12 Januari 2024

Biografi Jenderal Soedirman dan Kisah Perjuangannya

Panglima besar pertama Indonesia
Biografi Jenderal Soedirman dan Kisah Perjuangannya

Soedirman dan pasukannya mendirikan cabang BKR di Banyumas, dan ia memimpin masyarakat setempat dalam melucuti senjata tentara Jepang.

Kemudian, Presiden Soekarno membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang personelnya berasal dari mantan KNIL, PETA, dan Heiho.

Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR, tetapi ia tidak muncul. Inggris, yang saat itu mendarat di Indonesia bersama dengan NICA (Netherlands Indies Civil Administration), mulai mempersenjatai tentara Belanda dan mendirikan pangkalan di Magelang.

Sudirman, yang pada saat itu menjabat sebagai kolonel, mengirim pasukan untuk mengusir Inggris dan tentara Belanda di Ambarawa.

Di bawah pimpinan Urip Sumoharjo, Sudirman ditunjuk sebagai kepala divisi V.

Baca Juga: Biografi Cut Nyak Meutia dan Kisah Perjuangannya di Aceh

Agresi Militer Belanda

Jenderal Sudirman
Foto: Jenderal Sudirman (Pinterest.com)

Pada tanggal 12 November 1945, Soedirman, yang saat itu berusia 29 tahun, terpilih sebagai pemimpin TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

Sudirman kemudian dipromosikan menjadi seorang Jenderal dan menunjuk Urip Sumoharjo sebagai kepala staf TKR.

Meskipun demikian, ia belum secara resmi dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Kepala TKR.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda turut serta dalam upaya ini.

Ini menyebabkan TKR terlibat dalam pertempuran dengan tentara sekutu.

Pada bulan Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat dalam pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa.

Pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berlangsung selama lima hari akhirnya memaksa pasukan Inggris untuk mundur ke Semarang.

Ketika pasukan Belanda melancarkan Agresi Militer II Belanda, ibu kota Negara RI berada di Yogyakarta karena Jakarta sudah jatuh ke tangan Belanda sebelumnya.

Pada saat itu, Jenderal Sudirman yang sedang sakit berada di Yogyakarta, dan keadaannya sangat lemah karena hanya satu paru-parunya yang masih berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda, Yogyakarta pun berhasil dikuasai oleh Belanda. Bung Karno, Bung Hatta, dan beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan.

Meskipun Presiden Soekarno telah menganjurkannya untuk tetap tinggal di kota untuk mendapatkan perawatan medis, Sudirman tidak bisa memenuhinya.

Dorongan hatinya untuk melawan Belanda dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin tentara menjadi prioritas utamanya.

Baca Juga: Biografi Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Berjasa

Wafatnya Jenderal Soedirman

Penyakit TBC yang merusak tubuh Jenderal Sudirman saat itu semakin parah.

Ia secara rutin menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti Rapih. Pada saat itu, Indonesia sedang dalam proses negosiasi dengan Belanda untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan.

Kondisi kesehatan Jenderal Sudirman membuatnya jarang muncul di depan publik karena ia sedang dirawat di sanatorium di wilayah Pakem.

Kemudian, pada bulan Desember 1949, ia dipindahkan ke Magelang.

Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 melalui Republik Indonesia Serikat.

Pada saat yang sama, Jenderal Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TNI.

Menurut biografi Jenderal Sudirman, setelah berjuang keras melawan penyakitnya, pada tanggal 29 Januari 1950, Panglima Besar Sudirman meninggal dunia di Magelang.

Baca Juga: 11+ Makanan Khas Magelang, Lezat dan Mengenyangkan!

Demikian informasi tentang biografi Jenderal Soedirman dan perjuangannya melawan penjajah.

Semangatnya berjuang membela tanah air merupakan nilai luhur yang dapat kita teladani.

  • https://www.biografiku.com/biografi-jenderal-sudirman/
  • http://soedirman.pahlawan.perpusnas.go.id/public/biography
  • https://ditsmp.kemdikbud.go.id/sosok-jenderal-soedirman-berjuang-dengan-satu-paru-paru/
  • http://kesbangpol.banyumaskab.go.id/news/32999/biografi-jendral-sudirman

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb