Nyeri Ovulasi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Beberapa perempuan mungkin mengalami nyeri ovulasi.
Bagi para Moms yang sedang merencanakan kehamilan, masa subur tentunya menjadi yang paling ditunggu-tunggu.
Pasalnya, selama durasi tersebut akan terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur yang siap untuk dibuahi sperma.
Jika Moms termasuk perempuan yang sering merasakan nyeri ovulasi, mungkin akan khawatir apakah kondisi tersebut dapat memengaruhi peluang hamil.
Tetapi benarkah nyeri ovulasi menyebabkan sulit hamil?
Berikut ini beberapa fakta terkait nyeri ovulasi, penyebab wanita sulit hamil yang sering tidak disadari.
Baca Juga: 7 Penyebab Susah Hamil Padahal Haid Lancar yang Harus Moms Ketahui, Catat!
Tanda Ovulasi
Berikut beberapa tanda ovulasi yang umum terjadi:
- Nyeri Ovulasi (Mittelschmerz)
Banyak wanita mengalami kram ringan atau nyeri di bagian bawah perut, biasanya di satu sisi, saat ovulasi terjadi. Rasa sakit ini mirip dengan kram saat menstruasi tetapi biasanya lebih ringan dan berlangsung singkat. - Perubahan Suhu Basal Tubuh
Suhu tubuh basal wanita cenderung meningkat setelah ovulasi. Sebelum ovulasi, suhu mungkin sedikit menurun, dan kemudian meningkat sekitar 0.5 hingga 1 derajat Celsius setelah ovulasi berlangsung. - Perubahan Lendir Serviks
Lendir serviks menjadi lebih banyak, lebih jernih, dan lebih elastis saat mendekati ovulasi, mirip dengan putih telur. Ini membantu sperma bergerak lebih mudah ke tuba falopi. - Pendarahan Ringan (Spotting)
Sekitar 5% wanita mungkin mengalami bercak darah ringan di tengah siklus haid, yang dikenal sebagai spotting. Ini terjadi akibat perubahan hormonal yang cepat. - Peningkatan Gairah Seksual
Banyak wanita melaporkan peningkatan hasrat seksual saat ovulasi, yang bisa disebabkan oleh perubahan hormonal. - Nyeri Payudara
Beberapa wanita mengalami nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara akibat perubahan hormon yang terjadi selama ovulasi. - Kram Perut
Selain nyeri ovulasi, kram perut ringan juga dapat terjadi, mirip dengan gejala menstruasi, tetapi biasanya lebih ringan
Memahami Nyeri Ovulasi
Melansir The National Health Service nyeri ovulasi sering kali adalah hal yang normal dan hanya efek samping terkait menstruasi.
Rasa nyeri ini bisa jadi merupakan salah satu pertanda ovulasi, ketika sel telur dilepaskan dari ovarium.
Di mana nyeri ovulasi atau yang sering disebut mittelschmerz ini muncul pada pertengahan siklus haid.
Meskipun beberapa perempuan cenderung tidak merasakan gejala apa pun, tidak sedikit pula yang mengeluhkan ketidaknyamanan atau nyeri selama ovulasi.
Nyeri Ovulasi yang Normal
Dalam studi yang diterbitkan di British Journal of Hospital Medicine, nyeri ovulasi atau mittelschmerz cenderung ringan.
Nyeri yang muncul biasanya hanya berlangsung selama beberapa jam.
Meskipun beberapa perempuan ada pula yang mengalami rasa sakit yang tiba-tiba dan terasa menusuk, namun hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Selain itu, Dr Vanessa MacKay, konsultan ginekolog dan juru bicara untuk Toyal College of Obstetricians and Gynaecologist (RCOG), mengatakan pada Patient Info bahwa nyeri ovulasi memiliki beberapa ciri khusus yang penting untuk diketahui para perempuan.
“Cara terbaik untuk memastikan apakah rasa nyeri yang muncul terkait dengan ovulasi adalah dengan melacaknya selama beberapa bulan,” kata Dr. MacKay.
“Jika itu nyeri ovulasi, biasanya akan terasa 2 minggu sebelum menstruasi dimulai dan ketidaknyamanan biasanya muncul hanya di satu sisi perut bagian bawah.
Biasanya tidak lebih dari 1 atau 2 hari. Sisi perut yang mengalami nyeri tergantung pada ovarium yang mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berubah-ubah setiap bulan,” lanjutnya.
Penyebab Nyeri Ovulasi
Nyeri ovulasi bisa terjadi ketika sel telur yang menembus dinding ovarium yang melepaskan sejumlah cairan atau darah, mengiritasi saraf di sekitarnya.
Gejala Nyeri Ovulasi
Beberapa tanda nyeri ovulasi antara lain
- Nyeri di perut bagian bawah.
- Kram di sisi kiri atau kanan perut.
- Rasa tidak nyaman dan rasa tertekan di perut.
- Rasa sakit yang ringan hingga menyengat.
Baca Juga: Begini Cara Menghitung Masa Subur setelah Haid, Wajib Tahu!
Jika Moms sedang program hamil dan ingin mengecek tanggal ovulasi agar peluang kehamilannya tinggi, yuk cari tahu dengan Kalkulator Masa Subur di Orami App
Cara Mengatasi Nyeri Ovulasi
Untuk membantu meredakan nyerinya, Moms bisa lakukan beberapa cara berikut ini.
1. Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol dapat dikonsumsi untuk bantu atasi rasa sakitnya.
Namun, pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter atau pada kemasan obat.
2. Kompres pada Bagian yang Sakit
Kompres dingin pada perut atau daerah panggul yang terasa nyeri.
Caranya dengan membungkus kantung es batu atau handuk yang dibasahi air dingin dan letakkan di atas daerah yang terasa nyeri.
3. Istirahat dan Hindari Stres
Beristirahatlah dengan cukup dan hindari aktivitas yang terlalu berat saat mengalami nyeri ovulasi.
Hindari stres dan usahakan untuk tetap tenang. Stres dapat memperburuk nyeri ovulasi.
4. Minum Air Putih dan Hindari Kafein serta Alkohol
Perbanyak minum air putih untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mencegah dehidrasi.
Cobalah untuk menghindari konsumsi kafein dan alkohol yang dapat memperparah nyeri ovulasi.
5. Konsultasikan ke Dokter
Bicaralah dengan dokter jika nyeri ovulasi berlanjut atau sangat mengganggu sehingga memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
Kapan Perlu Periksa ke Dokter?
Pada dasarnya nyeri ovulasi bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. MacKay.
Karena nyeri ini merupakan sesuatu yang umum terjadi pada perempuan dan biasanya tidak berbahaya.
Namun, Dr. MacKay menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika nyeri yang dirasakan sangat tidak tertahankan dan disertai gejala lain seperti:
- Demam
- Perdarahan
- Terlambat menstruasi
- Muntah
- Sakit saat buang air kecil
- Kulit kemerahan
- Muncul sensasi terbakar di area yang terasa nyeri
Karena, itu bisa jadi mengindikasikan penyakit yang serius.
Penyakit atau Kondisi Medis Penyebab Nyeri Ovulasi
Meski mengalami nyeri ovulasi adalah hal yang normal, ada beberapa alasan lain yang mungkin menjadi penyebab perempuan mengalaminya.
Coba catat kapan dan di mana Moms merasakan ketidaknyamanan, berapa lama waktu berlangsungnya, dan gejala terkait lainnya.
Membuat catatan dapat membantu kita dan dokter mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Berikut beberapa penyakit atau kondisi medis yang bisa jadi penyebab nyeri saat masa subur yang mungkin terjadi.
1. Kista
Kista ovarium dapat menyebabkan sejumlah gejala, mulai dari kram dan mual, hingga kembung. Beberapa kista mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Kista dermoid, sistadenoma, dan endometrioma adalah jenis kista lain yang kurang umum yang dapat menyebabkan nyeri ovulasi.
Kondisi lain yang disebut sindrom ovarium polikistik atau PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) ini ditandai dengan banyaknya kista kecil di ovarium.
PCOS yang tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan.
Dokter mungkin memesan CT scan, MRI, atau ultrasound untuk membantu menentukan apakah Moms memiliki kista dan jenisnya.
Banyak kista sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi medis.
Namun, jika tumbuh atau tidak normal, kista dapat menyebabkan komplikasi dan mungkin perlu diangkat.
2. Endometriosis atau Adhesi
Endometriosis adalah kondisi yang menyakitkan dimana jaringan dari lapisan rahim tumbuh di luar rongga rahim.
Area yang terkena menjadi iritasi ketika jaringan lapisan merespons hormon selama siklus, menyebabkan perdarahan dan pembengkakan di luar rahim.
Moms mungkin mengalami jaringan parut atau adhesi endometriosis yang sangat menyakitkan selama menstruasi.
Demikian pula, perlekatan intrauterin, juga dikenal sebagai sindrom Asherman, dapat berkembang jika Moms pernah menjalani operasi sebelumnya.
Ini termasuk dilatasi dan kuretase (D & C) atau sesar.
Infeksi sebelumnya di rahim juga dapat menyebabkan perlengketan ini.
Kita juga dapat mengembangkan sindrom Asherman tanpa penyebab yang diketahui.
Karena dokter tidak dapat melihat kondisi ini selama ultrasound rutin, dokter mungkin memesan histeroskopi atau laparoskopi.
Ini adalah prosedur pembedahan yang memungkinkan dokter melihat langsung ke dalam rahim atau panggul.
3. Kehamilan Ektopik
Nyeri ovulasi bisa menjadi tanda kehamilan ektopik. Ini terjadi ketika embrio ditanamkan di tuba falopi atau lokasi lain di luar rahim.
Kehamilan ektopik berpotensi mengancam nyawa dan biasanya ditemukan pada minggu kedelapan.
Jika Moms a merasa hamil, segera temui dokter.
Bila mengalami kehamilan ektopik, Moms akan memerlukan perawatan segera dengan obat-obatan atau pembedahan untuk mencegah tuba falopi pecah.
Kondisi Lain yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Better Health Victoria, beberapa penyakit yang dapat menimbulkan nyeri menyerupai mittelschmerz antara lain:
- Salpingitis, radang tuba falopi akibat infeksi.
- Penyakit radang panggul kronis.
- Appendicitis atau radang usus buntu.
- Masalah gastrointestinal lainnya termasuk ulkus perforasi, gastroenteritis dan radang usus.
Baca Juga: Bolehkah Testpack setelah Berhubungan Semalam? Simak Jawabannya Berikut Ini!
Nah, itu dia beberapa fakta tentang nyeri ovulasi yang perlu diketahui.
Jadi, sekarang Moms tidak perlu khawatir lagi jika nyeri yang dirasakan cenderung ringan dan tidak mengganggu aktivitas.
Namun, jika sudah mengkhawatirkan sebaiknya konsultasikan dengan dokter, ya!
- https://patient.info/news-and-features/what-is-ovulation-pain
- https://www.nhs.uk/conditions/ovulation-pain/
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/ovulation-pain
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.