STEMI, Serangan Jantung yang Menyebabkan Kematian Mendadak
STEMI atau ST-Elevation Myocardial Infarction merupakan jenis serangan jantung yang sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis yang cepat.
Kondisi ini ditandai oleh penyumbatan total pada arteri jantung, yang mengakibatkan kerusakan pada otot jantung akibat kekurangan suplai darah.
Sebagai salah satu bentuk serangan jantung yang paling serius, STEMI dapat berujung pada komplikasi fatal jika tidak ditangani dengan segera.
Baca Juga: 4 Jenis Senam Hipertensi yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Pengertian dan Jenis STEMI
STEMI (ST-elevation myocardial infarction) adalah jenis serangan jantung yang terjadi akibat penyumbatan total aliran darah ke otot jantung, yang menyebabkan kerusakan pada otot jantung.
Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak di arteri koroner yang mengakibatkan peradangan dan pembentukan gumpalan darah.
Pada pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), STEMI ditandai dengan peningkatan segmen ST, yang menunjukkan adanya kerusakan jantung yang signifikan.
STEMI dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan lokasi penyumbatan:
1. STEMI Anterior
Terjadi ketika penyumbatan terjadi pada arteri left anterior descending (LAD), yang menyuplai darah ke bagian depan jantung.
Jenis ini sering kali berisiko lebih tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan lebih besar pada jantung.
2. STEMI Inferior atau Lateral
Melibatkan arteri koroner kanan (RCA) atau arteri sirkumfleksa kiri (LCX), yang menyuplai darah ke bagian bawah dan samping jantung.
Penyumbatan pada arteri ini biasanya memberikan dampak yang kurang parah dibandingkan dengan STEMI anterior.
Baca Juga: 23 Penyebab Nyeri Dada Tengah, Bisa karena Masalah Jantung!
Penyebab STEMI
Dilansir dari Medical News Today, STEMI disebabkan arteri koroner yang tersumbat sepenuhnya, sehingga darah tidak masuk ke dalam jantung.
Kondisi ini kerap kali disangka sebagai serangan jantung biasa.
Padahal, ada beberapa jenis serangan jantung, salah satunya adalah STEMI ini, Moms.
Beberapa jenis serangan jantung memiliki gejala yang mirip satu sama lain, dengan ciri khas rasa nyeri dada bagian kiri. Pemicunya antara lain:
- Hipertensi
- Diabetes
- Kebiasaan merokok
Gejala STEMI
Melansir ECG Medical Training, pasien yang mengalami STEMI akut berisiko mengalami aritmia yang mengancam jiwa seperti fibrilasi ventrikel.
Hal ini menyebabkan henti jantung mendadak, kadang-kadang disebut sebagai "serangan jantung masif."
STEMI biasanya akan mengakibatkan rasa sakit atau tekanan yang hebat di beberapa lokasi, seperti:
- Di dalam atau di sekitar dada
- Sakit menjalar ke leher, rahang, bahu, atau lengan
Adapun gejala dari STEMI lainnya, yakni:
- Nyeri di sekitar tulang belikat, lengan, dada, rahang, lengan kiri, atau perut bagian atas
- Nyeri dada yang menjalar sampai ke punggung dan tidak hilang lebih dari 20 menit
- Sensasi menyakitkan yang digambarkan sebagai "kepalan tangan di dada"
- Ketidaknyamanan atau sesak di leher atau lengan
- Gangguan pencernaan atau mulas
- Mual dan muntah
- Kelelahan atau kelelahan tiba-tiba
- Sesak napas
- Pusing atau sakit kepala ringan
- Denyut jantung meningkat atau tidak teratur
- Keringat dingin
Baca Juga: Dada Terasa Panas? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Diagnosis STEMI
Dilansir dari Piedmont Healthcare, dalam kebanyakan kasus, diagnosis STEMI dapat dibuat dengan cepat setelah orang tersebut berada di bawah perawatan medis.
Adapun cara dokter mendiagnosis STEMI antara lain:
- Tinjauan gejala
- Evaluasi segmen ST pada EKG
- Tinjauan enzim jantung setelah pengobatan dimulai
Penting untuk menstabilkan seseorang dengan STEMI secepat mungkin. Selain rasa sakit dan tertekan, STEMI dapat menyebabkan kematian mendadak karena beberapa hal, yaitu:
- Fibrilasi ventrikel (gangguan serius pada irama jantung)
- Gagal jantung akut (ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah)
- Kerusakan otot jantung permanen yang substansial
Pertolongan pada STEMI
Penanganan pada STEMI bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada jantung. Pengobatan harus dimulai saat STEMI didiagnosis.
Selain pemberian obat untuk menstabilkan otot jantung, akan dilakukan juga upaya untuk membuka kembali arteri yang tersumbat.
Melansir Heart Organization, langkah penanganannya dapat berupa:
1. Pemberian Oksigen
Dokter akan memberikan oksigen kepada pasien yang mengalami gangguan pernapasan atau berpotensi mengalami gangguan pernapasan.
2. Pemberian Obat
Dokter kemudian juga akan memberikan obat kepada pasien. Biasanya, ada beberapa obat yang paling umum untuk mengatasi STEMI, yaitu:
- Antiplatelet
- Antikoagulan
- Beta blocker
- Statin
- ACE inhibitor dan nitrat
3. Prosedur PCI atau CABG
Rumah sakit yang menyediakan layanan PCI harus melakukan PCI primer dalam waktu kurang dari 60 menit.
Jika rumah sakit tidak memiliki layanan PCI, pasien harus ditransfer ke rumah sakit lain yang memiliki alat PCI dalam waktu kurang dari 30 menit.
Apabila waktu untuk menerima PCI lebih dari 120 menit, maka pasien STEMI harus segera diberikan terapi fibrinolitik.
Dokter juga dapat menganjurkan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG), yaitu operasi untuk membuat rute aliran darah baru.
4. Pemberian Antiplatelet
Pasien yang menjalani PCI primer harus mendapatkan Dual Antiplatelet Therapy (DAPT).
DAPT merupakan kombinasi aspirin dan inhibitor P2Y12 disertai antikoagulan parenteral. Antiplatelet yang direkomendasikan, adalah:
- Aspirin
Aspirin berfungsi untuk menghambat agregasi platelet melalui penghambatan thromboxane A2.
Pemberian aspirin salut non enterik secara oral (dikunyah) dengan dosis muatan 150-300 mg, diikuti dengan dosis pemeliharaan 75-150 mg/hari.
Dengan dosis yang sama, aspirin juga diberikan pada pasien STEMI yang tidak mendapatkan terapi reperfusi.
- Inhibitor Reseptor P2Y12
Prasugrel dan Ticagrelor merupakan agen inhibitor reseptor P2Y12 yang memiliki onset yang lebih cepat serta outcome klinis yang lebih baik daripada Clopidogrel.
Akan tetapi, jika tidak tersedia, maka dokter dapat memberikan Clopidogrel.
5. Terapi Fibrinolitik
Jika pasien STEMI belum mendapatkan PCI lebih dari 120 menit, pemberian terapi reperfusi dengan fibrinolitik harus segera dilakukan.
Fibrinolitik harus diberikan dalam waktu kurang dari 10 menit sejak pasien didiagnosis STEMI.
Setelah itu pasien dipersiapkan untuk mendapatkan PCI.
Terapi fibrinolitik masih menjadi pilihan dalam waktu 12 jam sejak onset gejala pada pasien STEMI tanpa kontraindikasi dan tidak dapat melakukan PCI sesuai target waktu yang disarankan.
Namun, manfaat dan efektivitas fibrinolisis menurun seiring dengan meningkatnya waktu dari onset gejala.
Baca Juga: Ukuran Detak Jantung Normal dari Anak hingga Dewasa
Komplikasi yang Dapat Terjadi
STEMI dapat menyebabkan komplikasi masalah kesehatan yang lebih parah lagi dan menyerang organ tubuh lain.
Melansir StatPearls Journal, berikut merupakan jenis komplikasi yang disebabkan oleh STEMI.
1. Gagal Jantung
Dalam fase akut dan subakut setelah STEMI, seringkali terjadi komplikasi berupa disfungsi miokardium.
Komplikasi akut yang dapat terjadi berupa:
- Kegagalan pompa dengan remodeling patologis
- Gejala klinis kegagalan jantung
- Gagal jantung kronik
2. Hipotensi
Hipotensi akibat komplikasi STEMI ditandai dengan tekanan darah sistolik yang turun dan menetap di bawah 90 mmHg.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
- Gagal jantung
- Hipovolemia
- Gangguan irama jantung
- Komplikasi mekanis
3. Kongesti Paru
Kongesti paru akibat komplikasi STEMI ditandai dengan beberapa hal, seperti:
- Ronki basah di segmen basal
- Menurunnya saturasi oksigen arterial
- Kongesti paru pada rontgen dada dan perbaikan klinis terhadap diuretik
Baca Juga: 15+ Daftar Minuman dan Makanan untuk Jantung Bengkak
Itulah Moms informasi seputar STEMI yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Guna mencegah hal ini terjadi, Moms dan Dads disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532281/
- https://www.ecgmedicaltraining.com/what-is-a-stemi/
- https://www.heart.org/idc/groups/heart-public/%40wcm/%40mwa/documents/downloadable/ucm_467056.pdf
- https://www.healio.com/cardiology/learn-the-heart/cardiology-review/topic-reviews/coronary-artery-disease-stemi
- https://www.verywellhealth.com/stemi-st-segment-elevation-myocardial-infarction-1746032
- https://www.nhs.uk/conditions/heart-attack/diagnosis/
- https://www.piedmont.org/living-better/why-stemi-heart-attacks-are-so-deadly
- https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04660474
- https://www.health.state.mn.us/diseases/cardiovascular/stemi/index.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.