
Kondisi kesehatan sebenarnya bisa dilihat dari banyak hal, salah satunya dari warna urine. Moms perlu tahu warna urine normal dan sehat agar bisa mengidentifikasi masalah atau penyakit dalam tubuh.
Menurut studi tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Sport and Exercise Nutrition, konsentrasi warna kuning dalam urine akan meningkat dalam kondisi dehidrasi.
Hal ini karena lebih sedikit air yang dikeluarkan tubuh, sehingga warna urine normal yang kekuningan menjadi lebih pekat.
Warna urine memang jadi metode yang dapat mengidentifikasikan status hidrasi tubuh.
Dehidrasi akut bisa menyebabkan gangguan kinerja kognitif dan motorik, serta meningkatkan ketegangan, kelelahan, dan kecemasan.
Selain itu, normal atau tidaknya urine bisa dilihat dari warna serta aromanya.
Moms bisa perhatikan ketika buang air kecil, apakah warna urine normal atau justru muncul tanda-tanda bahaya.
Baca Juga: Mengenal Oliguria, Kondisi Urin Terlalu Sedikit, Apa Gejalanya?
Foto: Ilustrasi Warna Urine
Warna urine normal memang bisa bervariasi, tergantung pada seberapa banyak air yang Moms minum.
Menurut Mayo Clinic, cairan akan mengencerkan pigmen kuning dalam urine. Jadi, semakin banyak Moms minum, semakin jernih urine yang keluar.
Warna urine normal umumnya cenderung kuning pucat hingga kuning tua.
Warna ini dihasilkan dari pigmen yang disebut urochrome dan seberapa encer atau pekatnya urine.
Pigmen dan senyawa lain dalam makanan dan obat-obatan tertentu juga bisa mengubah warna urine.
Buah bit, beri, dan kacang fava adalah beberapa makanan yang paling mungkin memengaruhi warna urine.
Selain itu, ada juga obat yang dapat memengaruhi warna urine menjadi merah, kuning atau biru kehijauan.
Tak hanya dari warnanya, ciri-ciri urine sehat juga bisa diketahui dari baunya.
Urine yang sehat juga biasanya tidak memiliki aroma yang menyengat atau busuk.
Baca Juga: Serba-serbi Kondisi Inkontinensia Urine yang Wajib Diketahui
Ketika Moms minum lebih sedikit, warna urine biasanya akan menjadi lebih pekat.
Dehidrasi berat juga bisa menghasilkan urine berwarna kuning.
Namun, ada beberapa kondisi yang membuat warna urine normal berubah drastis, mulai dari warna merah, biru, hijau, cokelat tua, hingga putih keruh.
Moms juga harus segera cari pertolongan medis jika memiliki kondisi seperti:
Adanya darah dalam urine sering terjadi pada infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Masalah-masalah ini biasanya menyebabkan rasa sakit.
Perdarahan tanpa rasa sakit juga mungkin menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker.
Jika urine berwarna gelap atau oranye, terlebih jika Moms atau orang terdekat juga memiliki tinja pucat dan kulit serta mata kuning, maka bisa jadi ini pertanda adanya gangguan fungsi hati.
Baca Juga: Mengenal Kateter Urine: Tipe, Proses Pemasangan hingga Harga
Foto: Ilustrasi Warna Urine
Seperti yang disebutkan sebelumnya, warna urine akan dipengaruhi oleh makanan, obat, hingga seberapa banyak air yang diminum.
Oleh karena itu, warna urine dapat bervariasi. Akan tetapi, warna urine yang tidak biasa juga bisa menjadi tanda penyakit.
Misalnya, kencing berwarna merah tua hingga cokelat merupakan ciri khas porfiria, kelainan langka yang diturunkan dari sel darah merah.
Karena itu, penting untuk tahu arti warna urine untuk mengetahui kondisi tubuh.
Berikut ini beberapa arti warna urine normal dan tidak normal:
Urine yang jernih menunjukkan bahwa Moms minum lebih banyak dari jumlah air yang direkomendasikan setiap hari.
Meskipun terhidrasi adalah hal yang baik, minum terlalu banyak air juga dapat menghilangkan elektrolit tubuh.
Air seni yang terkadang terlihat jernih bukanlah alasan untuk panik, tetapi air seni yang selalu jernih dapat menunjukkan bahwa Moms perlu mengurangi jumlah air yang diminum.
Air seni yang jernih juga dapat menunjukkan masalah hati, seperti sirosis dan hepatitis virus.
Jika Moms tidak mengonsumsi banyak air dan memiliki urine yang jernih, Moms harus segera konsultasi ke dokter.
Warna urine khas jatuh pada spektrum kuning muda ke warna kuning yang lebih pekat.
Nah, ini merupakan warna urine normal dan ciri-ciri urine sehat.
Pigmen urokrom secara alami ada dalam urine sehingga konsistensinya menjadi lebih encer saat Moms minum air.
Urokrom diproduksi oleh tubuh yang memecah hemoglobin, yakni protein yang membawa oksigen dalam sel darah merah.
Dalam banyak kasus, warna urine akan tergantung pada seberapa encer pigmen ini.
Terlalu banyak vitamin B dalam aliran darah juga dapat menyebabkan urine tampak kuning neon.
Urine mungkin terlihat merah atau merah muda jika Moms makan buah-buahan dengan pigmen merah muda atau magenta alami, seperti buah bit, rhubarb, atau bluberi.
Ini masih menjadi warna urine normal, ya Moms.
Namun, ada juga beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan darah muncul dalam urine, atau disebut sebagai hematuria.
Sejumlah penyebab kencing darah antara lain:
Jika urine Moms berwarna oranye, itu bisa menjadi gejala dehidrasi.
Jika Moms memiliki urine yang berwarna oranye selain tinja berwarna terang, ini mungkin jadi pertanda bahwa empedu mungkin masuk ke aliran darah.
Hal ini terjadi akibat adanya gangguan pada saluran empedu atau hati.
Penyakit kuning pada orang dewasa juga dapat menyebabkan urine berwarna oranye.
Baca Juga: 11 Tanda Bayi Cukup ASI, Salah Satunya Urine Berwarna Jernih, Cek Ciri Lainnya, Moms!
Urine berwarna biru atau hijau bisa disebabkan oleh pewarna makanan.
Ini juga bisa menjadi hasil dari pewarna yang digunakan dalam tes medis pada ginjal atau kandung kemih.
Namun, infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan urine menjadi biru, hijau, atau bahkan ungu nila.
Secara umum, urine biru jarang terjadi dan kemungkinan besar dipengaruhi oleh makanan.
Dalam kebanyakan kasus, urine yang berwarna cokelat tua menunjukkan gejala dehidrasi.
Kencing warna cokelat tua juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, termasuk metronidazol (Flagyl) dan klorokuin (Aralen).
Makan banyak rhubarb, lidah buaya, atau kacang fava juga dapat menyebabkan urine berwarna cokelat tua.
Suatu kondisi yang disebut porfiria dapat menyebabkan penumpukan bahan kimia alami dalam aliran darah, sehingga mengakibatkan urine berwarna cokelat.
Hati-hati, ini juga bisa menjadi indikator penyakit hati karena empedu sudah masuk ke dalam urine.
Urine yang keruh bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih hinga penyakit ginjal.
Dalam beberapa kasus, urine keruh adalah tanda lain dari dehidrasi.
Urine keruh dengan busa atau gelembung disebut pneumaturia.
Ini bisa menjadi gejala kondisi kesehatan yang serius, termasuk penyakit Crohn atau divertikulitis.
Namun, ada juga beberapa kasus di mana urine berbusa yang tidak diketahui penyebabnya.
Baca Juga: Manfaat Rumput Kebar Papua untuk Program Hamil, Benarkah Bisa Tingkatkan Kesuburan Kandungan?
Foto: Ilustrasi Urine (Orami Photo Stocks)
Jika bisa disimpulkan dari penjelasan tentang jenis warna urine di atas, perubahan warna urine yang paling tidak berbahaya berasal dari makanan yang Moms konsumsi.
Beberapa penyebabnya antara lain:
Selain berubah warna, ciri-ciri urine tak sehat juga ditandai dengan urine yang mengeluarkan bau tak sedap.
Sejumlah gangguan kesehatan di bawah ini bisa menjadi alasannya, seperti:
Perlu diperhatikan beberapa infeksi yang telah disebutkan di atas biasanya hadir dengan gejala lain, selain bau yang kuat pada urine.
Gejala-gejala tersebut dapat meliputi:
Tak hanya itu, perubahan warna, bau, atau konsistensi urine biasanya disebabkan oleh perubahan pola makan dan pengobatan yang relatif tidak berbahaya, terutama jika terjadi tanpa gejala lain.
Namun, jangan menganggap enteng, karena masalah ini bisa disebabkan oleh kondisi mendasar yang jauh lebih serius.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika melihat adanya perubahan yang berlangsung selama jangka waktu tertentu.
Baca Juga: 5 Makanan Penyembuh Infeksi Saluran Kemih, Catat Moms!
Foto: Konsultasi ke Dokter (Freepik.com/jcomp)
Jika warna urine normal berubah jadi tak seperti biasanya dan bukan karena pengaruh makanan atau obat-obatan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Apalagi jika hal tersebut sudah berlangsung lebih dari 1-2 hari dan disertai gejala berikut:
Dokter dapat melakukan tes urine untuk mengidentifikasi zat abnormal dalam urin sehingga mebantu menentukan penyebabnya.
Baca Juga: Glikosuria, Kondisi Adanya Gula dalam Urine, Cari Tahu Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Pastikan warna urine normal dan tidak terdapat gejala yang mencurigakan. Jika muncul tanda-tanda yang tak biasa, jangan ragu untuk periksakan diri ke dokter, ya Moms!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.