17 Agustus 2023

Biografi Mus Mulyadi, Maestro Musik Keroncong dari Surabaya

Raja musik keroncong yang meninggal akibat diabetes
Biografi Mus Mulyadi, Maestro Musik Keroncong dari Surabaya

Foto: instagram.com/erick_mus

Di Suriname, sebuah negara di Amerika Selatan, nama Mus Mulyadi mungkin akan dikenang sepanjang masa.

Di negara bekas jajahan Belanda ini, namanya diabadikan sebagai nama jalan, rumah sakit, dan stadion.

Mus Mulyadi sering membawakan lagu-lagu keroncong dan musik pop di Suriname yang memang banyak dihuni orang Jawa.

Tidak hanya terkenal dalam jenis musik-musik tersebut, Mus Mulyadi juga dikenal dalam genre musik pop dan rock.

Sejak tahun 1960-an, Ia telah menjadi anggota berbagai band. Mus, seperti yang dicatat oleh Denny Sakrie, pernah menjadi bagian dari grup musik Ariesta Birawa, di mana Ia berperan sebagai pemain bass sekaligus penyanyi.

Ia berpulang pada tahun 2019 lalu akibat penyakit diabetes. Namun, namanya akan terus diingat sebagai maestro musik keroncong asal Surabaya.

Ingin tahu lebih lanjut tentang kisah hidupnya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Biografi Nabila Faisal, Fakta Menarik, hingga Percintaan

Profil dan Masa Kecil Mus Mulyadi

Biografi Mus Mulyadi
Foto: Biografi Mus Mulyadi (Tokoh.id)
  • Nama asli: Mulyadi
  • Tanggal lahir: 14 Agustus 1945 (Surabaya)
  • Meninggal: 11 April 2019 (umur 73 tahun)
  • Profesi: Penyanyi, Aktor
  • Pasangan: Helen Sparingga
  • Orang tua: Ali Sukarni dan Muslimah
  • Tahun aktif sebagai musisi: 1958-2019

Lahir dengan nama Mulyadi, Ia menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota Surabaya. Ia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, lahir dari pasangan Ali Sukarni dan Muslimah.

Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya yang penuh dengan seniman.

Meskipun ayahnya, yang merupakan pemain Gamelan, tidak pernah berniat untuk mengarahkannya ke dunia seni.

Tiga dari saudara-saudaranya memilih untuk terlibat dalam seni vokal.

Dua kakaknya, Sumiati, meniti karier sebagai penyanyi keroncong di Belanda, sementara abangnya, Mulyono, dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong.

Selain itu, adiknya, Mus Mujiono, akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia musik dengan memilih jalur musik jazz dan pop sebagai pilihan karier.

Baca Juga: Biografi Abu Hurairah serta Kisah Hidup dan Keistimewaannya

Perjalanan Karier

Mus Mulyadi
Foto: Mus Mulyadi (Museummusikindonesia.id)

Perjalanan karier Mus Mulyadi diawali dengan membentuk sebuah grup band.

Sebelum memulai karir sebagai penyanyi, saat masih remaja di Surabaya, Mus Mulyadi telah mendirikan sebuah band bernama "Irama Puspita".

Band ini terdiri dari tiga belas wanita tangguh yang telah ia persiapkan untuk meraih sukses di dunia hiburan. Ia bertindak sebagai pelatih untuk band "Irama Puspita" selama beberapa tahun.

Band yang diasuhnya tampil dalam acara POI Ganefo di Jakarta dan berhasil meraih berbagai penghargaan dalam lomba festival musik di Surabaya.

Namun, seiring berjalannya waktu, anggota band satu per satu memutuskan untuk keluar, sehingga tidak lama kemudian Mus Mulyadi terpaksa membubarkan band yang ia asuh.

Ternyata, tiga di antara anggota band tersebut diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiga wanita tersebut adalah Titiek AR, Lies AR, dan Sugien yang juga dikenal dengan nama Susy Nander.

Mus Mulyadi kemudian bergabung dengan grup band "Arista Birawa" pada tahun 1964 yang didirikan oleh Busro Birawa.

Ia memegang peran sebagai pemain bas dan juga vokalis. Anggota lainnya meliputi Jeffry Zaenal (Abidin) di drum, M. Yusri memainkan rhythm guitar, Oedin Syach mengisi posisi lead guitar, dan juga Sonata Tanjung.

Baca Juga: Moms, Yuk Kenalan dengan 5 Pahlawan Baru Indonesia, Lengkap dengan Biografinya!

Mengembara ke Singapura

Karena ajakan temannya, Jerry Souisa, yang menjadi pemimpin grup band, Mus Mulyadi bersama Jeffry Zaenal serta seorang rekannya bernama Arkan, diundang untuk mengikuti tur pertunjukan di Singapura.

Meskipun awalnya Mus merasa ragu untuk meninggalkan band-nya yang telah dikenal di kalangan masyarakat Surabaya, terlebih lagi karena pada saat itu baru saja kehilangan ayahnya.

Tetapi akhirnya, bersama ketiga rekannya, Mus mengambil langkah maju dengan meninggalkan Surabaya dan mengambil risiko untuk mencoba peruntungannya di Singapura pada tahun 1967.

Dalam perjalanan ini, mereka menggunakan kapal kayu dan menempuh dua minggu perjalanan hingga tiba di Tanjung Pinang.

Setelah itu, mereka menerima tawaran untuk tampil di sebuah acara hajatan tanpa mendapatkan bayaran, sebagai bentuk imbalan dari seorang pengusaha Tionghoa yang setuju membantu mereka menyeberang ke Singapura.

Setibanya di Singapura, mereka tinggal di rumah sebuah keluarga Jawa.

Baca Juga: Belajar Aksara Jawa Lengkap dan Jenisnya

Selama dua tahun di Singapura, mereka berjuang tanpa mendapatkan kesempatan untuk tampil.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb