03 Juli 2024

Epilepsi pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Bisa dipicu karena perdarahan otak

Epilepsi pada bayi adalah kondisi yang mesti diwaspadai.

Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, karena dapat mengganggu tumbuh kembang bayi.

Bahkan, epilepsi pada bayi yang terlambat ditangani bisa menyebabkan gangguan pada masa depan si buah hati.

Yuk, Moms, kenali epilepsi pada bayi lebih jauh agar lebih waspada akan kondisi ini!

Baca Juga: Pneumonia pada Bayi: Gejala Hingga Pengobatan yang Efektif

Gejala Epilepsi pada Bayi

Gejala Epilepsi pada Bayi
Foto: Gejala Epilepsi pada Bayi (Orami Photo Stocks)

Epilepsi adalah salah satu kondisi ketika tubuh hilang kontrol dan mengalami kejang-kejang.

Diketahui, gejala epilepsi pada Si Kecil bisa berbeda-beda.

Menurut Johns Hopkins Medicine, gejala umum dari epilepsi pada bayi meliputi:

Selama kejang terjadi, bibir bayi mungkin menjadi berwarna biru dan pernapasannya mungkin tidak normal.

Setelahnya, bayi akan lebih mengantuk dan juga merasa bingung. Segera temui dokter terdekat apabila Si Kecil mengalami salah satu gejala di atas ya, Moms.

Baca Juga: Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi, Cari Tahu Gejala hingga Penanganannya

Penyebab Epilepsi pada Bayi

Adapun penyebab epilepsi pada bayi bisa bervariasi. Ini dikelompokkan berdasarkan usia bayi secara umum, seperti:

Secara rincinya, berikut penjelasan terkait penyebab bayi mengalami epilepsi:

1. Bayi Prematur

Penyebab Epilepsi pada Bayi
Foto: Penyebab Epilepsi pada Bayi (freepik.com)

Salah satu pemicu epilepsi pada bayi adalah karena lahir kurang bulan atau prematur.

Dr. Amanda Freeman, Konsultan Paediatrician di Rumah Sakit Queen Alexandra, Portsmouth, Inggris, menyatakan risiko terjadinya kejang pada bayi.

Menurutnya, risiko terjadinya kejang paling tinggi di tahun pertama kehidupan, khususnya di bulan pertama.

Bayi yang lahir prematur sangat rentan terhadap cedera otak dan kejang pada minggu pertama kehidupan.

Biasanya, ini juga dipicu karena perdarahan otak dan infeksi pada organ dalam yang tersembunyi.

Berdasarkan Epilepsy Action, bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko tinggi menderita epilepsi saat dewasa

"Namun, risiko tertinggi ada pada bayi yang lahir terlalu dini," papar Dr. Freeman seperti dilansir dari epilepsyaction.org

2. Gangguan Fungsi Otak

Tak hanya karena lahir kurang bulan, adapun epilepsi pada bayi juga bisa terjadi pada bayi normal pada umumnya.

Salah satunya karena ditemukan gangguan pada fungsi otak. Gangguan ini menyebabkan kadar oksigen ke otak tidak tercukupi.

Sering dikenal sebagai hipoksia perinatal, ini dapat menyebabkan cedera pada otak yang disebut ensefalopati hipoksik-iskemik.

Perkembangan otak yang tidak biasa ini membuat bayi mudah kejang-kejang.

Baca Juga: 7 Gejala Rakitis pada Bayi, Jangan Dianggap Sepele!

3. Metabolisme Tubuh

Bayi Tertidur
Foto: Bayi Tertidur (istockphoto.com)

Penyebab epilepsi pada bayi lahir bisa juga dipicu karena metabolisme tubuh.

Metabolisme adalah proses alami dalam tubuh yang membuat organ tetap berfungsi dengan baik. Seperti bernapas, memperbaiki sel, serta proses pencernaan makanan.

Namun, epilepsi pada bayi dapat terjadi karena faktor metabolik.

Artinya, kadar glukosa, kalsium atau magnesium yang rendah dalam darah mempengaruhi cara kerja tubuh.

Hal ini dapat terlihat sejak bayi lahir di awal minggu kehidupan, Moms.

Peradangan atau infeksi yang terjadi pada tubuh juga dapat menyebabkan epilepsi pada bayi.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.