10 Januari 2024

Mengenal Sejarah Angkringan yang Jadi Tempat Makan Fenomenal

Siapa yang pertama kali membuat ide angkringan dan apa filosofinya?
Mengenal Sejarah Angkringan yang Jadi Tempat Makan Fenomenal

Angkringan menjadi tempat makan fenomenal yang populer di Yogyakarta.

Saking populernya, angkringan selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawan asing dan mancanegara.

Kita bisa dengan mudah menjumpai pedagang angkringan yang berjualan di sepanjang jalanan setapak atau trotoar.

Konsep tempat makan ini dinilai unik dan sangat cocok dengan masyarakat Indonesia.

Hal inilah yang membuat angkringan tetap dikenal hingga sekarang.

Baca Juga: 10 Obat Muntah Anak Tradisional, Ampuh dan Mudah Didapatkan!

Sejarah Angkringan

Cikal Bakal Angkringan
Foto: Cikal Bakal Angkringan (www.kompas.com)

Jika menilik sejarah angkringan, tempat makan ini sebenarnya sudah lama ada dan menjadi budaya serta tradisi secara turun-temurun yang tak lekang oleh waktu.

Angkringan diketahui sudah ada sejak tahun 1930-an.

Meski populer di Yogyarakarta, tempat makan ini sebenarnya diciptakan oleh seorang laki-laki yang bernama Eyang Karso Dikromo dari Desa Ngerangan, Klaten.

Dirinya lebih akrab dipanggil dengan nama Jukut.

Awalnya, Eyang Karso Dikromo yang suka berganti-ganti profesi ini mulai tertarik dengan bisnis makanan.

Ketika ia berusia 15 tahun, Eyang Karso Dikromo pergi merantau ke daerah Solo.

Perantauannya ke Solo ini dikarenakan ingin mengubah nasib.

Ayahnya meninggal dunia sehingga ia sebagai anak tertua harus menghidupi keluarganya.

Di Solo, Eyang Karso Dikromo bertemu dengan Mbah Wiryo.

Keduanya pun bekerjasama untuk membuat bisnis makanan yang nantinya akan dikenal sebagai angkringan.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Makanan Kaleng Khas Indonesia, Praktis!

Munculnya Ide Membuat Angkringan

Pedagang Angkringan Jaman Dulu
Foto: Pedagang Angkringan Jaman Dulu (evoi.id)

Awalnya, angkringan bukanlah seperti yang kita lihat saat ini.

Eyang Karso dan Mbah Wiryo membuat makanan terikan.

Terikan ini adalah makanan dari Jawa Tengah yang terbuat dari bahan dasar aneka protein yang dimasak dengan kuah kental.

Mereka berdua menjual makanan ini di malam hari karena pada masa itu belum banyak yang berjualan makanan saat malam hari.

Selama berjualan, Eyang Karso dan Mbah Wiryo ini perlahan menambah menu makanan dan minuman yang dijual.

Mereka lalu menjual minuman hangat seperti wedang jahe, teh, kopi, dan minuman tradisional yang bisa menghangatkan tubuh di malam hari.

Berhubung ada banyak orang yang mampir untuk menikmati minuman saja tanpa membeli terikan, Eyang Karso dan Mbah Wirso pun menyajikan menu jajanan atau camilan kampung.

Misalkan saja pisang rebus, pisang goreng, singkong goreng, ubi goreng, dan lain sebagainya.

Membuat hidangan istimewa kampung atau yang disingkat dengan nama HIK, menjadikan angkringan mulai dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah.

Baca Juga: Profil Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Jadi Desainer

Asal Mula Nama Angkringan

Angkringan
Foto: Angkringan (angkringanmbahbejo.blogspot.com)

Nama angkringan berasal bahasa Jawa, yaitu angkring yang artinya adalah alat dan tempat jualan makanan keliling.

Jadi pada masa awal berjualan, Eyang Karso dan Mbah Wirso memilih untuk menjajakan makanannya dengan menggunakan gerobak pikul.

Gerobak pikul adalah sebuah gerobak yang di bagian kanan dan kirinya terdapat gerobak kecil dengan ukuran sedang yang bagian atasnya diberi sebuah pikulan dari bahan kayu.

Dengan adanya pikulan ini, pedagang bisa dengan mudah membawa barang dagangan sambil berkeliling.

Seiring dengan berjalannya waktu, angkringan tak lagi dijual dengan cara dipikul, tetapi dijual dengan bentuk gerobak dengan dua roda di sampingnya.

Hal ini terjadi pada sekitar tahun 1970-an, Moms.

Jadi, konon katanya seorang pedagang pernah kesandung dan ketumpahan air panas dari gerobak yang ia pikul.

Gerobak pikul pun beralih menjadi gerobak dorong pada 1980-an hingga sekarang.

Peralihan gerobak angkringan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan, membawa lebih banyak barang dagangan, dan memberikan ruang lebih luas untuk bersantap.

Baca Juga: Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ini Kata Dokter Spesialis

Mengapa Angkringan Lebih Populer di Yogyakarta?

Angkringan
Foto: Angkringan (kompas.com)

Selama ini kita memang menganggap kalau angkringan asalnya dari Yogyakarta.

Namun, ada banyak perdebatan yang terjadi kalau sebenarnya konsep tempat makan ini berasal dari Solo karena kemunculan pertamanya.

Ada juga yang meyakini kalau angkringan asalnya dari Klaten karena orang yang pertama kali mempelopori angkringan asalnya dari Desa Ngerangan yang ada di Klaten.

Usut punya usut, ternyata ada alasan mengapa angkringan lebih populer di Yogyakarta dan menjadi ikon dari kota tersebut.

Pada tahun 1950-an tempat makan ini sudah menyebar ke seluruh daerah yang ada di Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta.

Di Yogyakarta inilah pedagang angkring mengalami masa kejayaannya.

Ini karena kota Yogyakarta memiliki banyak pelajar dan mahasiswa yang sering mampir ke angkringan di malam hari untuk mengisi perut sambil mengobrol.

Selain mahasiswa, ada wisatawan juga yang paling sering mampir ke tempat makan ini.

Menu angkringan yang banyak dan harganya yang murah meriah menjadi alasan bagi mahasiswa dan wisawatan untuk datang ke sana.

Salah satu menu yang paling populer di sana adalah nasi kucing, kuliner yang di dalamnya terdapat nasi dan lauk pauk.

Lauk pauknya bisa berupa orak tempe, telur balado, sambal goreng kentang ati, dan lain sebagainya.

Keunikan dari nasi kucing adalah ukurannya yang kecil sehingga mirip dengan porsi makanan kucing.

Biasanya orang akan membeli 2-3 nasi kuning untuk memenuhi porsi makan normal.

Tak hanya nasi kucing, ada beragam jenis sate yang juga menjadi makanan kesukaan yang banyak dicoba oleh pembeli.

Ada sate usus, telur puyuh, ati ampela, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Berapa Banyak Porsi Makanan Bayi 6 Bulan? Ini Kata dokter!


Filosofi Angkringan

Angkringan
Foto: Angkringan (etnis.id)

Angkringan sebenarnya memiliki filosofi unik yang bisa dikatakan menjadi salah satu alasan terbesar mengapa tempat makan ini hingga sekarang masih saja disukai oleh masyarakat Indonesia.

Tempat yang selalu menyajikan HIK ini dinilai sebagai tempat yang egaliter.

Egaliter bermakna kesetaraan derajat sosial seseorang dengan orang lain.

Jadi, jika kita lihat, siapa saja bisa menyantap makanan yang ada di tempat makan ini.

Pembeli yang datang tanpa membeda-bedakan strata sosial bisa menikmati makanan mereka sambil bebas mengobrol hingga larut malam meski tak saling kenal.

Bahan obrolannya bisa beragam. Mulai dari perbincangan mengenai sosial, ekonomi, hingga politik.

Coba saja Moms perhatikan saat berada di tempat makan ini, orang-orang pasti akan suka sekali mengobrol satu sama lain dan suasananya juga sangat akrab.

Faktor inilah yang membuat angkringan cocok didatangi oleh siapa saja.

Nasi Kucing
Foto: Nasi Kucing

Banyak variasi menu angkringan yang dapat Moms temui dan coba, berikut beberapa di antaranya:

1. Aneka Bacem

Kebanyakan makanan khas Jawa memang memiliki cita rasa yang manis, tidak terkecuali bacem.

Ada banyak bahan makanan yang bisa dibuat bacem, tapi yang paling populer di masyarakat adalah tempe dan tahu.

Di beberapa angkringan juga menyediakan pilihan bacem lain, seperti ayam bacem.

Rasa manis dari bumbu dan gurihnya ayam kerap kali menjadi incaran para pengunjung yang ingin makan enak dengan budget terbatas.

2. Nasi Kucing

Di angkringan, Moms akan menemukan nasi kucing.

Dari namanya memang unik tapi tenang saja nasi kucing bukan makanan khusus kucing, tetapi hanya sebutannya saja. 

Nasi kucing ini memiliki porsi yang mungil atau sedikit, kemudian terbungkus dengan daun pisang atau kertas minyak.

Sekilas memang terlihat seperti buntelan tempe, tetapi jika Mos buka akan terlihat nasi dan sambal.

Tidak hanya sambal, biasanya juga menemukan campuran ikan asin kecil di dalamnya.

3. Aneka Sate

Pergi ke angkringan rasanya kurang lengkap bila tidak mencoba aneka sate.

Hidangan ini memang acap kali menjadi sasaran para pengunjung karena rasanya yang lezat dan terjangkau.

Moms juga tidak perlu khawatir karena ada begitu banyak jenis sate yang biasa dijual di angkringan, jadi bisa memilih yang paling sesuai dengan selera.

Baca Juga: 10 Obat Muntah Anak Tradisional, Ampuh dan Mudah Didapatkan!

4. Tempe Mendoan

Selanjutnya menu angkringan yang bisa Moms jumpai, yaitu tempe mendoan.

Menu yang satu ini memang wajib ada dan harus Moms coba ketika berkunjung ke angkringan. 

Tempe mendoan hampir sama cara pembuatan dan bentuknya, tapi terdapat sedikit perbedaan dari teknik memasaknya.

Pada saat menggoreng tempe mendoan, jangan menunggu waktu lama dan angkat setelah setengah matang.

Sehingga teksturnya lebih kenyal dan tidak garing, tetapi itu yang menjadikan ciri khas tempe mendoan.

5. STMJ (Susu Telur Madu Jahe Rempah)

Setelah membahas tentang makanan, Moms juga tidak boleh melewatkan menu minuman khas angkringan yang legendaris ini.

Apalagi kalau bukan, STMJ atau Susu Telur Madu Jahe Rempah.

Minuman ini umumnya diincar pengunjung saat malam atau pagi hari karena khasiatnya yang mampu menghangatkan tubuh.

Selain itu, STMJ juga tergolong minuman yang menyehatkan karena menggunakan bahan-bahan alami, seperti jahe, cengkeh, madu, telur, dan susu.

6. Wedang Jahe

Satu lagi menu angkringan yang ampuh sebagai penangkal dingin, yaitu wedang jahe.

Minuman ini terbuat dari jahe, serai, dan gula merah yang dimasak bersama daun pandan untuk menambah aromanya.

Berbeda dengan STMJ yang menggunakan susu dan telur, harga wedang cenderung lebih murah, yaitu Rp3.000-Rp5.000 saja per gelasnya.

7. Teh Tarik 

Salah satu minuman yang wajib Moms coba saat mampir ke angkringan, yaitu teh tarik.

Sekarang ini Moms bisa menikmati segelas teh tarik di angkringan tanpa pergi ke tempat minum khusus.

Ketika Moms berkunjung ke angkringan pasti mudah menemukan teh tarik karena banyak pedagang angkringan menjualnya.

Dalam membuatnya juga tidak sulit teh tarik ini, dengan bahan baku teh lalu mencampurkannya dengan susu dan gula.

Cara mencampurkannya yang menjadi ciri khas minuman ini yaitu menariknya dengan tinggi sampai berbusa. 

Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi

Menjadi tempat makan yang legendaris dan sudah menjadi budaya khas masyarakat Jawa Tengah, Moms sendiri sudah pernah mampir ke angkringan belum?

Kalau sudah pernah, apa menu kesukaan Moms?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb