Bayi Mengalami Mengi, Bagaimana Mengatasinya?
Saat bayi terserang penyakit atau gangguan pernafasan, saluran pernafasan bayi menjadi lebih mudah dipenuhi dengan lendir dibandingkan dengan balita, anak-anak atau orang dewasa. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya mengi.
Mengi adalah keadaan dimana bayi saat menarik dan menghembuskan nafas terkesan mendesah atau mengeluarkan bunyi.
Penyebab Mengi Pada Bayi
1. Bronchiolitis
Penyakit ini disebabkan infeksi virus, umumnya yang menyerang adalah respiratory syncytial virus (RSV). Saluran pernapasan kecil yang disebut sebagai bronkiolus membengkak sehingga bayi kesulitan bernapas. Jika diobati, penyakit ini akan mengancam nyawa bayi.
Bronchiolitis ditandai dengan munculnya mengi, napas yang terlalu cepat, batuk serta demam tinggi. Biasanya, penyakit ini menyerang bayi baru lahir hingga kurang dari 24 bulan.
Pengobatan untuk bronchiolitis ini sendiri menuntut Moms harus ekstra teliti mengatur pola makan dan tidur bayi. Adapun pada kasus yang sudah sangat parah, bayi harus segera Moms bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Selama perawatan, bayi akan disokong dengan bantuan oksigen. Nebulizer atau inhaler kemungkinan juga akan diresepkan oleh pihak dokter yang menanganinya.
2. Pilek biasa
Jika penyebab mengi yang pertama membuat Moms merasa khawatir atau bahkan ketakutan, berbeda dengan penyebab yang kedua ini yaitu pilek biasa. Dimana dalam dua tahun pertama usianya, sebagian besar bayi memang akan mengalami 8 hingga 10 infeksi virus pada saluran pernapasannya, salah satunya adalah pilek.
Bagaimana mengetahui bahwa itu merupakan pilek biasa? Moms bisa melihat dari gejala yang ditunjukkan bayi, diantaranya seperti hidung tersumbat, keluar lendir dari hidung bayi, batuk, mengi dan demam dengan suhu sekitar 37 derajat Celcius.
Karena ini merupakan pilek biasa, mengatasi mengi beserta berbagai gejalanya bisa dilakukan dengan cara menghindari semua jenis obat pilek untuk bayi. Kenapa? Karena pilek biasa pada bayi umumnya akan sembuh atau setidaknya membaik dalam waktu 2 minggu.
Jika sudah lebih dari waktu tersebut, terutama bayi mengalami mengi disertai batuk dan bersin, segera hubungi dokter anak untuk memastikan kondisi buah hati Moms. Pada bayi berusia di bawah 3 bulan, pilek berpotensi berkembang menjadi pneumonia, RSV maupun kondisi serius lainnya dengan sangat cepat.
3. Asma
Pekerjaan yang agak sulit untuk mendiagnosis asma pada bayi baru lahir. Sebagaimana Moms ketahui, asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang menyebabkan saluran pernapasan membengkak, menyempit dan memproduksi banyak lendir.
Namun, tidak semua mengi bisa dikaitkan dengan gejala asma. Sekitar 30% bayi baru lahir yang mengalami batuk disertai mengi dan pilek, yang bukan merupakan asma.
Mengi yang bisa dikenali sebagai gejala asma umumnya terjadi berulang-ulang. Dengan kata lain, mengi tersebut kambuh dengan frekuensi waktu yang cukup sering.
Pengobatan asma pada bayi baru lahir dilakukan dengan cara menangani gejala yang muncul. Di dalam melakukan hal tersebut, digunakan inhaler atau nebulizer. Termasuk juga memeriksa riwayat keluarga, karena asma memang bisa diturunkan dan efeknya sangat kuat.
Cara Umum Untuk Mencegah Mengi
Moms juga bisa melakukan beberapa tindakan sederhana yang bisa membantu bayi terhindar dari mengi. Seperti diantaranya:
- Membersihkan sofa dan seluruh perabotan yang ada dalam rumah sehingga debu tidak menumpuk.
- Memasang ventilasi dengan sistem keluar masuk udara yang baik.
- Mencuci semua peralatan tidur menggunakan air panas sehingga tungau debu tidak bisa berkembang biak di dalamnya.
- Sering-sering mengganti filter ventilasi maupun AC.
Untuk yang terakhir Moms perlu memantau reaksi bayi saat berada di dekat hewan, khususnya kucing dan anjing. Karena jika mereka mengi atau batuk saat berdekatan dengan hewan, salah satu kemungkinan terbesarnya adalah bayi mengalami alergi terhadap bulu hewan.
(RGW)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.