yang dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan dan sendi yang terganggu.

Namun, umumnya dislokasi bisa diobati dengan cara berikut ini:

1. Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan yang timbul akibat dislokasi.

2. Perawatan Medis

Perawatan medis yang dapat diberikan untuk mengatasi dislokasi antara lain:

  • Tindakan reduksi, untuk mengembalikan tulang ke posisi normalnya
  • Imobilisasi, untuk menyangga tulang dan mencegah bergeraknya sendi yang telah kembali ke posisi normalnya agar pemulihannya lebih cepat
  • Operasi, untuk mengatasi dislokasi yang tidak bisa diperbaiki dengan reduksi, atau bila telah terjadi kerusakan pada pembuluh darah, saraf, atau ligamen di sekitar sendi
  • Rehabilitasi, untuk memperkuat sendi dan melatih pasien agar bisa bergerak seperti sedia kala.

3. Perawatan Mandiri

Setelah dislokasi ditangani, ada beberapa perawatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah untuk mempercepat proses pemulihan sekaligus meredakan rasa tidak nyaman yang mungkin timbul.

Beberapa perawatan tersebut adalah:

  • Mengompres sendi dengan es atau air hangat selama 15-20 menit beberapa kali sehari
  • Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi dan menghindari gerakan yang menimbulkan rasa nyeri
  • Melatih sendi dengan gerakan-gerakan ringan dan dilakukan secara perlahan

Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keunggulan, dan Prosedur Pemasangan hingga Biayanya

Cara Mencegah Dislokasi

sepeda2.jpg
Foto: sepeda2.jpg

Foto Anak Naik Sepeda (Orami Photo Stock)

Melansir Intermountain Healthcare, ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk mencegah terjadinya dislokasi, seperti:

1. Berhati-hati dan Menghindari Jatuh

Beberapa cara yang bisa dilakukan agar bisa menghindari jatuh adalah:

  • Singkirkan berbagai benda yang mungkin menyebabkan Moms terjungkal atau tersandung saat berjalan di dalam rumah.
  • Selalu fokus perhatikan jalanan saat sedang berjalan di luar rumah.
  • Gunakan kacamata atau lensa kontak jika memiliki masalah penglihatan agar lebih peka terhadap kondisi sekitar.
  • Pahami setiap efek samping seperti sakit kepala atau pusing dari obat yang digunakan.
  • Gunakan keset untuk lantai yang tidak licin sehingga tidak mudah terpeleset saat di kamar mandi.

2. Gunakan Perlengkapan Keselamatan saat Berolahraga

Gunakan perlengkapan yang tepat saat hendak melakukan olahraga.

Biasanya, perlengkapan berolahraga meliputi:

  • Pelindung siku.
  • Pelindung lutut.
  • Pelindung kepala (helm).
  • Masker pelindung wajah.

Moms juga disarankan untuk lebih berhati-hati menggunakan sendi yang sebelumnya pernah mengalami dislokasi.

Hal ini penting untuk menghindari cedera yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Cara Melakukan Gerakan Squat Thrust yang Baik untuk Membentuk Otot dan Menyehatkan Jantung

Itu dia Moms penjelasan mengenai dislokasi. Jika mengalami gejala di atas, sebaiknya periksa langsung ke dokter ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507893/
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17873-dislocation
  • https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-dislocation/basics/art-20056693
  • https://intermountainhealthcare.org/medical-specialties/orthopedics-sports-medicine/conditions/joint-dislocation

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb