05 Juli 2023

Sering Bersin-Bersin? Ini Ciri-Ciri Alergi Debu dan Obatnya!

Alergi debu bisa sangat membahayakan bisa didiamkan
Sering Bersin-Bersin? Ini Ciri-Ciri Alergi Debu dan Obatnya!

Alergi debu atau alergi tungau debu adalah reaksi alergi terhadap serangga kecil yang biasa hidup di lingkungan rumah.

Jadi jika menyebut alergi debu, seseorang sebenarnya alergi terhadap tungau yang ada di dalamnya, bukan semata-mata karena debu.

Ciri-ciri yang mudah dikenali seseorang saat mengalami kondisi ini adalah munculnya gejala bersin, pilek bahkan demam setelah terpapar debu.

Banyak orang dengan alergi tungau debu juga mengalami tanda-tanda asma, seperti mengi dan kesulitan bernapas.

Mengutip American College of Allergy, Asthma & Immunology, tungau debu adalah kerabat dekat dari kutu dan laba-laba, akan tetapi mereka terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop.

Tungau debu memakan sel-sel kulit yang 'ditumpahkan' oleh manusia, dan mereka berkembang biak di lingkungan yang hangat dan lembap.

Seperti misalnya di barang-barang seperti tempat tidur, furnitur berlapis kain, dan karpet, semuanya adalah lingkungan yang ideal untuk tungau debu.

Namun, Moms bisa mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengurangi jumlah tungau debu di rumah, sehingga alergi debu tidak akan terjadi.

Terkadang obat-obatan atau perawatan lain juga diperlukan untuk meredakan gejala dan mengelola asma.

Baca Juga: Kenali Gejala Alergi Ikan dan Beragam Jenis Obat untuk Mengatasinya

Ciri-ciri Alergi Debu

Ilustrasi Bersin (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Bersin (Orami Photo Stock)

Gejala atau ciri-ciri alergi debu akan muncul sebagai reaksi dari peradangan pada saluran hidung. Beberapa tandanya antara lain:

  • Bersin
  • Pilek
  • Mata gatal, merah atau berair
  • Hidung tersumbat
  • Hidung gatal, langit-langit mulut atau tenggorokan
  • Batuk
  • Wajah terasa ditekan dan sakit
  • Bengkak, kulit berwarna biru di bawah mata
  • Sementara itu pada anak-anak, mereka jadi sering menggosok hidung ke atas

Mengutip Mayo Clinic, jika alergi debu berkontribusi terhadap asma, Moms mungkin juga mengalami beberapa gejala tambahan seperti:

  • Sulit bernapas
  • Dada sesak atau sakit
  • Mengi yang terdengar saat menghembuskan napas
  • Kesulitan tidur yang disebabkan oleh sesak napas, batuk atau mengi
  • Serangan batuk atau mengi yang diperparah oleh virus pernapasan seperti pilek atau flu

Baca Juga: Mengenali Gejala Gigitan Tungau dan Cara Mengatasinya

Alergi tungau debu dapat berkisar dari ringan hingga parah.

Kasus ringan alergi debu dapat menyebabkan hidung meler, mata berair, dan bersin sesekali.

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat berlangsung terus-menerus (kronis), mengakibatkan bersin terus-menerus, batuk, hidung tersumbat, tekanan wajah atau serangan asma parah.

Beberapa tanda dan gejala alergi tungau debu, seperti pilek atau bersin, mirip dengan flu biasa.

Terkadang sulit untuk mengetahui apakah seseorang mengalami pilek atau alergi.

Jika gejalanya menetap lebih dari satu minggu, Moms mungkin memiliki alergi.

Jika tanda dan gejala makin parah seperti hidung tersumbat parah, mengi atau sulit tidur, segera hubungi dokter.

Cari perawatan darurat jika mengi atau sesak napas memburuk dengan cepat atau jika terjadi sesak napas dengan aktivitas minimal.

Baca Juga: Lakukan 7 Hal Ini Agar Rumah Bebas Debu

Ragam Cara untuk Mengatasi Alergi Debu

Ilustrasi Obat
Foto: Ilustrasi Obat (Freepik.com)

Perawatan pertama untuk mengendalikan alergi debu adalah menghindari tungau debu.

Ketika Moms meminimalkan paparan debu, Moms dapat mengharapkan reaksi alergi yang lebih sedikit atau kurang parah.

Namun, tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan tungau debu dari lingkungan.

Jadi mungkin Moms juga memerlukan obat alergi debu untuk mengontrol gejalanya

Beberapa obat alergi debu yang bisa diresepkan atau dibeli secara bebas antara lain:

1. Obat Antihistamin

Obat ini akan meredakan gatal, bersin dan hidung meler.

Tablet antihistamin yang dijual bebas, seperti fexofenadine, loratadine, cetirizine dan lainnya, serta sirup antihistamin untuk anak-anak bisa dicoba.

Sementara itu, antihistamin yang memerlukan resep biasanya berbentuk semprotan hidung termasuk azelastine dan olopatadine.

2. Kortikosteroid dalam Bentuk Semprotan Hidung

Obat ini dapat mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala demam.

Obat-obatan ini termasuk fluticasone propionate, mometasone furoate, triamcinolone, ciclesonide, dan lain-lain.

Kortikosteroid untuk hidung biasanya memiliki dosis obat yang rendah dan memiliki risiko efek samping yang jauh lebih minim dibandingkan tablet ataupun kapsul.


3. Obat Dekongestan

Obat alergi debu ini dapat membantu mengecilkan jaringan yang bengkak di saluran hidung, sehingga membuat Moms lebih mudah untuk bernapas melalui hidung.

Beberapa obat tablet alergi yang dijual bebas menggabungkan antihistamin dengan dekongestan.

Dekongestan dapat meningkatkan tekanan darah, namun ini tidak boleh dikonsumsi jika Moms memiliki tekanan darah tinggi yang parah, glaukoma, atau penyakit kardiovaskular.

Pada pria dengan pembesaran prostat, obat dapat memperburuk kondisi. Oleh karena itu, bicaralah dengan dokter tentang bagaimana dosis aman konsumsi dekongestan.

Dekongestan yang dijual bebas seperti dalam bentuk semprotan hidung dapat secara singkat mengurangi gejala alergi.

Namun, jika menggunakan semprotan dekongestan selama lebih dari tiga hari berturut-turut, itu justru dapat memperburuk hidung tersumbat.

4. Menggunakan Pengubah Leukotriene

Obat alergi debu ini akan memblokir aksi bahan kimia sistem kekebalan tertentu.

Dokter mungkin meresepkan leukotriene modifier montelukast yang tersedia dalam bentuk tablet.

Kemungkinan efek samping montelukast termasuk infeksi saluran pernapasan atas, sakit kepala, dan demam.

Efek samping yang kurang umum termasuk perubahan perilaku atau suasana hati, seperti kecemasan atau depresi.

Baca Juga: 3 Cara Mudah Mencuci Bantal Guling di Rumah untuk Mengusir Debu dan Tungau

5. Imunoterapi

Moms dapat "melatih" sistem kekebalan untuk tidak peka terhadap alergen.

Ini dilakukan melalui serangkaian suntikan alergi yang disebut imunoterapi.

Biasanya, menggunakan 1-2 suntikan per minggu untuk dosis yang sangat kecil, seperti saat alergi terhadap tungau.

Kemudian dosis ditingkatkan secara bertahap, biasanya selama periode 3 sampai 6 bulan.

Suntikan lain diperlukan setiap 4 minggu selama 3 hingga 5 tahun kemudian.

Imunoterapi biasanya digunakan ketika perawatan sederhana lainnya tidak berhasil.

6. Cuci Hidung dengan Air Garam

Moms dapat menggunakan neti pot atau botol peras yang dirancang khusus untuk menyiram lendir yang mengental.

Manfaat alat ini untuk mencegah iritasi dari sinus dengan bilasan air asin (garam) yang sudah disiapkan.

Jika Moms menyiapkan larutan garam sendiri, gunakan air yang bebas kontaminan yang sudah disuling, disteril, direbus dan didinginkan sebelumnya, atau disaring dengan filter.

Pastikan untuk membilas perangkat irigasi setelah digunakan dengan air bebas kontaminan, dan biarkan terbuka hingga kering.

7. Rajin Bersih-Bersih

Ilustrasi Bersih-Bersih (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Bersih-Bersih (Orami Photo Stock)

Alergi debu pada anak bisa terjadi karena Moms mungkin jarang bersih-bersih rumah.

Maka dari itu, Moms harus selalu membersihkan ruangan, mulai dari lantai, langit-langit ruangan, sela-sela lemari, kasur, perabot rumah, kipas, dan pendingin ruangan.

Moms harus secara rutin membersihkan, termasuk mainan atau boneka anak yang berbulu.

8. Perhatikan Peletakan Barang

Memang, menata kamar anak dengan dekorasi lucu menjadi aktivitas yang menyenangkan dan memperindah dekorasi kamar.

Namun, Moms harus ingat, semakin banyaknya pajangan, maka akan semakin besar juga peluang debu untuk menempel.

Moms sebaiknya memilih dekorasi ruangan yang tidak menyebabkan alergi debu pada anak, seperti pajangan minimalis.

Jika anak Moms menyukai boneka, sebaiknya simpan di dalam tempat tertutup dan selalu rutin dibersihkan.

9. Jangan Pakai Karpet

Ilustrasi Karpet (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Karpet (Orami Photo Stock)

Jika Moms menggunakan karpet sebagai alas bermain Si Kecil, sebaiknya hindari mulai sekarang.

Hal ini karena bahan karpet yang umumnya terbuat dari wol dapat menjadi sarang debu yang cukup banyak, apalagi Moms jarang membersihkannya.


10. Memasang Penyaring Udara

Air Purifier
Foto: Air Purifier (Usatoday.com)

Sebaiknya dalam usaha meminimalisir alergi debu pada anak, Moms harus memasang air purifier di kamar anak.

Penyaring udara ini bermanfaat untuk membersihkan udara, mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur, serta menghilangkan bau.

11. Tidak Memelihara Hewan

Siapa bilang hewan peliharaan Moms di rumah tidak bisa menyebabkan alergi debu pada anak?

Justru, bulu dari hewan peliharaan seperti kucing, anjing, atau hamster pun bisa menyebabkan alergi.

Solusinya, selalu rutin memandikan, membersihkan, dan merawatnya ke dokter hewan, jika memang Moms mempunyai hewan peliharaan di rumah.

Kebersihan kandangnya juga harus diperhatikan secara rutin ya, Moms!

Baca Juga: 11 Makanan Sumber Alergi yang perlu Diwaspadai, Catat!

Cara Mencegah Alergi Debu

Ilustrasi Vakum (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Vakum (Orami Photo Stock)

Tempat tidur adalah tempat berkembang biak yang ideal untuk tungau debu.

Biasanya suhu dan kelembapan sempurna bagi tungau untuk berkembangbiak.

Untungnya, kondisi ini bisa diatasi. Moms dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk membantu memastikan tempat tidur bebas dari tungau debu:

  • Gunakan bed cover anti alergi pada kasur, box spring, dan bantal.

Penutup resleting pada bed cover atau bantal adalah cara yang terbaik.

Kain tenunan yang rapat dapat mencegah tungau debu masuk ke tempat tidur.

  • Cuci semua bagian tempat tidur dengan air panas setidaknya seminggu sekali.

Ini termasuk seprai, sarung bantal, selimut, dan bed cover. Keringkan di pengering panas atau di bawah sinar matahari alami selama bulan-bulan.

Ada lebih banyak cara lain untuk mengelola tungau debu dan terhindar dari alergi.

Berbeda dengan alergen luar seperti serbuk sari, Moms dapat mengendalikan tungau debu dengan beberapa langkah penting:

  • Gunakan AC atau dehumidifier untuk menjaga kelembaban relatif di rumah antara 30 dan 50%.
  • Beli filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA).
  • Beli boneka mainan yang bisa dicuci, dan sering-seringlah dicuci. Jauhkan boneka mainan dari tempat tidur.
  • Rutin membersihkan debu dengan handuk atau pel yang lembap atau diminyaki, untuk membantu meminimalkan jumlah debu dan mencegahnya menumpuk.
  • Vakum secara teratur menggunakan penyedot debu dengan filter HEPA. Namun, jika Moms punya alergi tungau debu parah, minta orang lain melakukan ini.
  • Bersihkan gorden dan furnitur berlapis kain sesering mungkin.
  • Ganti karpet dengan kayu, ubin, linoleum, atau lantai vinil, jika memungkinkan.

Baca Juga: Radioterapi, Pengobatan untuk Membunuh Sel Kanker Menggunakan Sinar Berenergi Tinggi

Itu dia Moms berbagai informasi mengenai alergi debu. Mulai sekarang lebih waspada, ya!

  • https://acaai.org/allergies/types/dust-allergy
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dust-mites/symptoms-causes/syc-20352173#
  • https://www.healthline.com/health/allergies/dust-mites#What-is-a-dust-mite-allergy?
  • http://asthmaandallergies.org/asthma-allergies/dust-mite-allergy/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2674017/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb