14 Mei 2024

Batik Jumputan (Tie Dye): Sejarah dan Cara Pembuatannya

Motif batik jumputan mirip dengan tie dye, lho
Batik Jumputan (Tie Dye): Sejarah dan Cara Pembuatannya

Terdapat kain yang dikenal dengan nama batik jumputan.

Moms mungkin pernah melihat motif batik unik serupa tie dye dengan warna yang mencolok, bukan?

Kain yang terlihat luntur ini sering dikaitkan dengan teknik pembuatan batik jumputan, lho.

Yuk, cari tahu sejarah, cara pembuatan dan harga kain batik jumputan!

Baca Juga: 11 Ragam Motif Batik Solo dan Maknanya, Ada Batik Parang, Kawung, Sidomukti, dan Lainnya

Apa Itu Jumputan?

Jumputan Batik
Foto: Jumputan Batik (fitinline.id)

Kata jumputan sendiri diambil dari kata dasar jumput menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Ini memiliki arti mengambil kain dengan cara dicomot sedikit demi sedikit dengan tangan.

Kemudian, nanti diikat agar bisa memberikan pola nyata yang dicelupkan dalam pewarna.

Metode untuk membuat batik jumputan ini juga disebut dengan teknik jumputan.

Dibanding batik pada umumnya, motif jumputan lebih menekankan pada warna dasar kain merah, pink atau hijau.

Sementara motifnya juga terkesan santai dan sederhana untuk dipakai di segala waktu.

Tak heran, jika motif batik ini sering digunakan untuk berbagai kesempatan, baik formal maupun nonformal. Bahkan, bisa dijadikan pakaian sehari-hari.

Baca juga: Batik Yogyakarta: Filosofi dan Aneka Motif Batik Terpopuler

Ciri-Ciri Batik Jumputan

Jumputan Ciri Ciri
Foto: Jumputan Ciri Ciri (Fitinline.id)

Agar tidak salah mengenali jenis motifnya, ada karakteristik khas batik jumputan yang bisa diketahui.

Berikut ciri-ciri dari motif kain jumputan atau tie dye dengan tampilan yang menarik:

1. Motif Kain Putih

Kebanyakan dari kain jumputan memiliki warna putih pada motifnya.

Warna putih ini dipakai sebagai warna dasar dalam proses pembuatan.

Warna putih ini akan tersebar dalam berbagai pola kecil-kecil yang ada pada keseluruhan kain.

Biasanya, warna putih akan dipadukan dengan warna mencolok lainnya seperti biru, kuning, dan merah.

2. Menggunakan Karet dan Tali

Tahukah Moms? Ciri-ciri dari batik jumputan adalah adanya warna putih yang berasal dari bekas ikatan kain atau tali.

Biasanya, cara membuat batik jumputan adalah dengan cara diikat kencang menggunakan karet, tali rafia, atau benang.

Manfaatnya adalah nanti pola yang dibentuk tampak lebih sederhana dan alami.

Bekas dari ikatan tali inilah yang akan menghasilkan warna putih pada kain batik jumputan.

3. Hasil Kerajinan Tangan

Motif Batik
Foto: Motif Batik

Berbagai varian warna dan variasi warna dalam selembar kain dikerjakan menggunakan tangan manusia.

Umumnya, motif jumputan merupakan kerajinan tangan original tanpa menggunakan mesin modern.

Pola gambar yang dibuat menggunakan tangan ini, memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan batik lain.

Batik jumputan ini pun mulai dikombinasikan dengan motif-motif lain yang lebih kekinian.

Baca Juga: 3 Ide Kerajinan dari Batok Kelapa dan Cara Membuatnya

4. Warnanya Cerah dan Menarik

Jika batik biasa berwarna gelap, beda dengan batik jumputan.

Batik Jumputan umumnya memiliki warna yang cerah dan menarik, menciptakan kontras yang menawan antara warna dasar kain dengan pola yang dihasilkan.

Beberapa warna yang umum digunakan dalam batik jumputan antara lain biru, merah, hijau, kuning, ungu, cokelat.

Selain warna-warna dasar di atas, batik jumputan juga bisa mengandung warna-warna lain seperti hitam, putih, abu-abu, oranye, dan lainnya untuk menciptakan pola yang kaya dan beragam.

5. Warna Batik Mudah Luntur

Meski terlihat bagus dan mencolok dari warna-warnanya, kain jenis ini akan mudah luntur jika dicuci.

Terutama jika dicuci atau dibilas menggunakan sabun deterjen secara langsung.

Banyak pengrajin akhirnya menggunakan lerak untuk mencuci kain jumputan untuk menghindari luntur.

Setelah itu, hindari juga menjemurnya di bawah sinar matahari langsung.

Lebih baik diangin-anginkan agar warnanya lebih terjaga.


6. Motif Acak dan Sejenis

Ciri-ciri lain dari batik jumputan adalah motifnya yang selalu kembar atau sama.

Pasalnya, proses pembuatan dengan teknik ikat mawar ganda ini akan menghasilkan motif yang sama.

Tak heran, jika hasil akhir dari proses pembuatannya akan terlihat kembar satu sama lain.

Ukurannya pun lebih terlihat besar-besar pada setiap pola yang dikeluarkan.

Baca Juga: Moms, Begini Cara Membuat Kerajinan dari Pecahan Keramik

Sejarah Penyebaran Batik Jumputan

Sejarah Batik Jumputan
Foto: Sejarah Batik Jumputan (Orami Photo Stocks)

Jurnal Universitas PGRI Palembang menjelaskan teknik yang dilakukan dalam pembuatan kain jumputan adalah teknik celup ikat.

Teknik populer ini berasal dari Tiongkok dan berkembang hingga India dan wilayah-wilayah di nusantara.

Walaupun demikian, kelompok yang dianggap telah berjasa membawa teknik batik jumputan ke Indonesia adalah para penyintas dari India.

Kemudian, teknik pembuatan kain batik ini dibawa ke nusantara menggunakan misi perdagangan.

Saat teknik pembuatan batik jumputan dibawa ke Indonesia, ini disambut gembira oleh masyarakat.

Baca juga: Kenali Aneka Ragam Motif dan Filosofi Batik Madura, Yuk!

Pasalnya motif ini hadir dengan berbagai rangkaian warna yang sangat cerah dan mencolok perhatian.

Beberapa daerah yang banyak terdapat batik jumputan antara lain:

Di Pulau Jawa sendiri, batik jumputan berkembang dengan baik di Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan.

Motif batik jumputan memang dibawa dari Tiongkok, tetapi pada perkembangannya dipengaruhi daerah masing-masing.

Jadi jangan heran, kalau ada batik jumputan yang berbeda-beda di setiap kota ya, Moms.

Cara Membuat Baik Jumputan

Pembuatan Batik Jumputan
Foto: Pembuatan Batik Jumputan (Pinterest.com)

Cara pembuatan batik jumputan juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman, lho.

Dahulu, pewarnaan batik jumputan menggunakan pewarna dari alam atau bahan-bahan hasil panen.

Tetapi seiring perkembangan zaman, banyak kain batik yang diwarnai menggunakan pewarna sintesis.

Para pengrajin batik mengatakan, pewarna sintetis memiliki pilihan warna tak terbatas.

Sementara itu, pewarna alam prosesnya sangat rumit dan sulit untuk ditemukan.

Kendati demikian, kedua teknik pewarnaan ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, Moms.

1. Metode Pembuatan Batik Jumputan di Rumah

Salah satu teknik yang umum digunakan adalah pembuatan batik sederhana di rumah.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan di rumah, antara lain:

  • Kompor, baskom, panci
  • Gunting, tali, jarum
  • Spidol, spatula, kain berwarna putih
  • Wenter, air, garam dapur

Proses Pembuatan Batik Jumputan

  1. Langkah awal saat akan membatik adalah mempersiapkan semua bahan dan alatnya.
  2. Karena jika ada yang tertinggal akan menghambat proses pembuatannya.
  3. Selanjutnya buatlah pola dasar dengan menggunakan spidol. Buat pola sesuka hati karena untuk latihan.
  4. Pola yang sudah dibuat kemudian diikat dengan tali. Proses ini dapat membuat bagian yang diikat tidak menyerap warna. Jadi perlu diperhatikan dengan seksama saat proses mengikat talinya ya, Moms.
  5. Selanjutnya persiapan mencelup kain ke pewarna. Siapkan 2 liter air untuk setiap warna dan bubuhkan garam secukupnya.
  6. Panaskan di atas perapian hingga mendidih. Jangan lupa untuk mengaduknya agar pewarnanya benar-benar tercampur dengan sempurna.
  7. Celupkan kain ke dalam larutan pewarna tadi saat masih mendidih. Lakukan berulang kali sehingga tak ada lagi warna asli kain. Selain dicelup juga bisa digunakan teknik menyiram atau kuas.
  8. Lalu bilaslah kain tadi menggunakan air dingin agar pewarna yang tidak terserap karena kelebihan pigmen tidak luntur atau tercampur ke warna lain.
  9. Lakukan langkah di atas berulang-ulang untuk menambah motif.

Proses terakhir ialah menjemurnya dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung.

Agar terlihat rapi, jahit tepi kain agar benang pada kain terlihat lebih rapi.

Baca Juga: Mengenal Koyo KB, Alat Kontrasepsi yang Ditempel di Kulit


2. Pembuatan Batik Jumputan Tie Dye

Moms juga bisa membuat batik jumputan sederhana dengan langka-langkah yang tak kalah mudah.

Untuk kainnya, Moms dapat menggunakan mori prima, blaco atau promossima.

Sedangkan untuk warnanya, dapat menggunakan Weenter atau Wantex.

Cara menggunakan pewarna terbilang mudah dan sederhana.

Moms hanya perlu mencampurkan satu kemasan dengan 2 liter air, 2 sendok garam serta cuka secukupnya.

Selain itu, ada beberapa alat yang dibutuhkan untuk pembuatan sbagai berikut:

  • Kelereng, batu, atau uang koin
  • Karet gelang, kompor, panci
  • Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk
  • Bara api

Baca Juga: 7+ Rekomendasi Sepeda Lipat Anak untuk Si Kecil, Modelnya Keren dan Cocok untuk Sunmori!

Cara Membuat Batik Jumputan

  1. Pastikan kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih ya, Moms.
  2. Buat bentuk motif dengan cara mengikat uang koin, kelereng, atau batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet gelang.
  3. Ikat secara kencang dan bentuk dengan motif yang berbeda, ya.
  4. Saat proses ini pastikan kain terikat dengan kencang, karena jika terbuka akan mempengaruhi motifnya.
  5. Setelah kain terikat, rebus air dalam panci hingga mendidih.
  6. Jika sudah mendidih, tambahkan pewarna, garam, dan cuka lalu aduk sampai semua serbuk larut dan warna air berubah.
  7. Basahi kain yang sudah bersih tadi menggunakan air yang bersih.
  8. Setelah itu, celupkan kain pada cairan pewarna. Moms bisa mencelupkan seluruh kain jika hanya menginginkan satu warna saja ke dalam cairan pewarna yang sudah mendidih.
  9. Aduk dan masak selama 20-30 menit agar warna dapat merata ke seluruh kain dan warna merekat kuat.
  10. Jika Moms ingin batik memiliki beberapa warna, celupkan saja sebagian kain pada cairan warna pertama, kemudian kain yang belum terkena warna dicelupkan pada cairan pewarna yang lainnya.
  11. Moms juga bisa mencelupkan beberapa kali pada cairan pewarna yang berbeda untuk mendapatkan batik dengan warna beragam.

Setelah selesai proses pencelupan, angkat kain lalu bilas menggunakan air yang dingin dan bersih.

Selanjutnya lepas semua, peras kain dan jemur sampai kering. Setelah kering, Moms bisa menyetrika agar kain menjadi rapi.

Baca juga: Hari Batik, Intip 5 Gaya Artis pakai Batik Modern

Harga Batik Jumputan

Motif Batik Jumputan
Foto: Motif Batik Jumputan (Pinterest.com)

Karena proses pembuatannya yang terbilang cukup mudah, sehingga banyak pengrajin memproduksi batik jumputan.

Harga yang dibanderol juga terbilang cukup terjangkau lho, Moms.

Di beberapa daerah batik jumputan dijual mulai dari harga Rp20 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Ini tergantung kualitas bahan kain batik jumputan dan berapa panjang kain ketika ingin membeli batik jumputan.

Setiap toko atau penjual kemungkinan menjual batik jumputan dengan harga yang berbeda-beda.

Jadi pastikan saja membeli pada penjual yang terpercaya, ya.

Baca Juga: 10 Jenis Kain Katun dan Karakteristiknya untuk Pakaian

Saat ini sudah banyak sekali desainer Indonesia yang menggunakan batik jumputan untuk membuat karya-karya mereka, lho.

Apalagi, motifnya yang unik dan terkesan santai membuat batik jumputan dapat digunakan dalam kesempatan apa pun, Moms.

Selain lebih mudah dipadankan dengan apapun, pemanfaatkan batik jumputan juga akan lebih pas dengan selera kain anak muda zaman sekarang.

Jadi, pengenalan akan budaya batik semakin luas ke berbagai generasi muda sampai tua, bukan?

Demikian penjelasan mengenai sejarah, cara pembuatan dan juga harga batik jumputan. Apakah Moms mulai tertarik untuk mengoleksinya?

  • https://www.adhiantirina.com/2020/03/batik-jumputan-sejarah-teknik-dan.html
  • https://masfikr.com/cara-membuat-batik-jumputan/
  • https://wargamasyarakat.org/sebutkan-ciri-ciri-batik-jumputan/
  • https://fitinline.com/article/read/batik-jumputan/
  • https://masrafli.com/pengertian-dan-ciri-ciri-batik-jumputan/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb