17 November 2023

Mengenal Berbagai Rumah Adat Papua, Jenis, dan Keunikannya

Jika mampir ke Papua, sempatkan melihat keindahan rumah adatnya
Mengenal Berbagai Rumah Adat Papua, Jenis, dan Keunikannya

Belajar bersama tentang rumah adat Papua, yuk!

Faktanya, hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki keunikan budayanya sendiri, dan salah satunya tercermin dalam rumah adat.

Salah satu yang mungkin bisa terbilang paling unik adalah rumah adat Papua yang masih sangat tradisional.

Namun, keunikan ini yang membuatnya khas dan semakin diminati oleh para wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung.

Rumah adat Papua sendiri yang paling dikenal adalah Honai. Ini adalah rumah adat suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Mengutip laman resmi Indonesia.go.id, keberadaan rumah adat Honai ini bisa ditemukan di lembah-lembah dan pegunungan pulau Papua, tepatnya di ketinggian 1.600 hingga 1.700 meter di atas permukaan laut.

Jika Moms penasaran dengan rumah adat Papua, yuk simak beberapa jenisnya dan keunikan yang dimiliki masing-masing rumah berikut ini!

Baca Juga: Keunikan Nilai Budaya Candi Gedong Songo Jawa Tengah

Berbagai Jenis Rumah Adat Papua

Berikut ini adalah beberapa jenis rumah adat khas papua yang mungkin Moms ingin tahu:

1. Rumah Honai

Rumah Honai
Foto: Rumah Honai (Celebes.co)

Ini adalah rumah adat Papua yang paling terkenal dan bahkan mewakili provinsi tersebut.

Rumah Honai juga kerap disebut dengan dengan nama ‘Onai’, yang artinya rumah.

Biasanya rumah ini ditempati oleh para laki-laki dewasa sehingga ia juga kerap disebut dengan nama rumah Honai Pilamo.

Salah satu yang membuat rumah ini unik adalah bentuk rumahnya yang bundar dengan atap rumah berbentuk kerucut layaknya jamur.

Terlebih rumah ini juga hanya memiliki satu pintu tanpa jendela.

Atap rumah Honai umumnya terbuat dari jerami dan dinding rumahnya terbuat dari bahan kayu yang cukup kokoh.

Alasan bentuk atap rumah Honai sengaja dibuat kerucut adalah untuk mengurangi hawa dingin dan menghindari air hujan.

Umumnya, tinggi rumah Honai hanya berkisar 2,5 meter dengan luas ruangan sekitar 5 meter saja.

Rumah ini sengaja dibuat dengan ukuran yang kecil supaya udara di dalamnya tetap hangat.

2. Rumah Ebei atau Huma

Rumah Ebei
Foto: Rumah Ebei (Dekoruma.com)

Tak hanya rumah Honai, rumah adat Papua lainnya yang juga perlu Moms tahu adalah Rumah Ebei atau Huma.

Rumah ini sebenarnya memiliki bentuk yang sama dengan rumah Honai, tetapi orang yang menempatinya berbeda.

Jika rumah Honai ditempati oleh para laki-laki dewasa, maka rumah Ebei hanya ditempati oleh para ibu, anak-anak gadis, dan juga anak laki-laki yang belum dewasa.

Rumah ini juga memiliki fungsi yang cukup penting, yakni tempat para ibu atau wanita dewasa mengajarkan anak-anak mereka banyak hal tentang kehidupan.

Pengajaran ini penting diberikan kepada para anak gadis sebelum mereka menikah dan sebelum anak laki-laki dewasa.

Di dalam rumah, para wanita juga akan melakukan berbagai kegiatan harian lainnya. Misalnya membuat kerajinan tangan atau saling bercengkrama.

Baca Juga: 9 Cara Membuat Pot Tanaman Hias dari Barang Bekas, Mudah!

3. Rumah Hunila

Rumah Hunila
Foto: Rumah Hunila (Tokopedia.net)

Selanjutnya ada rumah Hunila, namun rumah ini berbeda dengan kedua rumah adat Honai dan Ebei sebelumnya.

Yang membedakan adalah bentuknya yang lebih memanjang dan lebih luas.


Ini dikarenakan rumah Hunila adalah dapur umum yang menjadi pusat untuk pembuatan makanan bagi seluruh penghuni silimo atau beberapa rumah Honai di suatu tempat.

Umumnya para wanita akan memasak sagu atau membakar ubi di dalam rumah Hunila.

Setelah memasak, para wanita ini kemudian akan mengantarkan makanan kepada Pilamo dan seluruh keluarganya.

4. Rumah Pohon

Rumah Pohon Suku Korowai
Foto: Rumah Pohon Suku Korowai (Alonesia.com)

Ini adalah salah satu rumah adat yang dimiliki oleh suku pedalaman asli Papua, yaitu Suku Korowai.

Seperti namanya, rumah ini terletak di bagian atas dahan pohon dengan ketinggian sekitar 15 hingga 50 meter. Pastinya rumah ini akan melindungi para penghuninya dari binatang buas.

Suku Korowai memang sengaja membangun rumah pohon ini dengan tujuan untuk menghindari binatang buas dan gangguan roh jahat yang disebut “laleo”.

Dalam budaya Suku Korowai, Laleo diyakini adalah makhluk jahat atau iblis kejam yang berjalan seperti mayat hidup dan mereka berkeliaran pada malam hari.

Selain itu, masyarakat Suku Korowai percaya bahwa semakin tingginya rumah yang mereka buat, maka mereka juga akan semakin terhindar dari roh-roh jahat yang bergentayangan pada malam hari.

Baca Juga: Mengenal Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikan di Dalamnya

5. Rumah Kariwari

Rumah Kariwari
Foto: Rumah Kariwari (ruangarsitek.id)

Rumah Kariwari ini adalah rumah tradisional Suku Tobati-Enggros yang tinggal disekitar Teluk Yotefa dan Danau Sentani, Jayapura.

Jika Moms lihat, bangunan rumah Kariwari ini cukup unik karena berbentuk limas segi delapan yang terbuat dari kayu besi, bambu, dan juga daun sagu hutan.

Rumah ini umumnya terdiri dari dua lantai dan memiliki tiga ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Jika beberapa rumah adat Papua yang disebutkan sebelumnya memiliki fungsi sebagai rumah hunian tempat tinggal, maka rumah Kariwari memiliki fungsi sebagai tempat edukasi dan ibadah.

Oleh karena itu, rumah ini dianggap sebagai tempat sakral yang suci oleh Suku Tobati-Enggros.

Baca Juga: 6 Jenis Pakaian Adat Sulawesi Selatan dan Keunikannya

6. Rumah Rumsram

Rumah Rumsram
Foto: Rumah Rumsram (Tokopedia.net)

Rumah rumsram adalah rumah adat Papua yang berasal dari Suku Biak Numfor yang tingga di area pantai utara Papua.

Sama halnya seperti Kariwari, rumah ini juga bukan merupakan hunian tempat tinggal, tetapi dibangun sebagai tempat kegiatan mengajar yang dikhususkan untuk para laki-laki.

Bangunan rumah Rumsram juga unik karena berbentuk persegi dengan atap seperti perahu terbalik. Desain atap ini ternyata berkaitan dengan profesi kebanyakan masyarakat suku Biak Numfor, yaitu sebagai pelaut.

Rumah ini juga memiliki lantai yang terbuat dari kulit kayu, dinding dari bambu air dan pelepah sagu, serta atap yang terbuat dari daun sagu yang sudah dikeringkan.

Umumnya rumah Rumsram memiliki tinggi sekitar 6 hingga 8 meter dan dibagi menjadi dua bagian yang dibedakan berdasarkan tingkatan lantainya.

  • https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/rumah-honai-kekayaan-arsitektur-hijau-dari-papua
  • https://www.adira.co.id/sahabatlokal/article_short/metalink/rumah-adat-honai
  • https://www.tokopedia.com/blog/rumah-adat-papua-edu/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb