
Sianida merupakan salah satu racun paling dikenal. Sianida membentuk reputasinya di berbagai kasus dengan narasi "kematian yang hampir seketika."
Racun sianida disebut-sebut juga ditemukan di makanan pada umumnya, benarkah demikian? Langsung simak penjelasan lengkap tentang sianida.
Baca Juga: Tanpa Racun, 23 Cara Mengusir Lalat yang Mengganggu di Rumah
Foto: Almond Crispy Cheese.jpg (https://www.atkins.com/how-it-works/library/articles/why-you-should-eat-more-almonds)
dok. Orami Photo Stock
Dalam kehidupan nyata, sianida sedikit lebih rumit.
Sianida dapat merujuk pada bahan kimia apa pun yang mengandung ikatan karbon-nitrogen (CN), dan dapat ditemukan di beberapa tempat yang mengejutkan.
Sianida salah satunya ditemukan di banyak makanan nabati yang aman dikonsumsi, termasuk almond, kacang lima, kedelai, dan bayam.
Sianida juga dapat ditemukan dalam senyawa nitril tertentu yang digunakan dalam pengobatan, seperti citalopram (Celexa) dan cimetidine (Tagamet).
Nitril tidak beracun karena tidak mudah melepaskan ion karbon-nitrogen, yang bertindak sebagai racun dalam tubuh.
Sianida bahkan merupakan produk sampingan dari metabolisme tubuh manusia. Ini diembuskan dalam jumlah rendah dalam setiap napas.
Foto: Sianida (familydoctor.org).jpg (familydoctor.org)
Foto: familydoctor.org
Kondisi ini dapat muncul dalam beberapa detik hingga beberapa menit setelah terpapar. Orang yang berisiko keracunan sianida mungkin mengalami:
Seberapa parah terkena keracunan sianida tergantung pada:
Baca Juga: Bahaya Racun Tikus! Ini 4 Cara Mengatasi Kucing Keracunan dan Gejalanya
Foto: Sianida (freepik.com/freepik)
Foto: freepik.com/freepik
Beberapa jenis sianida yang mematikan meliputi:
Bentuk-bentuk sianida ini dapat muncul sebagai padatan, cairan, atau gas. Seseorang kemungkinan besar akan menemukan salah satu dari bentuk-bentuk ini selama kebakaran gedung.
Foto: Keracunan.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Ada dua cara berbeda untuk terpapar sianida. Keracunan sianida akut memiliki efek langsung yang sering kali mengancam jiwa.
Sedangkan keracunan sianida kronis hasil dari paparan jumlah yang lebih kecil dari waktu ke waktu.
Keracunan sianida akut relatif jarang, dan sebagian besar kasus berasal dari paparan yang tidak disengaja.
Ketika itu terjadi, gejalanya tiba-tiba dan parah. Orang yang terpapar mungkin mengalami:
Jika curiga mengalami keracunan sianida akut, segera dapatkan bantuan medis darurat. Kondisi ini mengancam jiwa.
Foto: Kenali 8 Gejala Keracunan Makanan
dok. Orami Photo Stock
Keracunan sianida kronis dapat terjadi jika seseorang terpapar 20- 40 bagian per juta (ppm) gas hidrogen sianida selama periode waktu yang lama.
Gejala keracunan sianida sering bertahap dan meningkat dalam tingkat keparahan seiring waktu. Gejala awal mungkin termasuk:
Gejala tambahan mungkin termasuk:
Jika kondisi tetap tidak terdiagnosa dan tidak diobati, dapat menyebabkan:
Dalam beberapa kasus, keracunan sianida dapat menyebabkan kematian.
Jika menduga mengalami gejala keracunan sianida yang parah, segera dapatkan bantuan medis darurat.
Baca Juga: 5 Manfaat Daun Inggu, Konon Bisa Tolak Racun dalam Tubuh
Foto: 3 - Minum air terlalu banyak bisa sebabkan keracunan air ini tandanya.jpg
dok. Orami Photo Stock
Langkah pertama untuk mengobati kasus dugaan keracunan sianida adalah mengidentifikasi sumber paparan.
Ini akan membantu dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya menentukan metode dekontaminasi yang tepat.
Jika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lain, petugas penyelamat akan menggunakan alat pelindung, seperti:
Penggunaan pelundung ini untuk memasuki area dan membawa orang di tempat ke lokasi yang aman.
Jika telah menelan sianida, seseorang mungkin akan diberikan arang aktif untuk membantu menyerap racun dan membersihkannya dengan aman dari tubuh.
Paparan sianida dapat mempengaruhi asupan oksigen, sehingga dokter mungkin memberikan 100 persen oksigen melalui masker atau tabung endotrakeal.
Dalam kasus yang parah, dokter mungkin memberikan salah satu dari 2 penangkal:
Kit penangkal sianida terdiri dari tiga obat yang diberikan bersama: amil nitrit, natrium nitrit, dan natrium tiosulfat.
Amil nitrit diberikan melalui inhalasi selama 15-30 detik, sedangkan natrium nitrit diberikan secara intravena selama 3-5 menit.
Natrium tiosulfat intravena diberikan selama sekitar 30 menit.
Hydroxocobalamin akan mendetoksifikasi sianida dengan mengikatnya untuk menghasilkan vitamin B-12 yang tidak beracun.
Obat ini menetralkan sianida pada tingkat yang cukup lambat untuk memungkinkan enzim yang disebut rhodanese untuk mendetoksifikasi sianida lebih lanjut di hati.
Ada beberapa cara untuk mengurangi risiko paparan sianida, antara lain:
Dengan informasi tersebut, semoga Moms dan Dads bisa mengurangi risiko paparan sianida, ya.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.