14 Juni 2021

Banyak Orang Belum Tahu, Ini 8 Fakta Menarik Tentang Sel Telur

Moms dan wanita harus tahu fakta-fakta sel telur berikut ini.
Banyak Orang Belum Tahu, Ini 8 Fakta Menarik Tentang Sel Telur

Foto: Shutterstock.com

Perempuan harus tahu mengenai organ tubuh pentingnya, terutama organ reproduksi, seperti sel telur. Sel telur pada wanita ukurannya adalah sekitar 100 mikron (atau sepersejuta meter), hampir sama dengan sehelai rambut.

Artinya, secara teori, Moms dapat melihat sel telur dengan mata telanjang.

Faktanya adalah bahwa sel telur berukuran sekitar 4 kali lebih besar dari sel kulit dan sekitar 20 kali lebih besar dari sperma, lho!

Selain dari ukurannya, Moms perlu tahu fakta menarik tentang sel telur pada wanita.

Fakta Menarik tentang Sel Telur

Rata-rata, wanita hanya berovulasi 400-500 sel telur dalam hidupnya.

Itu membuat sel telur jauh lebih panjang usianya daripada sperma.

Namun faktanya, lebih banyak sel sperma yang dilepaskan selama satu ejakulasi daripada yang diproduksi wanita sepanjang hidupnya.

Mungkin itulah salah satu alasan mengapa telur jauh lebih berharga daripada sperma.

Berikut ini beberapa fakta menarik tentang sel telur:

1. Hanya Bertahan 24 Jam untuk Pembuahan

Wajib Tahu, Ini Usia Ideal untuk Membekukan Sel Telur 02.jpg
Foto: Wajib Tahu, Ini Usia Ideal untuk Membekukan Sel Telur 02.jpg (pixabay.com)

Foto: Orami Photo Stocks

Setiap bulannya, wanita mengalami ovulasi. Ovulasi adalah ketika sel telur siap untuk pembuahan atau biasa kita kenal dengan kehamilan.

Ovulasi terjadi sekitar 2 minggu setelah hari pertama haid, dan sel telur memiliki masa hidup yang cukup singkat.

Studi dalam Hindawi, fakta tentang sel telur adalah ia akan berjalan melalui tuba falopi, yang akan mengalir ke dalam rahim selama 12–24 jam.

Tetapi jika tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam itu, sel telur akan hancur.

Nanti akan keluar bersama dengan jaringan endometrium, sekresi vagina, lendir serviks, dan keluar darah, inilah yang kita kenal dengan menstruasi.

2. Usia Ovum Tak Selama Sel Sperma

Semakin tua, begitu pula sel-sel tubuh dan sel telur wanita akan menurun kualitasnya. Meskipun wanita dilahirkan dengan jutaan telur, kualitasnya menurun seiring waktu.

Tidak seperti pria, yang terus memproduksi sperma sepanjang hidup mereka.

Bahkan, banyak sel telur banyak yang mati sebelum wanita mencapai pubertas. Yang berarti kita memiliki sekitar 700.000 sel telur pada saat menstruasi dimulai.

Melansir Reproductive Facts, setiap bulan seorang wanita terus kehilangan sel telurnya.

Mayoritas folikel tidak habis oleh ovulasi, tetapi melalui proses hilangnya folikel secara bertahap yang disebut atresia.

Atresia adalah proses degeneratif yang terjadi akibat hormonal, kotransepsi, siklus menstruasi, ataupun sedang menjalani pengobatan.

Jadi pada saat menopause, seorang wanita kemungkinan akan memiliki kurang dari 1000 sel telur yang tersisa.

Baca Juga: Yuk, Ketahui Perbedaan Adenomyosis dan Endometriosis

3. Selektif dan Pemilih

sel telur pada wanita.jpg
Foto: sel telur pada wanita.jpg (healtheuropa.eu)

Foto: Orami Photo Stocks

Mungkin tidak hanya sperma yang memenangkan perlombaan menuju sel telur, seperti yang kita tahu, Moms!

Fakta menarik tentang sel telur yakni ia juga pemilih dan cukup selektif terhadap sperma, lho!

Sebuah studi tahun 2011 menunjukkan bahwa sel telur akan melepaskan sel ke dalam satu sperma tertentu, menyebabkan ekor pada sperma dapat untuk menembus sel telur.

Sehingga tak hanya sel sperma yang selektif ya Moms! Melainkan sel telur juga, lho.

4. Bisa Alami Pembekuan

Fakta menarik lainnya, ovum dalam tubuh perempuan bisa mengalami proses pembekuan, khususnya perempuan yang sedang dalam proses hamil buatan atau IVF.

Dalam Mayo Clinic menjelaskan, pembekuan berfungsi untuk mengawetkan telurnya saat mereka masih sehat dan berlimpah, dan menggunakannya untuk mencoba kehamilan yang akan datang.

Faktanya adalah bahwa sel telur tetap berpeluang menghasilkan kehamilan setelah dibekukan dan dicairkan.

Proses ini diutamakan untuk wanita dengan usia 30 tahun ke atas yang ingin menjalani promil.

Beberapa wanita yang mungkin diharuskan menjalani proses pembekuan, antara lain:

  • Mengalami infertilitas. Ini mungkin termasuk penyakit autoimun seperti lupus, dan keragaman gender, seperti transgender.
  • Sedang pengobatan. Ketika seseorang sedang pengobatan untuk kanker atau penyakit lain yang dapat memengaruhi kemampuan untuk hamil. Perawatan medis tertentu, seperti radiasi atau kemoterapi. dapat mempengaruhi kesuburan.
  • Program IVF. Saat menjalani fertilisasi in vitro, sebagian orang lebih memilih pembekuan sel telur daripada pembekuan embrio karena alasan tertentu.
  • Untuk kehamilan masa datang. Momsm mungkin ingin mengawetkan sel telur yang lebih muda untuk digunakan di masa mendatang. Membekukan telur pada usia yang lebih muda dapat membantu hamil.

5. Ovum Ganda

rahim-dan-sel-telur-bermasalah.jpg
Foto: rahim-dan-sel-telur-bermasalah.jpg (thehawk.in)

Foto: Orami Photo Stocks

Secara seksual, hanya satu sel telur yang dilepaskan selama ovulasi.

Namun, ovarium terkadang melepaskan dua telur sekaligus. Kedua sel telur bisa dibuahi oleh dua sel sperma yang berbeda. Dalam kasus ini, Moms mungkin hamil anak kembar.

Mengutip Better Health, kembar ini akan dikenal sebagai saudara kembar fraternal (juga disebut kembar nonidentical).

Karena berasal dari dua sel telur terpisah dan dua sel sperma terpisah, mereka tidak akan memiliki DNA yang sama dan mungkin tidak terlihat identik.

Program kehamilan buatan seperti IVF dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar.

Ini karena promil buatan sering kali melibatkan pemindahan lebih dari satu embrio ke rahim pada satu waktu untuk meningkatkan keberhasilan kehamilan.

Obat kesuburan juga dapat menyebabkan lebih dari satu sel telur dilepaskan selama ovulasi.

Baca Juga: Bisakah Hamil Apabila Sperma Sering Tumpah Setelah Berhubungan?

6. Sel Telur Tidak Mencapai Rahim

Tahukah Moms? Fakta menarik tentang sel telur yakni ia bisa lho gagal mencapai rahim. Jika sel telur yang telah dibuahi bersembunyi di tempat lain selain lapisan rahim, ini disebut kehamilan ektopik.

Sekitar 90 persen kehamilan ektopik terjadi ketika embrio ditanamkan di salah satu tuba falopi.

Bisa juga menempel pada leher rahim atau rongga perut.

Kehamilan ektopik adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera untuk mencegah pecahnya salurah rahim.

7. Terdeteksi Melalui Test Pack

artikel hero membekukan sel telur
Foto: artikel hero membekukan sel telur

Foto: Orami Photo Stock

Setelah implantasi terjadi, plasenta akan terbentuk. Pada titik ini, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG).

Menurut Mayo Clinic, kadar hCG berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari pada tahap awal kehamilan.

Sehingga ketika sel telur telah terbentuk, test pack dapat mendeteksi hCG di tubuh.

Moms dapat melakukan tes kehamilan di rumah, atau tes darah di klinik atau rumah sakit.

Jika Moms memilih test pack, lakukan tes terlebih dahulu di pagi hari, karena pada saat itulah urine lebih pekat.

Ini akan mempermudah tes untuk mengukur level hCG dalam tubuh.

8. Donor Sel Telur

Pernahkah Moms mendengar donor sel telur? Karena jika donor sel sperma mungkin cukup familiar, ya.

Fakta menarik tentang donor sel telur adalah, ini harus menjalani prosedur medis yang rumit.

Donor telur adalah ketika seorang wanita (pendonor) memberikan telurnya kepada wanita lain (penerima) untuk memungkinkan penerima memiliki bayi.

Mengutip UCSF Health, pertama, donor mendapat suntikan hormon yang "merangsang" ovarium sehingga mereka tidak akan menghasilkan satu sel telur tetapi lusinan.

Setelah itu, dokter akan memasukkan kateter ke dalam jalan lahir untuk menyedot cairan dari folikel, dengan harapan dapat mengambil beberapa sel telur.

Kemudian sperma dari pasangan pria atau bank sperma ditempatkan di sekitar atau disuntikkan ke dalam setiap sel telur.

Proses ini disebut fertilisasi in vitro (IVF).

Baca Juga: 7+ Manfaat Air Mani, Bukan Hanya untuk Tujuan Reproduksi lho Moms!

Secara umum, tidak ada tes tertentu untuk melihat kualitas telur.

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah sel telur normal secara kromosom adalah dengan mencoba membuahinya, dan, jika pembuahan berhasil, baru bisa melakukan tes genetik pada embrio.

Fakta menarik lainyna yakni usia seseorang menentukan kualitas sel telur itu sendiri.

Perbedaan kualitas telur dengan yang berusia 25 tahun dan yang berusia 40 tahun adalah masalah kemungkinan statistik satu telur dalam berovulasi.

Karena wanita di usia akhir 30-an dan 40-an memiliki persentase telur abnormal yang lebih tinggi, kemungkinan besar satu telur mereka setiap bulan akan menurun kualitasnya.

Itulah mengapa kesuburan alami menurun seiring bertambahnya usia, dan mengapa lebih sering ditemukan kasus ketidaksuburan, keguguran, dan kelainan janin.

Karena itu kemampuan sel telur untuk membuahi kehamilan perlu kualitas yang baik dan sehat.

Sebab, banyak risiko yang terkait dengan kehamilan seperti usia lanjut, yaitu risiko diabetes gestasional dan preeklamsia yang sedikit lebih tinggi.

Sebagian besar, telur muda dan sehatlah yang membuat kehamilan menjadi sehat.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb