
Menorrhagia bisa menjadi salah satu hal yang diperhatikan ketika siklus menstruasi tidak normal. Meski demikian, perlu diketahui siklus menstruasi tidak sama untuk setiap wanita.
Siklus menstruasi yang normal terjadi sekitar setiap 28 hari dan berlangsung sekitar lima hari.
Rata-rata, banyaknya darah yang keluar saat menstruasi, yakni antara 30-40 ml atau setara 2 hingga 3 sendok makan.
Namun, ada beberapa perempuan memiliki darah berlebih saat menstruasi. Hal ini disebut menorrhagia.
Foto: menorrhagia
Foto: Orami Photo Stock
Menorrhagia adalah istilah medis untuk periode menstruasi dengan perdarahan yang abnormal berat atau berkepanjangan. Meskipun perdarahan menstruasi yang berat dan panjang merupakan masalah umum, namun kebanyakan wanita tidak mengalami kehilangan darah yang cukup berat untuk didefinisikan sebagai menorrhagia.
Dengan menorrhagia, Moms tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan saat menstruasi karena kehilangan banyak darah dan mengalami kram. Mari kita simak pembahasan menorrhagia, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
Senada dengan itu dr. Thomas Chayadi, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah - Puri Indah menjelaskan mengenai Menorrhagia lebih dalam.
Mengenai kondisi ini, dr. Thomas menjelaskan, menorrhagia adalah istilah medis untuk menggambarkan jumlah darah yang keluar saat haid berlebihan atau haid berlangsung dalam waktu lebih dari 7 hari.
Foto: gettyimages 656149434
Foto: Orami Photo Stock
Menorrhagia dapat terjadi ketika siklus menstruasi tidak menghasilkan sel telur, yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Dalam siklus menstruasi normal, ada keseimbangan antara estrogen dan progesteron.
Ini adalah hormon dalam tubuh yang membantu mengatur penumpukan endometrium (lapisan dalam rahim), yang ditumpahkan setiap bulan selama menstruasi.
Untuk menorrhagia, mungkin ada ketidakseimbangan kadar estrogen dan progesteron.
Siklus menstruasi tanpa ovulasi, yang dikenal sebagai anovulasi, paling umum terjadi pada mereka yang baru-baru mulai menstruasi dan mereka yang sedang mendekati menopause.
Mengenai penyebab Menorrhagia, dr. Thomas pun menjelaskan hal tersebut. Ia mnguraikan, penyebab kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Hal yang bisa menjadi penyebab lMenorrhagia adalah gangguan hormonal, penebalan dinding rahim, mioma uteri, atau keganasan seperti kanker serviks.
Apabila berhubungan dengan keseimbangan hormon tentunya hal tersebut akan mengganggu kesuburan karena siklus haid menjadi tidak menentu dan sulit menentukan masa subur.
Namun, tak hanya itu, ada faktor lain yang bisa sebabkan menorrhagia, yakni:
Penyakit radang panggul (PID). Ini adalah infeksi pada organ reproduksi yang dapat memiliki komplikasi parah.
Walau begitu, penyebab pasti setiap orang yang memiliki menorrhagia berbeda-beda.
Dalam beberapa kasus, penyebab perdarahan menstruasi yang berat tidak diketahui, tetapi sejumlah kondisi dapat menyebabkan menorrhagia. Penyebab umumnya meliputi:
Dalam siklus menstruasi yang normal, keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron mengatur penumpukan lapisan rahim (endometrium), yang ditumpahkan selama menstruasi.
Jika ketidakseimbangan hormon terjadi, endometrium berkembang secara berlebihan dan akhirnya mati karena perdarahan menstruasi yang berat.
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, resistensi insulin, dan masalah tiroid.
Jika ovarium Moms tidak melepaskan telur (ovulasi) selama siklus menstruasi (anovulasi), tubuh Moms tidak menghasilkan hormon progesteron, seperti yang akan terjadi selama siklus menstruasi yang normal. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan dapat menyebabkan menorrhagia.
Selain keguguran, penyebab lain perdarahan berat selama atau setelah kehamilan adalah lokasi plasenta yang tidak biasa, seperti plasenta rendah atau plasenta previa.
Baca Juga: Perbedaan Pembalut, Tampon, Menstrual Cup, dan Panty Liner
Kanker rahim dan kanker serviks dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan, terutama pasca menopause atau pernah menjalani tes pap abnormal di masa lalu.
Obat-obatan tertentu, termasuk obat-obat anti-radang, obat-obatan hormonal seperti estrogen dan progestin, dan antikoagulan seperti warfarin (Coumadin, Jantoven) atau enoxaparin (Lovenox), dapat berkontribusi terhadap perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan.
Sejumlah kondisi medis lainnya, termasuk penyakit hati atau ginjal, mungkin berhubungan dengan menorrhagia.
Jika Moms mengalami perdarahan menstruasi yang berat, konsultasikan segera dengan dokter karena ada banyak perawatan yang efektif untuk menorrhagia.
Foto: 003af468d3922734ee0c0df38d a2vimge2mzi0mgq4 women holding a sanitary napkin and tampon
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention ada beberapa tanda atau gejala menorrhagia yang patut untuk Moms perhatikan.
Tanda dan gejala menorrhagia meliputi:
Baca Juga: Kenapa Menstruasi Hanya Berupa Flek?
Foto: menorrhagia
Foto: Orami Photo Stock
Menemukan fakta seseorang mengalami menstruasi yang lebih deras dari biasanya bukanlah sebuah hal yang mudah.
Pasalnya setiap orang bisa menafsirkan "menstruasi yang deras" dengan cara yang berbeda. Namun biasanya, jika menstruasi berlangsung hungga 4-5 hari dan membutuhkan jumlah pembalut yang hamoir sama, hal itu bisa menjadi tanda.
Namun, perempuan yang mengalami kondisi ini biasanya akan mengalami perdarahan menstruasi lebih dari 7 hari serta kehilangan darah 2 kali lebih banyak.
Jika Moms mengalami menstruasi lebih dari 7 hari dengan kondisi menstruasi yang "deras", atau Moms perlu mengganti pembalut hampir setiap jam, Moms perlu memeriksakan diri ke dokter.
Untuk mengetahui diri kita memiliki kondisi menorrhagia atau tidak, dokter akan bertanya mengenai riwayat penyakit serta siklus menstruasi.
Dokter mungkin akan bertanya beberapa pertanyaan seperti
Dokter mungkin juga akan bertanya apakah ada anggota keluarga yang memiliki gejala yang sama.
Sebelum pergi ke dokter, sebaiknya Moms mencatat tanggal menstruasi dan menjelaskan seberapa deras darah yang keluar. Hal itu bisa dilakukan dengan menghitung jumlah tampon atau pembalut yang digunakan.
Hal ini bisa dilakukan guna memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai kondisi yang Moms alami.
Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk membuktikan dignosa menorrhagia yang mungkin Moms miliki. Ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk membuktikan kondisi tersebut.
Ini tes yang biasanya dilakukan oleh dokter!
Foto: menorrhagia
Foto: Orami Photo Stock
Menorrhagia bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Mengenai cara menyembuhkan kondisi ini, dr. Thomas menjelaskan cara mengatasi menorrhagia disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk lebih lanjutnya, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Anda agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya.
Dokter biasanya juga akan memerhatikan usia, kondisi kesehatan umum, riwayat kesehatan.
Moms pun akan dipantau mengenai cara tubuh Moms merespon obat-obatan tertentu. Tak hanya itu, kebutuhan para perempuan yang mengidap kondisi ini pun berbeda.
Contohnya, sebagai perempuan ada yang ingin mengurangi derasnya darah menstruasi, sebagian lainnya ada yang masih ingin memiliki anak di waktu mendatang, dan ada juga yang ingin menghentikan menstruasi sepenuhnya.
Beberapa cara penyembuhan harus dilakukan secara teratur, sementara pengobatan lainnya bisa dilakukan dengan satu kali penyelesaian saja.
Moms perlu mendiskusikan semua pilihan dengan dokter ya. Hal itu bisa membantu Moms untuk memilih pengobatan mana yang terbaik untuk Moms.
Ada dua cara untuk mengobati kondisi ini. Berikut adalah jenis pengobatan yang bisa Moms lakukan.
Cara pertama untuk mengobati kondisi menorrhagia adalah obat-obatan. Ini obat-obatan yang biasa digunakan;
Cara kedua yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan menorrhagia adalah operasi. Biasanya metode ini dilakukan ketika kondisi tersebut sudah tak bisa ditangani dengan obat-obatan.
Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengobat menorrhagia adalah;
Dokter akan melakukan pembukaan serviks atau dilatasi serta melakukan kuret di dinding dalam rahim. Hal ini dilakukan guna mengurangi pendarahan saat menstruasi.
Prosedur ini dilakukan untuk menangani menorrhagia jika kondisi tersebut disebabkan oleh miom. Ketika melakukan prosedur ini miom akan disusutkan dengan cara memblokir arteri yang mensuplai darah ke tumor tersebut.
Pada prosedur ini, miom bisa diangkat melalui pembedahan. Dalam sebagian kasus, miom bisa kembali tumbuh meski proses miomektomi sudah dilakukan.
Prosedur ini bisa dilakukan dengan mengangkat endometrium menggunakan kawat panas. Usai menjalani prosedur ini, pasien biasanya tak dianjurkan untuk hamil.
Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara menghancurkan lapisan endometrium dengan laser, radiofrekuensi, atau dengan pemanasan secara permanen.
Histerektomi adalah nama lain dari operasi pengangkatan rahim. Hal ini bisa dilakukan untuk menghentikan menstruasi selamanya dan membuat pasien tak lagi bisa hamil. Prosedur ini akan dilakukan jika menorrhagia sudah tak bisa ditangani dengan cara yang lain.
Foto: istock 908625742
Foto: Orami Photo Stock
Ketika mulai menemukan adanya masalah kewanitaan, memang sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter. Terutama bila sudah menemukan beberapa hal berikut:
Baca Juga: Jangan Dipercaya! Ini 8 Mitos Menstruasi yang Ternyata Salah
Itulah beberapa hal penting yang perlu Moms ketahui tentang menorrhagia. Jika Moms mengalami gejalanya, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter ya.