
Masa pubertas perempuan biasanya dimulai pada sekitar usia 8 dan 13 tahun dan dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Ini adalah waktu di mana tubuh anak berkembang dan menjadi dewasa.
Perubahan di masa pubertas disebabkan oleh adanya zat alami dalam tubuh yang disebut hormon.
Saat pubertas dimulai, Moms dapat melihat perubahan pada anak, baik secara fisik maupun emosional.
Terkadang anak-anak dapat merasa kewalahan dengan perubahan ini, namun jangan khawatir, karena hal tersebut sangat normal.
Meski begitu ada banyak perubahan, masa pubertas merupakan masa-masa yang menyenangkan untuk dijalani, jadi penting untuk tetap positif selama berada di masa tersebut.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Pelembap untuk Remaja, Dijamin Aman!
Foto: Anak Remaja (Freepik.com/diana-grytsku)
Pubertas adalah saat di mana tubuh anak mulai berkembang dan berubah, atau merupakan proses transisi menjadi dewasa.
Ini adalah waktu dalam kehidupan anak ketika mereka mengalami perubahan fisik, sehingga dapat mencapai kematangan seksual dan mampu bereproduksi.
Pubertas dimulai ketika bagian otak anak, yang disebut hipotalamus mulai memproduksi hormon yang disebut hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
Ini adalah hormon yang berperan besar dalam menentukan kesuburan seseorang.
Hipotalamus mengirimkan GnRH tersebut ke bagian lain dari otak yang disebut kelenjar hipofisis.
Hormon pelepas gonadotropin ini merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan dua hormon lainnya, yakni hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH).
Hormon-hormon inilah melakukan perjalanan ke organ seksual, seperti ovarium dan testis, memicu pelepasan hormon seks, yaitu estrogen dan testosteron.
Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda pubertas pada anak.
Baca Juga: Hormon Adrenalin, Hormon yang Berfungsi Memicu Aksi Melawan dan Melarikan Diri
Foto: Anak Remaja (Orami Photo Stock)
Berikut ini tanda perubahan fisik pada masa pubertas perempuan.
Anak perempuan biasanya mulai memasuki masa pubertas di antara usia 8 dan 13 tahun.
Tanda paling utama yang muncul di awal pubertas perempuan adalah pertumbuhan payudara.
Biasanya, pertumbuhan kuncup payudara disertai rasa sakit dan membuat payudara sedikit lunak.
Bagian puting juga akan berubah selama masa pubertas, dan bisa memiliki wanra merah muda atau cokelat, serta terkadang ditumbuhi rambut, yang mana semua hal tersebut adalah normal.
Ukuran dan bentuk payudara biasanya diwariskan secara genetik
Selain itu, berat badan juga dapat memengaruhi bentuk dan ukuran payudara pada anak.
Pubertas bisa menjadi masa yang sulit bagi anak-anak.
Mereka sedang menghadapi perubahan dalam tubuh mereka, dan mungkin juga jerawat atau bau badan, pada saat bersamaan yang tentu akan membuat mereka merasa minder.
Perubahan pada suasana hati anak akan cenderung naik dan turun dalam waktu yang tak bisa ditentukan.
Umumnya bisa saja mereka tiba-tiba merasa emosi atau sedih hanya karena hal-hal kecil.
Selain itu, pubertas perempuan juga dapat memicu kondisi seperti:
Tak perlu bingung, dan jangan memarahi mereka ya Moms.
Perubahan fisik pada masa pubertas perempuan ini sangat wajar, karena mereka sedang berada pada masa penyesuaian diri pada situasi baru yang mereka alami.
Seiring dengan berjalannya waktu, anak juga akan mulai alami pertumbuhan rambut di beberapa bagian tubuhnya sebagai bentuk perubahan fisik pada masa pubertas perempuan.
Salah satu tahap pubertas yang paling jelas adalah pertumbuhan rambut halus yang berada di daerah kemaluan.
Rambut di sekitar kemaluan ini sering kali merupakan rambut keriting yang tumbuh di area kemaluan, alias area antara garis pinggul dan vulva.
Pada awalnya, ini cukup lembut dan jarang, tetapi saat anak melewati masa pubertas, itu akan tumbuh lebih lama dan menjadi keriting dan agak kasar.
Dalam 2 atau 3 tahun, rambut ini akan menutupi seluruh area kemaluan dan bahkan mungkin tumbuh di paha atas dan menuju pusar.
Moms mungkin juga menemukan adanya pertumbuhan rambut di bawah lengan atau ketiak, di kaki, di sekitar puting, dan bahkan sedikit di bibir atas anak
Salah satu tahap umum perubahan fisik pada masa pubertas perempuan adalah ketika kelenjar keringat membesar dan juga lebih aktif.
Alhasil ini menyebabkan anak berkeringat lebih banyak daripada sebelumnya.
Gabungan keringat dan bakteri yang berada di bawah lengan dan di area kemaluan anak inilah yang akhirnya menciptakan bau badan tidak sedap.
Foto: Anak Perempuan (Orami Photo Stock)
Mungkin bagian terburuk dari pubertas perempuan adalah timbulnya jerawat di wajah.
Berkat hormon pada tubuh anak, kulit mereka juga akan berpengaruh, seperti menjadi memproduksi lebih banyak minyak, terutama di bagian wajahnya.
Sebagai perubahan fisik pada masa pubertas perempuan, minyak tersebut dapat bercampur dengan bakteri dan sel kulit mati, sehingga menyumbat pori-pori kulit anak dan menyebabkan timbulnya jerawat.
Hal yang sama berlaku untuk kulit kepala juga, yang mana juga bisa menghasilkan lebih banyak minyak dan membuat rambut anak menjadi lebih berminyak dari biasanya.
Maka dari itu, bantu mereka untuk menentukan rutinitas perawatan kulit yang baik, seperti mencuci dengan pembersih yang lembut, melakukan eksfoliasi secara teratur, melembapkan kulit, dan lainnya.
Selain itu, sarankan anak untuk mencuci rambut secara teratur agar tetap besih.
Kebanyakan anak perempuan mengalami percepatan pertumbuhan pada usia yang lebih muda daripada anak laki-laki.
Tingkat pertumbuhan tinggi badan tercepat biasanya terjadi pada anak perempuan bersamaan dengan payudaranya yang mulai berkembang dan sekitar 6 bulan sebelum mereka mendapatkan menstruasi.
Begitu seorang anak perempuan mengalami menstruasi pertama, pertumbuhan tinggi badannya sudah mulai melambat.
Kebanyakan anak perempuan bertambah tingginya sekitar 2,5-5 cm lagi setelah menstruasi, tetapi peningkatan tinggi badan di luar itu jarang terjadi.
Bersamaan dengan anak Moms yang tumbuh lebih tinggi, maka normal juga untuk mengalami penambahan berat badan.
Meningkatnya jumlah estrogen dalam tubuh juga menyebabkan timbunan lemak di pinggul dan payudara anak, dan persentase keseluruhan lemak tubuh meningkat pada anak perempuan saat mereka melewati masa pubertas.
Kebanyakan anak perempuan mendapatkan menstruasi pertama mereka dalam waktu 2–3 tahun, setelah dimulainya pertumbuhan pada kuncup payudara.
Melansir dari Healthy Children, di Amerika Serikat sendiri, usia 12 tahun merupakan rata-rata usia anak perempuan mendapatkan menstruasi pertama mereka.
Penting untuk ditekankan bahwa menstruasi adalah bagian normal dari pertumbuhan.
Karena, beberapa anak perempuan yang memasuki masa pubertas sering kali mengalami kecemasan tentang bagaimana menangani menstruasi pertama mereka, mengingat hal itu terjadi secara tidak terduga.
Maka dari itu, peran Moms dalam membantu anak pada masa-masa ini sangatlah penting.
Mulai dari mengajarkan mengenai menstruasi, menyediakan pembalut, dan lainnya.
Baca Juga: Mengenal Microgest, Obat untuk Memperlancar Menstruasi
Foto: Remaja Perempuan (Freepik.com/tirachardz)
Beberapa orang mungkin mengalami perubahan fisik pada masa pubertas lebih lambat atau lebih awal dari pada yang lainnya.
Ini terkadang bisa menjadi adanya kondisi medis yang mendasarinya, jadi Moms harus membawa anak segera menemui dokter.
Jika anak mengalami pubertas terlalu cepat, dokter mungkin menyebut ini sebagai pubertas dini.
Pada wanita, pubertas dini adalah munculnya tanda dan gejala pubertas sebelum usia 8 tahun, seperti:
Beberapa penyebab pubertas dini antara lain:
Bila anak Moms mengalaminya dan membuat Moms merasa khawatir, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apalagi bila anak mengalami beberapa kondisi tertentu.
Sebab, melansir dari Journal Social Psychology Quarterly, anak perempuan yang mengalami masa pubertas dini, berisiko mengalami tekanan psikologis dan depresi.
Maka dari itu, sebagai orang tua, Moms dan Dads sangatlah berperan penting ketika anak mengalami kondisi tersebut.
Gejala pubertas yang tertunda pada perempuan meliputi:
Penyebab pubertas tertunda bisa meliputi:
Maka dari itu, jika terdapat hal yang dirasa tidak tepat pada perubahan fisik di masa pubertas perempuan, segera lakukan konsultasi mengenai hal tersebut pada dokter ahli.
Baca Juga: Tak Cuma Laki-laki, Perempuan Juga Mengalami Puber Kedua, Lho. Ini Tanda-tandanya
Foto: Anak dan Ayah (Orami Photo Stock)
Sebagai orang tua, tentu Moms juga harus menemaninya di masa pertumbuhannya.
Untuk membantu anak, Moms bisa tawarkan putri Moms kesempatan untuk membicarakan tentang pubertas dan perubahan yang menyertainya.
Berbicara secara terbuka tentang pubertas perempuan dapat membantu mencegah rasa malu dan stigma, serta dapat mendorong putri Moms untuk lebih bersedia berbicara dengan tentang apa yang dia alami.
Namun, beberapa anak tidak ingin membicarakan perubahan fisik pada masa pubertas yang mereka alami atau hal semacam ini dengan orang tua mereka, dan itu juga tidak masalah.
Pastikan anak perempuan Moms tahu bahwa orang tuanya selalu ada jika dia memiliki pertanyaan dan bahwa dia memiliki akses ke sumber informasi tepercaya.
Ini termasuk buku dan pendidikan kesehatan yang sesuai di sekolah.
Jika Moms memiliki kekhawatiran khusus tentang perkembangan atau pertumbuhan anak melalui masa pubertas, dokter anak akan dengan senang hati menanganinya bersama.
Dilansir dari Kids Health, jika Moms ingin berdiskusi dengan buah hati mengenai pubertas perempuan, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan.
Mulailah pembicaraan dari perubahan fisik yang telah putri Moms alami. Seperti pertumbuhan payudara dan tumbuhnya rambut di area organ vital.
Penting juga untuk menjelaskan tentang menstruasi.
Ajak anak diskusi mengenai pubertas perempuan di satu waktu.
Hal ini akan membuat suasana lebih nyaman dibandingkan Moms mengajaknya berbicara soal pubertas berkali-kali namun informasinya kurang lengkap.
Ketika anak bertanya, Moms bisa langsung menjawabnya menggunakan penjelasan yang terperinci.
Terutama ketika menyebutkan organ intim dan reproduksi sang buah hati. Jika perlu, Moms bisa mengajak anak untuk menonton film dokumenter mengenai pubertas perempuan, lho!
Namun, bagaimana jika Moms tidak bisa menjelaskan atau menjawab pertanyaan anak dengan baik?
Moms tidak perlu khawatir karena Moms bisa mengajak anak mengunjungi obgyn bersama-sama untuk bertanya mengenai apa yang sang buah hati pertanyakan tentang organ reproduksi dan juga masalah pubertas perempuan.
Baca Juga: Mengenal Sexually Transmitted Diseases (STD), Ini Gejala dan Pencegahannya!
Berdiskusi mengenai pubertas perempuan kepada sang buah hati sangat penting bagi pertumbuhan anak.
Anak perlu mengetahu tentang segala perubahan dan kesehatan organ intim mereka selama masa pubertas, sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan pada saat dewasa nanti.
Diskusi ini juga berguna agar buah hati Moms paham betul bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi dengan baik.
Jadi, sudah siap menemani Si Kecil menghadapi masa pubertasnya, Moms?
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.