13 Juli 2022

Albendazole, Obat yang Efektif Mengatasi Infeksi pada Usus

Hanya boleh digunakan dengan resep dokter!
Albendazole, Obat yang Efektif Mengatasi Infeksi pada Usus

Albendazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi cacing di usus. Obat ini juga dapat mengatasi infeksi cacing di organ hati dan otak.

Obat albendazole bekerja dengan menghambat penyerapan gula pada tubuh cacing, sehingga mereka akan kehilangan sumber energi, lalu mati

Albendazole adalah obat golongan keras, sehingga hanya boleh dikonsumsi sesuai dosis dan anjuran dari dokter.

Untuk lebih jelasnya terkait dosis, cara menyimpan, dan efek samping setelah penggunaan, simak ulasannya di bawah ini!

Baca juga: Sanmag, Obat Antasida untuk Turunkan Asam Lambung Berlebih

Keterangan Obat Albendazole

infeksi cacing
Foto: infeksi cacing (istockphoto)

Foto: Infeksi Cacing (Istockphoto)

Albendazole termasuk ke dalam golongan obat antelmintik.

Melansir Britannica, obat ini bekerja dengan melawan infeksi yang disebabkan oleh parasit (cacing).

Penting diketahui, obat yang digunakan untuk mengobati infeksi cacing dapat mempengaruhi sistem saraf parasit dan menyebabkan kelumpuhan otot.

Obat juga mempengaruhi penyerapan glukosa dan energi pada cacing.

Albendazole termasuk ke dalam golongan obat keras yang dibanderol dengan harga Rp10.000 hingga Rp20.000.

Baca Juga: Bibir Bengkak Digigit Semut, Atasi dengan Bahan Rumahan dan Obat-obatan!

Dosis Penggunaan Obat Albendazole

Albendazole tersedia dalam dua bentuk, yaitu tablet 400 miligram dan cairan suspensi 200 miligram per 5 mililiter.

Dosis penggunaan tergantung pada gangguan kesehatan yang dialami, kondisi kesehatan penderita, serta intensitas atau keparahan gejala.

Melansir MIMS, berikut ini dosis umum penggunaan obat albendazole sesuai dengan penyebabnya:

1. Echinococcosis (Infeksi Cacing Dewasa atau Stadium Larva)

Dosis penggunaan anak-anak dan dewasa sama saja, yakni:

  • Berat badan di bawah 60 kilogram. Sebanyak 15 miligram per kilogram berat badan per hari. Jadwal konsumsi terbagi dalam 2 dosis.
  • Berat badan di atas 60 kilogram. Sebanyak 400 miligram yang terbagi dalam 2 dosis.

2. Neurocysticercosis (Infeksi pada Sistem Saraf Pusat akibat Cacing)

Dosis penggunaan anak-anak dan dewasa sama saja, yakni:

  • Berat badan di bawah 60 kilogram. Sebanyak 15 miligram per kilogram berat badan dalam sehari. Jadwal konsumsi terbagi dalam 2 dosis.
  • Berat badan di atas 60 kilogram. Sebanyak 400 miligram yang terbagi dalam 2 dosis.

3. Ascariasis, Enterobiasis, Infeksi Cacing Tambang, dan Trichuriasis

  • Dewasa. Sebanyak 400 miligram sebagai dosis tunggal.
  • Anak berusia 1 sampai 2 tahun. Sebanyak 200 miligram sebagai dosis tunggal.
  • Anak berusia di atas 2 tahun. Penggunaan sama dengan dosis orang dewasa. Dosis maksimal penggunaan sebanyak 200 miligram.

4. Clonorchiasis dan Opisthorchiasis

  • Dewasa. Sebanyak 400 miligram yang terbagi dalam 2 dosis, dan digunakan selama 3 hari. Dosis maksimal penggunaan harian adalah 800 miligram.
  • Anak berusia di atas 2 tahun. Penggunaannya sama dengan dosis orang dewasa.

5. Infeksi Cacing Pita

  • Dewasa. Sebanyak 400 miligram yang terbagi dalam 2 dosis, dan digunakan selama 3 hari. Dosis maksimal penggunaan harian adalah 400 miligram.
  • Anak berusia di atas 2 tahun. Penggunaannya sama dengan dosis orang dewasa.

6. Cutaneous Larva Migrans

  • Dewasa. Sebanyak 400 miligram yang terbagi dalam 2 dosis, dan digunakan selama 3 hari. Dosis maksimal penggunaan harian adalah 400 miligram.
  • Anak berusia di atas 2 tahun. Penggunaannya sama dengan dosis orang dewasa.

7. Giardiasis

  • Anak-anak berusia 1 sampai 12 tahun. Sebanyak 400 miligram per hari, dan dikonsumsi selama 5 hari. Dosis maksimal penggunaan adalah 400 miligram per hari.

Baca Juga: Grafadon (Obat Antinyeri): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Obat

Apakah Albendazole Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui?

Sebaiknya beritahu dokter jika sedang hamil, kemungkinan hamil, atau berencana untuk hamil.

Terkait dengan pemilihan obat pada ibu hamil, manfaat yang diperoleh harus lebih besar daripada kemungkinan risiko yang bisa terjadi.

Pertimbangan tersebut juga berlaku untuk ibu menyusui.

Intinya, penggunaan albendazole untuk ibu hamil dan menyusui wajib dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Baca juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Obat Albendazole

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi albendazole.

Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Menderita alergi terhadap kandungan obat.
  • Beritahu dokter jika tengah mengonsumsi obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen nutrisi, serta produk herbal.
  • Beritahu dokter jika tengah atau pernah menderita asma, emfisema, bronkitis kronis, atau jenis penyakit paru-paru lainnya.
  • Beritahu dokter jika menderita glaukoma atau peningkatan tekanan di bola mata yang dapat memicu hilangnya penglihatan secara bertahap.
  • Beritahu dokter jika menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), kejang, atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
  • Beritahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beritahu dokter apabila baru saja menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Jangan mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin setelah mengonsumsi obat.
  • Jangan mengonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan risiko efek samping.

Cara Tepat Menyimpan Obat Albendazole

Sama halnya dengan obat lainnya, albendazole juga harus disimpan dengan cara yang tepat.

Begini cara penyimpanan yang dianjurkan:

  • Obat harus disimpan di dalam suhu ruangan. Hindari menyimpan di dalam kulkas atau pada tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak atau hewan peliharaan.
  • Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga, karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang ke dalam toilet atau saluran pembuangan air.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Pelajari cara aman membuang produk obat agar tak menyebabkan pencemaran lingkungan.

Berkaitan dengan cara pembuangan obat yang tepat dan aman, Moms bisa berkonsultasi kepada apoteker secara langsung saat membeli obat.

Baca Juga: 6 Jenis Obat Cacingan Anak, Perhatikan Moms!

Efek Samping Obat Albendazole

sariawan
Foto: sariawan (istockphoto)

Foto: Sariawan (Istockphoto)

Ini efek samping yang umum dialami setelah penggunaan obat albendazole:

Efek samping albendazole bisa berbeda-beda pada setiap pengguna.

Jadi, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Ada pula kemungkinan munculnya efek samping lain yang disebutkan di atas.

Baca juga: Silex, Obat dari Ramuan Herbal untuk Mengencerkan Lendir

Albendazole cukup efektif mengobati infeksi cacing pada tubuh. Namun, obat ini hanya boleh dikonsumsi berdasarkan anjuran dari dokter.

Jadi, jangan sampai mengonsumsi albendazole sembarangan, ya, Moms!

  • https://www.britannica.com/science/anthelmintic
  • https://www.drugs.com/pregnancy/albendazole.html
  • https://www.drugs.com/mtm/albendazole.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ascariasis/symptoms-causes/syc-20369593
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole?mtype=generic#disclaimer

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb