21 Oktober 2024

6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Jangan panik, kenali dulu penyebabnya
6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Foto: Orami Photo Stock

Sebagian besar wanita pasti pernah mengalami telat menstruasi.

Kondisi ini kadang membuat khawatir. Wajar saja, kesuburan wanita memang dapat dinilai dari siklus menstruasi atau haid yang lancar setiap bulannya.

Namun, perlu Moms pahami bahwa siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata setiap 28 hari, meskipun ini dapat bervariasi.

Di mana siklus yang terjadi setiap 24 hingga 35 hari masih dianggap sebagai siklus yang normal.

Jadi, jangan langsung merasa panik saat mengalami telat menstruasi.

Baca Juga: Menstruasi setelah Berhubungan Intim Apakah Bisa Hamil?

Apa itu Menstruasi ?

Ilustrasi Menstruasi
Foto: Ilustrasi Menstruasi (Parents.com)

Istilah menstruasi tentu saja tidak asing bagi kita kaum Perempuan, tapi apakah kita benar-benar tahu dan memahami menstruasi itu sendiri ?

Menstruasi ialah proses keluarnya darah dan sedikit jaringan dari endometrium yang terjadi secara teratur.

Menstruasi yang terjadi ternyata memiliki siklus atau ritme yang terjadi secara teratur pada Perempuan di masa reproduksi aktif nya.

Siklus ini terjadi secara berulang dalam jangka waktu tertentu dengan ritme yang cukup teratur.

Siklus ini menandakan bahwa seornag Perempuan sedang berada pada fase reproduksi aktif, dimana ia memiliki kemampuan untuk hamil dan melahirkan.

Siklus ini mulai terjadi pada usia remaja, sekitar 12 tahun yang diawali dengan perubahan pubertas anak perempuan, dan terjadi terus menerus hingga ia mengalami periode henti menstruasi yang dikenal sebagai menopause.

Siklus ini terjadi dikarenakan adanya jalur sinyal yang saling berhubungan antara otak ke indung telur lalu ke Rahim.

Otak kita akan mengirim hormon ke indung telur untuk mematangkan sel telur kita sehingga terjadilah perubahan pada endometrium, yaitu dinding Rahim bagian dalam.

Jika tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, maka dalam waktu sekitar 2 minggu setelah sel telur matang, akan terjadi peluruhan endometrium yang kita kenal sebagai menstruasi.

Siklus menstruasi normal dapat terjadi diantara 21 sampai dengan 35 hari, yaitu dihitung dari hari pertama menstruasi hingga bertemu Kembali dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya.

Rerata seorang Perempuan memiliki siklus menstruasi sebanyak 28 hari. Lama menstruasi yang terjadi biasanya 2 sampai dengan 7 hari.

Siklus menstruasi yang tidak teratur, seperti misalnya terlalu cepat datang, terlalu sering atau bahkan terlalu lama, bisa menjadi penilaian adanya masalah Kesehatan pada seorang perempuan.

Hal ini terjadi karena berkaitan dengan kondisi medis seperti Diabetes Mellitus tipe 2 atau gangguan metabolisme lain.

Mengapa Wanita Bisa Telat Menstruasi?

Kalender Menstruasi
Foto: Kalender Menstruasi (Freepik.com)

Telat menstruasi kerap terjadi hampir setiap Wanita. Namun jangan khawatir Moms, tidak semua telat menstruasi perlu diwaspadai kok.

Ternyata memang salah satu tanda awal dari kehamilan ialah terlambat menstruasi, terlambat disini diartikan bahwa menstruasi tidak kunjung datang pada tanggal semestinya.

Pada saat terjadi kehamilan, Moms memang akan berhenti menstruasi untuk sementara waktu hingga persalinan dan masa nifas.

Hal ini terjadi karena tidak adanya sel telur yang matang dan tidak terjadinya peluruhan endometrium, karena terjadi kehamilan yang mempertahankan tebal endometrium.

Selain itu, pada anak perempuan remaja yang mengalami pubertas dan mengalami menstruasi pertamanya, siklusnya bisa jadi kurang teratur karena tubuh masih berproses untuk pematangan jalur sinyal hormon antara otak-sel telur-rahim.

Hal ini bisa terjadi sampai dengan tahun pertama pasca haid pertama timbul.

Telat menstruasi juga bisa menjadi indikasi awal menopause.

National Health Service UK mengungkapkan, menopause umumnya terjadi antara usia 45-55 tahun, seiring penurunan kadar estrogen wanita.

Namun, sekitar 1 dari 100 wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Ini dikenal sebagai menopause dini atau insufisiensi ovarium prematur.

Baca Juga: Harus Tahu! Ini Arti Perbedaan Tekstur dan Warna Darah Menstruasi


Telat Menstruasi, Tapi Tidak Hamil?

Wanita Menstruasi
Foto: Wanita Menstruasi (Freepik.com)

Biasanya, telat menstruasi identik dengan positif hamil. Bagi Moms yang tengah menjalani program hamil, mungkin telat menstruasi dapat menjadi momen yang menegangkan.

Namun, mengapa sudah melakukan test pack dan hasilnya negatif tetap mengalami telat menstruasi?

Tenang Moms, gejala ini dirasakan setiap wanita. Gejala mendekati siklus menstruasi memang mirip dengan gejala kehamilan.

Hal ini yang sedikit membingungkan wanita karena hormon progesteron dan estrogen sedang tinggi-tingginya.

Rasa sakit pada payudara, badan linu, kram perut, dan keputihan juga gejala menstruasi dan kehamilan.

Jika Moms telah melakukan test pack negatif dan belum haid, maka mungkin uji kehamilan masih terlalu dini.

Tubuh belum mendeteksi adanya hormon kehamilan. Jika masih ragu, boleh menunggu beberapa minggu kemudian untuk melakukan tes ulang.

Telat menstruasi, seperti yang diketahui tidak selalu kehamilan menjadi faktor utama.

Seperti yang telah diutarakan di atas, mungkin Moms sedang mengalami gejala itu salah satunya. Maka dari itu, tetap tenang dan pahami kondisi tubuh masing-masing, ya!

Mengingat hasil test pack negatif dan ternyata tidak kunjung haid, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Misalnya, USG, sehingga bisa diketahui penyebab keluhan diri dan pengobatan lebih lanjut.

Baca Juga: Catat, Ini Cara Membedakan Kram Perut Hamil dan Menstruasi!

Penyebab Keputihan Saat Menstruasi

Keputihan saat Menstruasi
Foto: Keputihan saat Menstruasi (Orami Photo Stocks)

Wanita yang telat menstruasi, tidak sedikit juga dari mereka yang mengalami keputihan.

Cairan berwarna putih ini disebut sebagai leukore. Berasal dari cairan vagina dan kadang terlihat sedikit kuning.

Pada saat inilah, hormon progesteron wanita sedang meningkat dan ini normal terjadi di setiap wanita.

Dilansir dari Sutter Health, keputihan dengan tekstur elastis, licin dan tidak berbau ini menandakan ia akan haid tidak lama lagi.

Lama-kelamaan, lendir putih ini berubah menjadi cairan berwarna cokelat dan bercak darah menandakan menstruasi.

Namun, apabila keputihan terus terjadi dan darah haid belum keluar, ada baiknya melakukan tes kehamilan.

Mungkin ini pertanda kehamilan atau kondisi kesehatan lainnya. Sebab, keputihan merupakan ciri gejala haid dan gejala kehamilan, lho!

Baca Juga: Regumen Obat untuk Masalah Menstruasi Wanita, Ketahui Dosisnya

Faktor Penyebab Telat Menstruasi

Remaja Menstruasi
Foto: Remaja Menstruasi (Freepik.com)

Pada beberapa wanita, telat menstruasi bisa terjadi karena ia sedang hamil. Namun, kehamilan bukan faktor utama penyebab telat menstruasi yang dialami wanita.

Banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi tubuh seseorang, lho.

Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor penyebab telat menstruasi selain kehamilan, yaitu:

  1. Pemakaian kontrasepsi hormonal, seperti KB pil, KB suntik atau KB susuk.
  2. Pemakaian pil penunda haid untuk alasan tertentu
  3. Menyusui secara eksklusif
  4. Olahraga berat yang berlebihan
  5. Gangguan metabolic seperti tinggi atau rendahnya hormon tiroid, diabetes mellitus tipe 2
  6. Adanya kelainan pada indung telur yang dapat mengganggu timbulnya ovulasi atau pematangan sel telur seperti PCOS (polycystic ovary syndrome)
  7. Adanya kelainan pada susunan saraf pusat yang mengganggu aliran sinyal hormon pemicu ovulasi, seperti tumor di daerah hipofisis otak

Keterlambatan menstruasi yang terjadi karena pemakaian kontrasepsi dan menyusui sangatlah wajar.

Pada Moms yang menyusui akan terjadi lonjakan hormon prolactin yang akan menekan pertumbuhan sel telur yang akan berakibat tidak timbulnya menstruasi.

Obesitas disinyalir menjadi risiko timbulnya kelainan mestruasi, baik itu haid yang memanjang atau juga terlambat datang haid, hal ini terjadi karena perempuan obesitas mengalami perubahan pola hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi nya.

Tahukah Moms bahwa menurut penelitian, perempuan dengan siklus menstruasi yang memanjang memiliki risiko terkena penyakit jantung coroner 28% lebih tinggi dibandingkan perempuan dengan siklus menstruasi tang teratur.

Hal ini disebabkan seringkali keterlambatan siklus terjadi karena adanya kelainan metabolic seperti PCOS yang disebabkan karena kelainan metabolic dan menjadi factor risiko terjadinya gangguan jantung.

Setelah membaca informasi diatas, jangan khawatir ya Moms karena ternyata masih banyak lho modifikasi yang bisa kita lakukan untuk menjaga siklus menstruasi kita dan mencegah terjadinya terlambat menstruasi.

Diantaranya ialah menjaga berat badan ideal untuk emncegah terjadinya obesitas, mengurangi stress berlebih, memiliki waktu tidur yang cukup dan berhenti merokok.

Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Telat Haid agar Cepat Menstruasi

Apabila Moms mengalami keluhan telat menstruasi yang tidak kunjung dapat diatasi, maka jangan ragu untuk Moms cek ke dokter sejak dini.

Hal ini untuk mencegah terjadinya berbagai kondisi yang mungkin saja akan memburuk.

  • https://diatribe.org/womens-health-diabetes-and-periods
  • http://www.pamf.org/teen/health/femalehealth/discharge.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pcos/symptoms-causes/syc-20353439
  • https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/bone-health/exercise/exercise-your-bone-health
  • https://www.pennmedicine.org/updates/blogs/womens-health/2020/november/irregular-periods-why-is-my-period-late
  • https://www.nhs.uk/conditions/menopause/#:~:text=The%20menopause%20is%20a%20natural,before%2040%20years%20of%20age.
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10733621/
  • https://www.pnas.org/doi/full/10.1073/pnas.2113762118?gad_source=1&gclid=CjwKCAjw1NK4BhAwEiwAVUHPUNmw0u12fPg_JDDU6sNoNjqJ2i-X-RRaNxIzm_5ivu33ebzMB7I8vxoCIZgQAvD_BwE

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.