Sering Bersin-Bersin? Ini Ciri-Ciri Alergi Debu dan Obatnya!
3. Obat Dekongestan
Obat alergi debu ini dapat membantu mengecilkan jaringan yang bengkak di saluran hidung, sehingga membuat Moms lebih mudah untuk bernapas melalui hidung.
Beberapa obat tablet alergi yang dijual bebas menggabungkan antihistamin dengan dekongestan.
Dekongestan dapat meningkatkan tekanan darah, namun ini tidak boleh dikonsumsi jika Moms memiliki tekanan darah tinggi yang parah, glaukoma, atau penyakit kardiovaskular.
Pada pria dengan pembesaran prostat, obat dapat memperburuk kondisi. Oleh karena itu, bicaralah dengan dokter tentang bagaimana dosis aman konsumsi dekongestan.
Dekongestan yang dijual bebas seperti dalam bentuk semprotan hidung dapat secara singkat mengurangi gejala alergi.
Namun, jika menggunakan semprotan dekongestan selama lebih dari tiga hari berturut-turut, itu justru dapat memperburuk hidung tersumbat.
4. Menggunakan Pengubah Leukotriene
Obat alergi debu ini akan memblokir aksi bahan kimia sistem kekebalan tertentu.
Dokter mungkin meresepkan leukotriene modifier montelukast yang tersedia dalam bentuk tablet.
Kemungkinan efek samping montelukast termasuk infeksi saluran pernapasan atas, sakit kepala, dan demam.
Efek samping yang kurang umum termasuk perubahan perilaku atau suasana hati, seperti kecemasan atau depresi.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Mencuci Bantal Guling di Rumah untuk Mengusir Debu dan Tungau
5. Imunoterapi
Moms dapat "melatih" sistem kekebalan untuk tidak peka terhadap alergen.
Ini dilakukan melalui serangkaian suntikan alergi yang disebut imunoterapi.
Biasanya, menggunakan 1-2 suntikan per minggu untuk dosis yang sangat kecil, seperti saat alergi terhadap tungau.
Kemudian dosis ditingkatkan secara bertahap, biasanya selama periode 3 sampai 6 bulan.
Suntikan lain diperlukan setiap 4 minggu selama 3 hingga 5 tahun kemudian.
Imunoterapi biasanya digunakan ketika perawatan sederhana lainnya tidak berhasil.
6. Cuci Hidung dengan Air Garam
Moms dapat menggunakan neti pot atau botol peras yang dirancang khusus untuk menyiram lendir yang mengental.
Manfaat alat ini untuk mencegah iritasi dari sinus dengan bilasan air asin (garam) yang sudah disiapkan.
Jika Moms menyiapkan larutan garam sendiri, gunakan air yang bebas kontaminan yang sudah disuling, disteril, direbus dan didinginkan sebelumnya, atau disaring dengan filter.
Pastikan untuk membilas perangkat irigasi setelah digunakan dengan air bebas kontaminan, dan biarkan terbuka hingga kering.
7. Rajin Bersih-Bersih
Alergi debu pada anak bisa terjadi karena Moms mungkin jarang bersih-bersih rumah.
Maka dari itu, Moms harus selalu membersihkan ruangan, mulai dari lantai, langit-langit ruangan, sela-sela lemari, kasur, perabot rumah, kipas, dan pendingin ruangan.
Moms harus secara rutin membersihkan, termasuk mainan atau boneka anak yang berbulu.
8. Perhatikan Peletakan Barang
Memang, menata kamar anak dengan dekorasi lucu menjadi aktivitas yang menyenangkan dan memperindah dekorasi kamar.
Namun, Moms harus ingat, semakin banyaknya pajangan, maka akan semakin besar juga peluang debu untuk menempel.
Moms sebaiknya memilih dekorasi ruangan yang tidak menyebabkan alergi debu pada anak, seperti pajangan minimalis.
Jika anak Moms menyukai boneka, sebaiknya simpan di dalam tempat tertutup dan selalu rutin dibersihkan.
9. Jangan Pakai Karpet
Jika Moms menggunakan karpet sebagai alas bermain Si Kecil, sebaiknya hindari mulai sekarang.
Hal ini karena bahan karpet yang umumnya terbuat dari wol dapat menjadi sarang debu yang cukup banyak, apalagi Moms jarang membersihkannya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.