25 Maret 2022

Penjelasan Tentang Ligamen, Jaringan Penghubung Tulang dalam Tubuh

Memengaruhi banyak bagian dalam tubuh
Penjelasan Tentang Ligamen, Jaringan Penghubung Tulang dalam Tubuh

Ligamen adalah jaringan berserat sebagai penghubung antar tulang dalam tubuh.

Ligamen menyerupai pita elastis dan terdapat pada bahu, lengan, dan lutut.

Penyakit pada ligamen dapat mempengaruhi kulit, lemak, otot, sendi, tendon, ligamen, tulang, tulang rawan, mata, darah, dan pembuluh darah.

Fungsinya menyatukan sel-sel dalam tubuh, sehingga jaringan ikat akan tampak meregang seperti karet gelang ketika beraktivitas.

Di dalamnya terdiri dari protein, seperti kolagen dan elastin, juga elemen darah, seperti sel darah putih dan sel mast.

Penyakit pada jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu genetik dan autoimun.

Lantas, apa saja jenis penyakit tersebut?

Baca Juga: 3 Kelainan Bentuk Tulang Belakang Anak Akibat Kebiasaan Duduk Miring, Yuk Cari Tahu!

Penyakit pada Ligamen Akibat Kondisi Genetik

Kartilago atau Tulang Rawan, Jaringan Ikat Padat yang Kenyal dan Elastis
Foto: Kartilago atau Tulang Rawan, Jaringan Ikat Padat yang Kenyal dan Elastis

Foto: Orami Photo Stock

Penyakit pada ligamen adalah gangguan kesehatan pada bagian-bagian yang menghubungkan struktur tubuh.

Menurut Cleveland Clinic, jaringan ikat terdiri dari dua protein, yaitu kolagen dan elastin.

Kolagen adalah protein yang ditemukan di tendon, ligamen, kulit, kornea, tulang rawan, tulang, dan pembuluh darah.

Sedangkan elastin adalah protein elastis yang menyerupai karet gelang dan merupakan komponen utama ligamen dan kulit.

Ketika seseorang memiliki penyakit jaringan ikat, kolagen dan elastin akan meradang.

Dampaknya adalah kerusakan pada protein dan bagian tubuh yang dihubungkan oleh ligamen.

Penyebab dan gejala penyakit akan bervariasi, tergantung kondisi dan keparahan penyakit.

Berikut ini penyakit pada ligamen akibat kondisi genetik:

1. Sindrom Ehlers-Danlos

Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) disebabkan oleh masalah pembentukan kolagen.

Gejalanya ditandai dengan kulit melar, pertumbuhan jaringan parut yang tidak normal, dan sendi yang terlalu fleksibel.

Tergantung pada jenis yang dialami, penderita mungkin memiliki pembuluh darah yang lemah, tulang belakang melengkung, gusi berdarah, dan masalah pada katup jantung, paru-paru, atau pencernaan.

2. Epidermolisis Bulosa (EP)

Pada pengidap EP, protein jaringan ikat seperti keratin, laminin, dan kolagen tumbuh menjadi abnormal.

Kondisi tersebut disertai dengan gejala kulit yang sangat rapuh.

Terkadang kulit penderita melepuh atau robek, bahkan muncul benjolan kecil akibat bergesekan dengan pakaian yang dikenakan.

Beberapa jenis EB dapat mempengaruhi saluran pernapasan, saluran pencernaan, kandung kemih, dan otot tubuh.

Baca Juga: Mengenal Kolagen dan Manfaatnya untuk Kecantikan

3. Sindrom Marfan

Sindrom Marfan disebabkan oleh cacat pada jaringan ikat protein fibrillin yang mempengaruhi ligamen, tulang, mata, pembuluh darah, dan jantung.

Penderita seringkali memiliki bentuk fisik sangat tinggi dan ramping, memiliki tulang yang sangat panjang, dan jari tangan serta kaki yang tipis.

Terkadang penderita memiliki segmen pembengkakan pembuluh terbesar dalam tubuh (aorta) yang bisa saja pecah.

Baca Juga: Kenali Anatomi dan Fungsi Sumsum Tulang Belakang pada Tubuh, Yuk!

Penyakit pada Ligamen Akibat Autoimun

sendi tangan
Foto: sendi tangan

Foto: Orami Photo Stock

Penyakit jaringan ikat karena kondisi autoimun lebih sering terjadi pada orang dengan kombinasi gen.

Penyakitnya cenderung lebih sering dialami wanita ketimbang pria.

Berikut ini beberapa penyakit pada ligamen akibat autoimun:

1. Polimiositis dan Dermatomiositis

Kedua penyakit ini saling berhubungan.

Polymyositis menyebabkan peradangan pada otot, sedangkan dermatomiositis menyebabkan peradangan pada kulit.

Gejala kedua penyakit akan serupa, termasuk kelelahan, kelemahan otot, sesak napas, kesulitan menelan, penurunan berat badan, dan demam.

2. Radang Sendi

Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang selaput tipis yang melapisi sendi.

Hal ini menyebabkan kekakuan, nyeri, kehangatan, pembengkakan, dan peradangan di seluruh tubuh.

Gejala lainnya termasuk anemia, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan demam.

Jika dibiarkan RA dapat merusak sendi secara permanen dan menyebabkan deformitas.

Baca Juga: Waspada Rematik, Penyebab Nyeri Sendi yang Menganggu Aktivitas

3. Skleroderma

Skleroderma menyebabkan kulit terasa kencang dan tebal, penumpukan jaringan parut, serta kerusakan organ.

Gangguan ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu skleroderma lokal atau sistemik.

Dalam kasus lokal, penyakit memengaruhi kulit.

Sedangkan dalam kasus sistemik, penyakit melibatkan organ utama dan pembuluh darah.

4. Sindrom Sjogren

Gejala utama sindrom Sjogren adalah mulut dan mata kering.

Penderita juga mengalami kelelahan dan rasa sakit yang ekstrem pada persendian.

Kondisi tersebut meningkatkan risiko limfoma dan dapat mempengaruhi paru-paru, ginjal, pembuluh darah, sistem pencernaan, dan sistem saraf.

5. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE atau Lupus)

Lupus menyebabkan peradangan pada kulit, persendian, dan organ tubuh.

Gejalanya termasuk ruam di pipi dan hidung, sariawan, kepekaan terhadap sinar matahari, cairan di jantung dan paru-paru, rambut rontok, masalah ginjal, dan anemia.

6. Vaskulitis

Vaskulitis adalah gangguan yang memengaruhi pembuluh darah di area tubuh mana pun.

Gejala umumnya termasuk kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, nyeri, demam, dan kelelahan.

Stroke juga bisa terjadi jika pembuluh darah otak mengalami peradangan.

Adakah Langkah Tepat untuk Mengatasinya?

Obat .jpg
Foto: Obat .jpg

Foto: Orami Photo Stock

Hingga ini, belum ada obat yang dapat mengatasi penyakit jaringan ikat.

Pada penderita penyakit autoimun jaringan ikat, pengobatan bertujuan membantu mengurangi gejala.

Jika memiliki kondisi seperti psoriasis dan radang sendi, terapi menekan gangguan kekebalan yang memicu peradangan.

Bagi penyakit pada ligamen akibat autoimun, ini beberapa jenis obat yang biasa direkomendasikan oleh dokter:

Kortikosteroid

Obat membantu mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dan mencegah peradangan.

Imunomodulator

Obat dapat bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh.

Obat Antimalaria

Obat ini membantu mengatasi gejalanya ringan dan mencegah kekambuhan gejala.

Penghambat Saluran Kalsium

Membantu mengendurkan otot-otot di dinding pembuluh darah.

Metotreksat

Obat ini membantu mengontrol gejala rheumatoid arthritis.

Obat Hipertensi Pulmonal

Obat ini membantu membuka pembuluh darah di paru-paru yang terkena peradangan autoimun, sehingga darah mengalir lebih mudah.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Tulang Pipih dan Strukturnya

Pada kasus yang parah, pembedahan atau operasi perlu dilakukan pada penderita aneurisma aorta dengan sindrom Ehlers Danlos atau Marfan.

Operasi ini disarankan untuk dilakukan sebelum pembuluh pecah, sehingga nyawa penderita dapat ditolong secepatnya.

  • https://www.healthline.com/health/connective-tissue-disease#treatment
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14803-connective-tissue-diseases

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb