08 Desember 2023

Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara Berbagai Daerah

Bisa dibaca bersama Si Kecil!
Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara Berbagai Daerah

Cerita rakyat pendek adalah bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya suatu bangsa.

Setiap negara memiliki berbagai macam cerita rakyat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Melansir dari laman University of Illinois, cerita rakyat dianggap sebagai DNA suatu budaya dan merupakan bagian mendasar dari identitas dan komunikasi manusia.

Ini mencakup berbagai topik, termasuk adat istiadat, ucapan, tarian, dan bentuk seni yang dilestarikan dari generasi ke generasi.

Cerita-cerita ini sering kali mengandung pesan moral, nilai-nilai tradisional, dan mitologi yang mencerminkan kepercayaan dan identitas masyarakatnya.

Melalui narasi-narasi ini, kita dapat memahami bagaimana masyarakat pada masa lalu memandang dunia, mengatasi tantangan, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Berikut kumpulan cerita rakyat pendek dari berbagai daerah di Indonesia, simak yuk!

Baca Juga: Cerita Dongeng Kelinci dan Kura-Kura, Sarat Pesan Moral!

1. Asal Usul Danau Toba (Sumatera Utara)

Danau Toba
Foto: Danau Toba (Google.com/Firman Panahatan Simanjuntak)

Di sebuah daerah di Sumatra Utara, ada seorang pemuda yang pergi memancing. Awalnya, ia kesulitan menangkap ikan.

Namun, ketika ia melemparkan pancingnya lebih jauh, ia berhasil menangkap ikan besar. Pemuda itu pulang dengan senang hati dan memasak ikan itu di dapur.

Saat ia pergi mencari kayu bakar, ikan itu tiba-tiba berubah menjadi uang emas.

Pemuda kaget dan menyimpan uang emas itu di kamar.

Ketika ia kembali ke kamar, ia menemukan seorang gadis cantik di sana, yang ternyata adalah jelmaan dari ikan tadi.

Gadis itu meminta izin untuk tinggal bersama pemuda, dan mereka menikah dengan syarat pemuda tidak boleh membicarakan asal-usulnya.

Mereka memiliki seorang anak laki-laki.

Suatu hari, anak itu membawa makanan untuk ayahnya di ladang, tetapi ia makan sebagian dari makanan tersebut di perjalanan.

Ketika ayahnya melihat ini, ia marah dan menyebut anak itu sebagai "anak keturunan ikan." Anak itu pulang dan menceritakan insiden tersebut pada ibunya.

Ibu pemuda yang juga adalah jelmaan ikan, merasa sedih dan meminta anaknya pergi ke puncak bukit. Sementara itu, ibunya pergi ke sungai dan berubah menjadi ikan besar.

Sungai pun meluap dan membentuk danau besar yang dikenal sekarang sebagai Danau Toba oleh masyarakat setempat.

2. Si Parkit Raja Parakeet (Aceh)

Di dalam hutan, ada sebuah kawanan burung parakeet yang dipimpin oleh Raja Parakeet bernama Si Parkit.

Suatu hari, seorang pemburu datang dan mencoba menangkap mereka dengan jebakan perekat. Si Parkit memperingatkan teman-temannya untuk berhati-hati.

Saat burung-burung itu keluar mencari makan, mereka terjebak dalam perekat. Si Parkit memberi tahu mereka untuk berpura-pura mati saat pemburu melepaskan, agar pemburu tidak mengambilnya.

Rencana ini berhasil, dan burung-burung itu berhasil melarikan diri.

Namun, Si Parkit sendiri masih terjebak dan diancam oleh pemburu. Untuk menyelamatkan dirinya, Si Parkit berjanji akan menyanyi setiap hari untuk menghibur pemburu.

Akhirnya, Si Parkit menjadi milik raja Aceh dan tinggal di istana, tetapi ia merindukan kebebasannya di hutan.

Si Parkit memutuskan untuk berpura-pura mati, dan ketika dianggap mati, ia tiba-tiba terbang tinggi dan kembali ke hutan. Rakyatnya sangat senang melihatnya kembali.

3. Cerita Rakyat Pendek Malin Kundang (Sumatera Barat)

Cerita rakyat pendek ini tentu sudah sangat populer.

Di pesisir pantai Sumatera, ada seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang, tinggal bersama ibunya setelah ayahnya pergi mencari nasib ke negeri lain dan tak pernah kembali.

Malin adalah anak cerdas yang kadang-kadang nakal.

Ketika Malin dewasa, ia merasa ibunya yang sudah tua masih harus bekerja keras. Ia memutuskan pergi mencari nafkah di negeri seberang, walaupun ibunya awalnya tidak setuju.

Namun, di tengah perjalanan, kapalnya diserang oleh bajak laut, dan Malin selamat.

Setelah terdampar di sebuah pantai, Malin menetap di sana, bekerja keras, dan menjadi kaya. Ia juga menikah dan berita keberhasilannya sampai kepada ibunya.

Suatu hari, Malin kembali ke kampungnya dengan kapal besar. Ibunya mengenali bekas luka di lengannya dan yakin bahwa Malin adalah anaknya.

Namun, Malin menolak mengakui ibunya dengan kasar. Ibunya sangat marah dan mengutuknya menjadi batu karang.

Kemudian, Malin benar-benar berubah menjadi batu karang karena kutukan ibunya.

Baca Juga: Dongeng Putri Duyung, Yuk Ceritakan untuk Si Kecil!

4. Si Pitung (Jakarta)

Si Pitung Budaya Jakarta (Pinterest.com)
Foto: Si Pitung Budaya Jakarta (Pinterest.com)

Cerita rakyat pendek Si Pitung tentu sangat familiar di telinga warga Jakarta.

Si Pitung adalah pahlawan dengan ilmu silat tinggi. Dia belajar mengaji dan ilmu bela diri dari Haji Naipin di Rawabelong, Jakarta Barat.

Pitung sangat prihatin dengan perlakuan tidak adil Belanda terhadap rakyat miskin.

Dia dan teman-temannya, seperti Rais Cani, merampok orang-orang Belanda kaya dan membagikan hasil rampokan kepada rakyat yang membutuhkan.

Mereka sangat bersyukur karena bisa makan dan mendapatkan bantuan medis.

Belanda menjadi khawatir dengan tindakan Pitung ini karena dia selalu berjuang untuk rakyat kecil. Pitung juga menentang kerja paksa dan pajak tinggi yang dikenakan Belanda kepada rakyat.

Belanda mencoba menangkap Pitung, tapi dia sulit ditangkap.

Akhirnya, mereka menyiksa orang-orang yang pernah ditolong oleh Pitung, seperti keluarganya dan Haji Naipin, agar mereka mengungkapkan kelemahan Pitung.

Salah satu keluarga akhirnya memberitahu bahwa Pitung hanya bisa terbunuh dengan peluru emas karena dia kebal terhadap peluru biasa.

Mereka menemukan tempat persembunyian Pitung dan menembaknya dengan peluru emas, sehingga Pitung tewas.

Meskipun begitu, ia tetap dihormati dan dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat Betawi.


5. Sungai Jodoh (Batam)

Cerita rakyat pendek ini berasal dari daerah Batam.

Di sebuah desa di Pulau Batam, ada seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu, yang bekerja sebagai pembantu di rumah Mah Piah, seorang wanita tua yang serakah.

Mah Piah memiliki seorang anak bernama Siti Mayang.

Suatu hari, saat Mah Bongsu mencuci pakaian di sungai, ia bertemu dengan seekor ular. Awalnya ia takut, tapi ular itu tidak menyerangnya.

Ular itu malah menunjukkan luka-luka di kulitnya. Mah Bongsu merasa kasihan dan membawa ular itu pulang untuk merawatnya.

Setiap kali kulit ular itu terlepas, Mah Bongsu membakarnya. Kejadian ini membuatnya menjadi kaya. Mah Bongsu selalu membantu orang-orang di sekitarnya dengan murah hati.

Namun, rahasia kekayaan Mah Bongsu akhirnya terungkap kepada Mah Piah dan Siti Mayang. Mereka mencari ular ajaib yang mereka yakini menjadi sumber kekayaan Mah Bongsu.

Mereka membawa ular berbisa ke rumah dan melepaskannya di kamar Siti Mayang, berharap mendapatkan kekayaan. Namun, malah terjadi malapetaka karena Siti Mayang disengat ular tersebut dan meninggal.

Sementara itu, ular yang dirawat oleh Mah Bongsu sembuh dan berubah menjadi seorang pemuda tampan. Mereka menikah dan hidup bahagia bersama.

Desa mereka dinamakan Desa Tiban dan sungai di mana mereka bertemu dinamakan Sungai Jodoh, yang dipercaya sebagai tempat bertemu jodoh.

6. Situ Bagendit (Jawa Barat)

Cerita rakyat pendek yang satu ini berasal dari tanah Sunda.

Dahulu kala, di sebuah desa di Jawa Barat, ada seorang wanita kaya bernama Nyai Bagendit. Dia terkenal sangat kaya, tetapi juga sangat pelit dan sombong.

Nyai Bagendit suka sekali mengadakan pesta dan selalu memamerkan kekayaannya kepada orang lain, tapi dia tidak pernah mau membantu orang yang membutuhkan.

Ketika ada yang meminta bantuan, dia selalu menolak dengan kasar, dan warga desa merasa kesal dengan sikapnya.

Suatu hari, saat Nyai Bagendit sedang mengadakan pesta dan memamerkan harta dan perhiasannya, datanglah seorang pengemis kotor meminta sedikit makanan.

Nyai Bagendit marah dan mengusirnya. Keesokan harinya, terjadi kejadian aneh di desa itu.

Sebatang kayu tertancap di jalan, dan tak ada yang bisa mencabutnya, kecuali pengemis yang pernah minta makan kepada Nyai Bagendit.

Setelah pengemis itu berhasil mencabut batang tersebut, air tiba-tiba mengalir dari tempat itu, dan semakin lama semakin deras.

Penduduk desa lari mencari tempat yang aman karena takut tenggelam.

Namun, Nyai Bagendit terlalu keras kepala untuk meninggalkan rumahnya dan harta bendanya.

Akhirnya, ia tenggelam bersama rumahnya. Tempat di mana dia tenggelam menjadi danau yang dinamakan Situ Bagendit.

Baca Juga: Cerita Sejarah Sunan Kudus dengan Toleransi Beragama yang Tinggi

7. Asal Mula Pancoran (Jakarta)

Cerita Rakyat Pendek
Foto: Cerita Rakyat Pendek (Freepik.com)

Cerita rakyat pendek ini memang tak sepopuler Si Pitung, namun sangat menarik untuk dibaca.

Dahulu kala, cerita rakyak pendek ini ada seorang raja yang tinggal antara Jakarta dan Bogor. Ia memiliki tiga anak: Pangeran Jaya, Pangeran Suta, dan Pangeran Gerinda.

Raja ingin memilih salah satu dari ketiga putranya sebagai penerusnya, jadi ia memberi mereka ujian.

Mereka berangkat meninggalkan istana dan sampai di sebuah sungai. Mereka mandi dan berganti pakaian di sungai itu, tapi Pangeran Jaya tidak mengganti pakaiannya karena ia hanya membawa sedikit baju dan ingin menghematnya.

Kemudian, mereka menemukan sebuah pancuran. Suta dan Gerinda minum air dari pancuran itu dan tiba-tiba meninggal.

Pangeran Jaya hampir ikut minum, tapi suara seorang tua menghentikannya. Ternyata, hanya bidadari yang boleh mandi di situ.

Seorang kakek muncul dan memberikan Pangeran Jaya kesempatan untuk menggantikan adik-adiknya jika bisa menjawab pertanyaannya.

Jaya setuju, dan setelah menjawab, ia boleh minum air pancuran itu tanpa mati. Adik-adiknya pun hidup kembali.

Kakek itu memberi mereka sebuah tongkat sakti dan menghilang. Mereka mencoba mengangkat tongkat itu, dan hanya Pangeran Jaya yang berhasil.

Akhirnya, ia menjadi pilihan untuk menjadi penerus raja. Lokasi pancuran itu dikenal sebagai Pancoran, dekat Kalibata, Jakarta Selatan.

8. Legenda Pesut Mahakam (Kalimantan Timur)

Cerita rakyat pendek berikutnya berasal dari Pulau Borneo. Apakah Moms familier dengan cerita rakyat pendek ini?

Dahulu kala, di sebuah desa, ada seorang suami istri dan dua anak mereka. Suami itu bernama Pak Pung dan bekerja sebagai petani dan penangkap ikan.

Mereka hidup bahagia sampai istri Pak Pung jatuh sakit dan meninggal.


Setelah istri meninggal, Pak Pung harus merawat kedua anaknya sendirian.

Pekerjaannya menjadi lebih berat karena selain bekerja di ladang dan mencari ikan, ia juga harus mengurus anak-anaknya.

Suatu hari, ada pesta panen di desa mereka, dan Pak Pung ikut merayakannya. Saat pesta, ia bertemu dengan seorang gadis cantik dan jatuh cinta padanya. Mereka menikah dan gadis itu menjadi istri Pak Pung.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Istri baru Pak Pung mulai berperilaku buruk terutama kepada anak-anak Pak Pung. Ia sering kasar dan bahkan tidak memberi makan kepada mereka.

Anak-anak itu juga disuruh mencari kayu bakar di hutan, dan jika kayu bakar kurang, mereka harus bermalam di hutan.

Suatu hari, mereka tidak mendapat cukup kayu bakar dan harus bermalam di hutan. Mereka kelaparan di sana.

Tapi kemudian, mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang memberi tahu mereka tentang pohon buah di utara yang bisa mereka ambil satu kali saja.

Namun, mereka lupa dan mengambil buah lebih dari satu kali.

Ketika mereka kembali ke rumah, mereka tidak dapat menemukan orang tua mereka. Mereka mencari dan akhirnya menemukan rumah baru orang tua mereka.

Mereka masuk ke dalam rumah dan menemukan nasi ketan di atas kompor.

Mereka makan nasi ketan tersebut dan setelah kenyang, mereka pergi ke sungai untuk mandi. Saat itu, orang tua mereka pulang dan kaget melihat makanan habis.

Mereka menemukan jejak anak-anak mereka ke sungai dan melihat mereka berubah menjadi ikan pesut.

Orang tua mereka sangat sedih dan menyesal atas perlakuan buruk mereka kepada anak-anak tersebut.

9. Legenda Danau Batur (Bali)

Cerita rakyat pendek dari Pulau Dewata ini tak boleh ketinggalan.

Dahulu kala, ada sepasang suami istri yang sudah lama menikah, tetapi belum memiliki anak. Mereka sangat berdoa setiap hari agar diberikan anak.

Akhirnya, sang istri hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Namun, sayangnya, pasangan suami istri itu meninggal tak lama setelah kelahiran anak mereka.

Bayi itu tumbuh dewasa tanpa orang tua. Warga desa merawatnya dan memberinya makan setiap hari. Namun, anak ini memiliki nafsu makan yang besar.

Ia bisa makan sebanyak 10 piring makanan orang dewasa dalam satu waktu. Karena itu, tubuhnya menjadi sangat besar.

Masyarakat desa kemudian memberinya nama Kebo Iwa. Namun, saat ia dewasa, Kebo Iwa memiliki sifat pemarah yang membuat penduduk desa takut padanya.

Suatu hari, desa mereka mengalami kekeringan parah, dan hasil panen menurun drastis akibat kekurangan air. Masyarakat desa kesulitan memberi makan Kebo Iwa karena makanan yang diperlukan sangat banyak.

Warga desa pun berkumpul dan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi kekeringan tersebut. Mereka memutuskan untuk membangun sumur besar agar bisa mendapatkan air yang cukup dan hasil panen dapat pulih seperti sebelumnya.

Masyarakat meminta bantuan Kebo Iwa untuk menggali sumur tersebut, dan mereka menjelaskan alasannya. Kebo Iwa setuju dan mulai bekerja keras menggali tanah untuk mencari sumber air dan membuat sumur.

Setelah kerja kerasnya, Kebo Iwa berhasil menemukan sumber air dan membangun sumur. Masyarakat sangat senang dengan keberhasilan ini.

Namun, masalah baru muncul. Air yang muncul dari sumur terus mengalir tanpa henti, dan desa tersebut akhirnya terendam oleh air, menjadi sebuah danau.

Danau ini dikenal sebagai Danau Batur. Selain itu, bukit di sekitar danau tumbuh menjadi sebuah gunung yang dikenal dengan nama Gunung Batur.

Baca Juga: Sinopsis 172 Days, Kisah Cinta Mendiang Ustaz Ameer Azzikra

10. Biwar Sang Penakluk Naga (Papua)

Cerita Rakyat Pendek
Foto: Cerita Rakyat Pendek (Freepik.com)

Cerita rakyat pendek yang terakhir ini berasal dari Papua.

Ini adalah Legenda Biwar Sang Penakluk Naga dari Papua.

Pada zaman dahulu di Papua, ada seorang pemuda bernama Biwar yang menjadi pahlawan karena berhasil mengalahkan seekor naga ganas.

Biwar berasal dari daerah Mimika di Papua, dan kisah ini dimulai ketika pemuda itu memutuskan untuk menghadapi naga yang telah membunuh ayah dan pamannya. Naga itu bersembunyi di dalam sebuah gua di pedalaman Papua.

Biwar yang pemberani memutuskan untuk menantang naga itu dalam pertempuran sengit.

Mereka bertarung dengan gigih, dan Biwar berhasil menusuk naga tersebut sehingga hampir memutuskan kepala naga itu.

Akhirnya, naga itu dikalahkan dan dimakamkan di dalam gua tersebut dengan ditumpuk batu-batu.

Setelah kemenangan besar ini, Biwar diakui sebagai pahlawan oleh warga desa dan disambut dengan meriah. Desa mereka pun kini aman dari ancaman naga yang jahat.

Baca Juga: 9+ Makanan Khas Gresik yang Unik, Ada Nasi Krawu dan Pudak!

Demikian kumpulan cerita rakyat pendek dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain cerita di atas, masih banyak cerita rakyat pendek lain yang bisa Moms bacakan untuk Si Kecil.

Selamat berdongeng menggunakan cerita rakyat pendek ini, ya!

  • https://www.library.illinois.edu/sshel/specialcollections/folklore/definition/
  • https://whatisfolklore.org/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb