8 Tanda Pubertas Perempuan dan Cara Menghadapinya!
Pubertas Perempuan yang Tidak Normal
Beberapa orang mungkin mengalami perubahan fisik pada masa pubertas lebih lambat atau lebih awal dari pada yang lainnya.
Ini terkadang bisa menjadi adanya kondisi medis yang mendasarinya, jadi Moms harus membawa anak segera menemui dokter.
Jika anak mengalami pubertas terlalu cepat, dokter mungkin menyebut ini sebagai pubertas dini.
1. Pubertas Dini
Pada wanita, pubertas dini adalah munculnya tanda dan gejala pubertas sebelum usia 8 tahun, seperti:
- Ovulasi dan menstruasi.
- Munculnya rambut halus pada ketiak dan kemaluan.
- Payudara tumbuh.
Beberapa penyebab pubertas dini antara lain:
- Masalah dengan sistem saraf pusat.
- Sindrom genetik.
- Adanya riwayat keluarga.
- Tumor atau pertumbuhan yang memengaruhi ovarium, otak, kelenjar pituitari, atau kelenjar adrenal.
- Pelepasan dini hormon pubertas tanpa penyebab yang diketahui.
- Pubertas yang tertunda berarti tidak ada tanda-tanda fisik pubertas pada wanita pada usia 13 tahun atau pada pria pada usia 14 tahun.
Bila anak Moms mengalaminya dan membuat Moms merasa khawatir, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apalagi bila anak mengalami beberapa kondisi tertentu.
Sebab, melansir dari Journal Social Psychology Quarterly, anak perempuan yang mengalami masa pubertas dini, berisiko mengalami tekanan psikologis dan depresi.
Maka dari itu, sebagai orang tua, Moms dan Dads sangatlah berperan penting ketika anak mengalami kondisi tersebut.
2. Pubertas Tertunda
Gejala pubertas yang tertunda pada perempuan meliputi:
- Belum adanya perkembangan payudara pada usia 13 tahun.
- Tidak mendapatkan menstruasi pada usia sekitar 14 hingga 16 tahun.
Penyebab pubertas tertunda bisa meliputi:
- Riwayat keluarga yang juga mengalami pubertas tertunda.
- Kelainan kromosom atau genetik.
- Penyakit kronis.
- Tumor yang memengaruhi kelenjar pituitari atau hipotalamus, bagian otak yang mempengaruhi hormon.
Maka dari itu, jika terdapat hal yang dirasa tidak tepat pada perubahan fisik di masa pubertas perempuan, segera lakukan konsultasi mengenai hal tersebut pada dokter ahli.
Baca Juga: 9 Cara Menyikapi Masa Pubertas pada Anak Remaja dengan Tepat
Cara Berdiskusi tentang Masa Pubertas Perempuan
Sebagai orang tua, tentu Moms juga harus menemaninya di masa pertumbuhannya.
Untuk membantu anak, Moms bisa tawarkan putri Moms kesempatan untuk membicarakan tentang pubertas dan perubahan yang menyertainya.
Berbicara secara terbuka tentang pubertas perempuan dapat membantu mencegah rasa malu dan stigma.
Hal tersebut juga dapat mendorong putri Moms untuk lebih bersedia berbicara dengan tentang apa yang dia alami.
Namun, beberapa anak tidak ingin membicarakan perubahan fisik pada masa pubertas yang mereka alami atau hal semacam ini dengan orang tua mereka, dan itu juga tidak masalah.
Pastikan anak perempuan Moms tahu bahwa orang tuanya selalu ada jika dia memiliki pertanyaan dan bahwa dia memiliki akses ke sumber informasi tepercaya.
Ini termasuk buku dan pendidikan kesehatan yang sesuai di sekolah.
Jika Moms memiliki kekhawatiran khusus tentang perkembangan atau pertumbuhan anak melalui masa pubertas, dokter anak akan dengan senang hati menanganinya bersama.
Dilansir dari Kids Health, jika Moms ingin berdiskusi dengan buah hati mengenai pubertas perempuan, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan.
1. Bicarakan Soal Perubahan Fisik dan Menstruasi
Mulailah pembicaraan dari perubahan fisik yang telah putri Moms alami.
Seperti pertumbuhan payudara dan tumbuhnya rambut di area organ vital.
Penting juga untuk menjelaskan tentang menstruasi.
2. Berdiskusi dalam Waktu Khusus yang Disiapkan
Ajak anak diskusi mengenai pubertas perempuan di satu waktu.
Hal ini akan membuat suasana lebih nyaman dibandingkan Moms mengajaknya berbicara soal pubertas berkali-kali namun informasinya kurang lengkap.
3. Jawab Pertanyaan Anak dengan Jelas
Ketika anak bertanya, Moms bisa langsung menjawabnya menggunakan penjelasan yang terperinci.
Terutama ketika menyebutkan organ intim dan reproduksi sang buah hati.
Jika perlu, Moms bisa mengajak anak untuk menonton film dokumenter mengenai pubertas perempuan, lho!
Namun, bagaimana jika Moms tidak bisa menjelaskan atau menjawab pertanyaan anak dengan baik?
Moms tidak perlu khawatir karena bisa mengajak anak mengunjungi obgyn bersama-sama.
Lalu, bertanya mengenai apa saja yang membuat buah hati bingung tentang organ reproduksi dan juga masalah pubertas perempuan.
4. Berikan Dorongan Positif
Dorongan positif ini bisa berupa memberikan motivasi dan pujian terkait perubahan fisik dan hormon yang mereka alami.
Termasuk mengakui pencapaian mereka, menghargai usaha yang mereka lakukan, dan memperkuat rasa percaya diri mereka.
Hal ini penting karena masa pubertas seringkali membuat remaja merasa tidak aman tentang diri mereka sendiri.
Dengan memberikan dorongan positif, orang tua bisa membantu anak merasa lebih yakin dan nyaman dengan perubahan yang dialami.
Cara ini juga membantu membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.
Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi
Berdiskusi mengenai pubertas perempuan kepada sang buah hati sangat penting bagi pertumbuhan anak.
Anak perlu mengetahui tentang segala perubahan dan kesehatan organ intim mereka selama masa pubertas.
Dengan begitu, mereka tidak akan mengalami kesulitan pada saat dewasa nanti.
Diskusi ini juga berguna agar buah hati Moms paham betul bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi dengan baik.
Jadi, sudah siap menemani Si Kecil menghadapi masa pubertasnya, Moms?
- https://kidshealth.org/en/parents/understanding-puberty.html
- https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/gradeschool/puberty/Pages/Physical-Development-Girls-What-to-Expect.aspx
- https://www.healthdirect.gov.au/puberty-for-girls
- https://kidshealth.org/en/teens/puberty.html
- https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22192-puberty
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2834249/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.