16 Juni 2024

Vaksin DPT: Fungsi, Jadwal Imunisasi, dan Efek Samping

Vaksin DPT termasuk imunisasi dasar yang wajib diberikan pada anak

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) merupakan salah satu imunisasi dasar yang penting diberikan pada anak.

Vaksin ini dirancang untuk melindungi anak-anak dari tiga penyakit berbahaya, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.

Dengan pemberian vaksin DPT, diharapkan anak-anak dapat terlindungi dari ketiga penyakit ini dan mengurangi risiko penyebaran penyakit di masyarakat.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Mandi Setelah Imunisasi?

Jadwal Pemberian Vaksin DPT

Melansir jurnal Sari Pediatri, berikut ini jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) untuk vaksin DPT.

Imunisasi DPT Dasar

Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu:

  • DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan
  • DPT 2 pada umur 3-5 bulan
  • DPT 3 pada umur 4-6 bulan

Imunisasi DPT Lanjutan/Ulangan

  • DPT 4 diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan
  • DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7 tahun

Baca Juga: Pentingnya Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks, Catat!

Fungsi Vaksin DPT

Vaksin DPT untuk Mencegah Tetanus (iStock.com)
Foto: Vaksin DPT untuk Mencegah Tetanus (iStock.com)

Vaksin DPT diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Tak hanya melindungi, vaksin DPT juga dapat mencegah komplikasi yang disebabkan ketiga penyakit tersebut.

Di dalam vaksin DPT, terkandung diphtheria toxoid, tetanus toxoid, dan pertussis antigens.

Ketiganya memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi dalam memerangi infeksi dari ketiga penyakit tersebut jika sewaktu-waktu menyerang.

Difteri, pertusis, dan tetanus adalah tiga penyakit mematikan yang disebabkan bakteri.

Difteri adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius, gagal jantung, hingga kematian.

Pertusis, atau lebih dikenal sebagai batuk rejan, adalah infeksi pernapasan yang sangat menular dan bisa sangat berbahaya terutama bagi bayi.

Pertusis seringnya dipicu oleh bakteri Bordetella pertussis.

Gejala utama penyakit pertusis adalah batuk berkepanjangan disertai demam serta pilek.

Penderitanya bisa meninggal jika penyakit tak ditangani hingga menyebabkan pneumonia dan bahkan kerusakan otak.

Sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke tubuh melalui luka dan dapat menyebabkan kejang otot yang parah dan kematian.

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.

Gejalanya berkaitan dengan fungsi saraf dan otot, seperti susah membuka mulut dan otot kaku serta kejang.

Moms pasti pernah mendengar bahwa tetanus terjadi akibat menginjak paku berkarat.

Faktanya, bakteri di tanah, debu, dan pupuk kandang bisa membawa bakteri tetanus.

Tetanus masuk ke aliran darah melalui luka pada tubuh.

Karena itu, anak-anak yang sering bermain aktif di tanah rentan terkena penyakit tersebut.

Bakteri penyebab tetanus masuk lewat luka, misalnya dari goresan di tangan atau kaki. Tetanus bisa menyebabkan kematian jika racun telah menyebar.

Vaksin DPT termasuk dalam imunisasi dasar yang bermanfaat menekan risiko terserang penyakit-penyakit tersebut.

Bila tubuh telah menerima vaksin DPT, daya tahannya akan lebih kuat ketika ada bakteri penyebab difteri, pertusis, dan tetanus yang masuk ke tubuh.

Dengan demikian, potensi penularan ke orang lain juga dapat ditekan.

Vaksin DPT mengandung racun yang dihasilkan bakteri penyebab difteri, pertusis, dan tetanus dalam bentuk tidak aktif.

Racun tersebut tidak lagi memproduksi penyakit, tapi memicu tubuh menciptakan antibodi yang memberikan imunitas terhadap racun tadi.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Dasar Usia 0-18 Tahun Menurut Kemenkes

Gejala Tetanus

Ilustrasi Anak Sakit (images.ctfassets.net)
Foto: Ilustrasi Anak Sakit (images.ctfassets.net)

Setelah memahami fungsi vaksin DPT yang salah satunya mencegah penyakit tetanus, ketahui juga gejala dari penyakit satu ini.

Ketika bakteri tetanus masuk ke tubuh, bakteri tersebut mengeluarkan racun yang menyebabkan kontraksi otot yang menyakitkan.

Muncullah gejala yang disebut lockjaw (rahang terkunci).

Menurut Kids Health, gejala awal tetanus berupa nyeri otot di leher dan perut yang bisa menyebabkan otot terkunci, sehingga membuat sulit bergerak dan menelan.

Selain itu, penderita tetanus juga merasakan nyeri otot di sekujur tubuh, demam, berkeringat, sulit bernapas, epilepsi, dan kejang otot hebat.

Penyembuhan tetanus bisa memakan waktu berbulan-bulan dan penderitanya biasanya harus dirawat di rumah sakit.

Penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak diatasi.

Menurut situs Webmd.com, diperkirakan satu dari 10 orang yang terkena tetanus meninggal dunia.

Namun, tidak perlu terlalu khawatir, Moms. Tetanus tidak menular dari manusia ke manusia, melainkan dari kontak langsung dengan sumber bakteri tetanus.

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.

Vaksin DPT akan diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan di fasilitas kesehatan. Ikuti jadwal...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.