10 Maret 2024

10 Faktor Penyebab Keluar Darah saat Ovulasi, Cari Tahu Yuk!

Warna bercak darah merah kecoklatan
10 Faktor Penyebab Keluar Darah saat Ovulasi, Cari Tahu Yuk!

5. Kanker Serviks

Saat ini, gejala umum tumor yang berkembang di serviks mungkin termasuk perdarahan vagina.

Selain itu, keluar flek darah setelah hubungan seksual atau perdarahan pasca menopause juga menandakan adanya kanker serviks.

Gejala yang dirasakan adalah keputihan yang tidak biasa, yakni berair, merah muda atau berbau busuk, serta nyeri panggul.

Segera konsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat guna mengatasi keluar darah sedikit tapi bukan haid.

Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang mengintai wanita selain dari kanker payudara.

Baca Juga: 10 Akibat Makan Pedas Berlebihan, Bisa Menyebabkan Kanker!

6. Perubahan Hormon

Hormon Estrogen
Foto: Hormon Estrogen (Naturalcycles.com)

Keluar darah seperti haid tapi sedikit juga bisa disebabkan oleh perubahan hormonal yang cepat yang terjadi selama ovulasi.

Dalam sebuah penelitian, tingkat progesteron luteal dan hormon luteinizing (LH) yang lebih tinggi di sekitar masa ovulasi jadi faktornya.

Inilah yang membuat kebanyakan wanita mengalami perdarahan ovulasi atau flek keluar meskipun tidak haid.

Terlepas itu, memiliki kadar hormon yang lebih tinggi atau lebih rendah tidak menentukan seseorang mengalami kehamilan dengan cepat.

7. Perdarahan Subkorionik

Diketahui sebelumnya, perdarahan ovulasi hanya terjadi pada sekitar 3% wanita di dunia.

Linda Bradley, M.D., seorang dokter kandungan dan direktur layanan histeroskopi di Cleveland Clinic Foundation, mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang masih tergolong normal.

Namun, keluar darah saat ovulasi juga bisa menandakan ciri-ciri kehamilan yang tidak disadari.

Kondisi ini merujuk perdarahan di awal kehamilan, yang kemungkinan berkaitan dengan perdarahan subkorionik.

Relatif tidak berbahaya, namun kehamilan ektopik cukup berpotensi mengancam jiwa.

8. Gangguan Kesehatan

Mengenal Sexually Transmitted Diseases (STD)
Foto: Mengenal Sexually Transmitted Diseases (STD) (pixabay.com)

Siklus anovulasi yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis.

Penyakit ginjal atau hati yang menyebabkan pembekuan darah hingga perdarahan abnormal saat ovulasi.

Masalah tiroid yang dialami sebagian wanita pun memiliki risiko yang sama.

Gangguan kesehatan ini juga meliputi infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia.

Infeksi menular seksual jenis perdarahan ini terjadi pada 10 - 30% wanita dan dianggap normal.

Baca Juga: 3 Alasan Selalu Ingin Berhubungan Seksual Saat Hamil

9. Efek Samping Obat-Obatan

Perawatan hormon, termasuk pil KB dan obat kesuburan juga salah satu penyebabnya.

Obat-obatan seperti antikonvulsan dan antipsikotik efek sampingnya bisa membuat flek darah keluar dari vagina.

Selain itu, penyakit hipofisis atau kelenjar pituitari juga memiliki peranan dalam siklus menstruasi.

Akibat lonjakan estrogen secara tiba-tiba saat ovulasi yang kemudian turun, juga menyebabkan destabilisasi endometrium.

10. Darah Implantasi

Proses Implantasi
Foto: Proses Implantasi (Livescience.com)

Setelah sperma membuahi sel telur, sel telur harus tertanam di lapisan rahim.

Implantasi biasanya terjadi sekitar 10 hari setelah ovulasi.

Beberapa orang mengalami bercak ringan, yang disebut pendarahan implantasi, terjadi di sekitar waktu ini.

Flek darah akibat darah implantasi menandakan adanya kehamilan yang segera dibuahi.

Cara Mengatasi Pendarahan saat Ovulasi

Proses Ovulasi
Foto: Proses Ovulasi (Istock.com)

Keluarnya darah saat ovulasi tidak perlu pengobatan, karena perdarahan akan berhenti dengan sendirinya.

"Pasien hanya perlu diyakinkan bahwa ini adalah kejadian umum dan merupakan cara tubuhnya merespons perubahan hormon,” tambah Linda.

Namun, jika perdarahan disertai dengan munculnya gejala seperti kram atau tidak kunjung berhenti selama beberapa hari, perlu dicurigai.

Meskipun jarang, perdarahan abnormal di luar siklus menstruasi dapat menjadi gejala dari kanker serviks atau endometrium.

Cara mengatasi keluar darah tapi bukan haid bisa dengan mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri.

Sebagian kasus, mengatasi keluar darah saat ovulasi bisa dengan melakukan beberapa kegiatan yang menenangkan.

Hal ini seperti beristirahat cukup serta mendapat asupan makanan yang sehat dan bergizi.

Baca Juga: 12+ Cara KB Alami yang Aman dan Minim Efek Samping

Demikian sekilas fakta tentang keluar darah saat ovulasi dan keluar darah saat berhubungan seks pada masa subur.

Namun, jika merasa cemas atau tidak yakin dengan kondisi Moms, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.

Selalu memonitor siklus menstruasi dan memahami tanda-tanda tubuh Moms adalah langkah awal yang penting dalam menjaga kesehatan reproduksi.

Semoga keadaannya segera membaik, ya, Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3299419/
  • https://www.avawomen.com/avaworld/ovulation-bleeding/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-polyps/symptoms-causes/syc-20378709#:~:text=Uterine%20polyps%20attach%20to%20your,the%20presence%20of%20uterine%20polyps.
  • https://www.womens-health-concern.org/help-and-advice/factsheets/vaginal-dryness/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb