12 Desember 2023

Biografi Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia

Simak perjuangannya melawan penjajah!
Biografi Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia

Sultan Aceh juga memberikan pasukan Inong Balee 100 kapal perang berukuran besar, masing-masing dapat menampung 400 pasukan.

Pasukan Inong Balee terlibat dalam berbagai pertempuran melawan Portugis dan Belanda, tidak hanya di Selat Malaka, tetapi juga di pantai timur Sumatra dan Malaya.

Mereka juga membangun Benteng Inong Balee di sebuah perbukitan dekat pesisir Teluk Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Benteng ini menjadi pusat pelatihan tempur Inong Balee dan tempat perlindungan pertama yang sepenuhnya dibangun oleh kaum perempuan tersebut.

Ini dengan tembok setinggi sekitar 100 meter yang cukup kuat untuk menahan serangan musuh.

Pasukan Malahayati juga memiliki misi khusus untuk mengamankan jalur laut perdagangan Kesultanan Aceh dan mengawasi pelabuhan-pelabuhan samudra Aceh.

Pada tanggal 21 Juni 1599, dua kapal Belanda, de Leeuw dan de Leeuwin, yang membawa pasukan perang di bawah pimpinan dua bersaudara Cornelis dan Frederik de Houtman, mencoba untuk bersandar di pelabuhan Aceh Besar.

Namun, mereka tidak mendapat izin dari Sultan dan tertahan di atas kapal di tengah laut karena perilaku mereka yang tidak disukai oleh masyarakat setempat.

Baca Juga: Biografi Ratna Sari Dewi, Istri Soekarno Berdarah Jepang

Peristiwa Mengalahkan Cournelis de Houtman

Kapal Cornelis de Houtman
Foto: Kapal Cornelis de Houtman (Indonesiancultures.com)

Laksamana Malahayati dan pasukannya, Inong Balee, telah menunggu dengan sangat siap.

Sultan kemudian memerintahkan Laksamana Malahayati untuk mengusir kedua kapal Belanda tersebut.

Pertempuran di laut pun tak dapat dihindari. Pasukan Inong Balee berhasil menghancurkan kedua kapal dagang tersebut.

Pada tanggal 11 September 1599, dalam sebuah duel satu lawan satu di atas kapal musuh, Laksamana Malahayati berhadapan dengan Cornelis. Nyawa Cornelis pun melayang oleh rencong Malahayati.

Sebagaimana yang diceritakan oleh sejarawan Marie van C Zeggelan dalam bukunya Oude Glorie yang diterbitkan pada tahun 1935, Belanda mengalami banyak kerugian.

Tidak hanya memiliki keahlian sebagai panglima perang di laut, Malahayati juga dikenal sebagai seorang diplomat yang cakap.

Pemerintah Belanda mengusulkan pembebasan tawanan perang mereka yang ditahan oleh Kesultanan Aceh, termasuk Frederik de Houtman.

Sultan kemudian mengutus Malahayati untuk berunding dengan pihak Belanda.

Namun, dia menetapkan satu syarat, yaitu bahwa Belanda harus membayar ganti rugi atas kerugian yang mereka timbulkan selama perang demi membebaskan para prajurit yang dipenjara.

Malahayati juga diberi kepercayaan untuk menerima utusan khusus dari Ratu Elizabeth I yang bernama James Lancaster, seorang pedagang besar pada masanya.

Pada tanggal 5 Juni 1602, Lancaster mengunjungi Aceh dengan kapalnya, Red Dragon.

Ia menyampaikan niatnya kepada Malahayati untuk membeli rempah-rempah Aceh, seperti yang dilakukannya saat mengunjungi Maluku dan Banten.

Misi tersebut berjalan sukses karena Malahayati setuju dengan tawaran Lancaster bahwa mereka hanya ingin berdagang dan bukan berperang.

Malahayati wafat pada tahun 1615 dan dimakamkan di dekat bentengnya di Desa Lamreh, Krueng Raya.

Pada tanggal 9 November 2017, Presiden Joko Widodo menetapkan Malahayati sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 115/TK/Tahun 2017.

Baca Juga: 20+ Link Twibbon Hari Ibu, Yuk Ungkapkan Cinta untuk Ibu!

Itulah kisah perjuangan Laksamana Malahayati, pejuang wanita yang tangguh di medan tempur.

  • https://indonesia.go.id/kategori/budaya/7359/malahayati-laksamana-perempuan-pertama-di-dunia?lang=1
  • https://www.biografiku.com/biografi-laksamana-malahayati/
  • https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1257-laksamana-malahayati-perempuan-pejuang-yang-berasal-dari-kesultaan-aceh

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb