10 Mei 2023

Buang Air Kecil yang Normal Berapa Jam Sekali? Yuk Simak!

Buang air kecil yang tidak normal bisa dipengaruhi karena ISK
Buang Air Kecil yang Normal Berapa Jam Sekali? Yuk Simak!

Foto: Orami Photo Stocks

Buang air kecil bisa menandakan kesehatan. Nah, buang air kecil yang normal berapa jam sekali ya, Moms?

Hal ini tentu tergantung dari usia, jenis cairan yang dikonsumsi, ukuran kandung kemih, hingga konsumsi obat-obatan yang memicu jumlah urine.

Mengutip dari Medical News Today, kebanyakan orang buang air kecil (BAK) 6 atau 7 kali dalam 24 jam.

Tapi, BAK antara 4 hingga 10 kali juga termasuk sehat dan normal jika tidak mengganggu.

Lantas, buang air kecil yang normal berapa jam sekali, nih Moms? Cari tahu jawabannya di artikel ini, ya.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Tanda Hamil, Benarkah?

Buang Air Kecil yang Normal Berapa Jam Sekali?

Ilustrasi Buang Air Kecil
Foto: Ilustrasi Buang Air Kecil (Freepik.com/jcomp)

Menurut dr. Devintha Tiza Ariani, Sp.U Dokter Spesialis Urologi RS Pondok Indah – Puri Indah, fisiologi berkemih dimulai dari ginjal memproduksi urine yang selanjutnya melewati ureter dan kandung kemih.

Kemudian urine melewati uretra untuk mencapai dunia luar. Kebutuhan cairan tubuh saat dewasa berkisar 8- 10 gelas per hari.

"Sementara frekuensi berkemih berkisar 8 kali per hari, sesuai dengan asupan cairan.

Jika mengonsumsi banyak cairan dan makanan atau minuman yang mengandung kafein sebelum tidur, maka dapat meningkatkan frekuensi berkemih," jelas dr. Devintha.

Jadi, buang air kecil yang normal tergantung dari gaya hidup sekaligus faktor-faktor yang memengaruhinya, ya Moms.

Berikut faktor yang memengaruhi frekuensi buang air kecil.

Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan

Apa Tanda Buang Air Tidak Normal?

Ilustrasi Urine
Foto: Ilustrasi Urine (Orami Photo Stocks)

Seperti yang sudah disinggung di atas, buang air kecil yang normal bisa menentukan kondisi fisik seseorang.

Misalnya, jika seseorang mengalami infeksi saluran kemih, maka otomatis bisa memengaruhi frekuensi buang air kecil.

"Buang air kecil yang tidak biasa umumnya dapat menjadi tanda dari beberapa kondisi medis tertentu, seperti,

Berapa Lama Tubuh Memproduksi Air Seni?

Ilustrasi Buang Air Kecil
Foto: Ilustrasi Buang Air Kecil (Orami Photo Stock)

Frekuensi buang air kecil yang normal ditentukan oleh faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas.

Tapi, berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah air yang dikonsumsi menjadi air seni?

Air seni merupakan hasil akhir dari penyaringan darah yang dilakukan oleh sistem saluran kemih tubuh.

Proses ini dimulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra sebagai bentuk pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.

Terdapat beberapa proses yang terjadi ketika tubuh menyaring darah.

Ginjal bekerja sebagai penyaringan, reabsorpsi, serta sekresi, kemudian cairan mengalir ke ureter dan disimpan ke kandung kemih.

Selanjutnya cairan tersebut dikeluarkan oleh uretra ketika Moms buang air kecil.

Proses penyaringan mulai dari masuknya nutrisi ke dalam tubuh sampai menjadi urine berbeda-beda pada setiap orang.

Kandung kemih dapat menampung sekitar 300-500 cc cairan dan sensasi berkemih dapat timbul saat kapasitas urine mencapai 150 cc.

"Proses ini sekiranya membutuhkan waktu sekitar 9-10 jam bagi tubuh untuk memproduksi cairan yang akan dikeluarkan," kata dr. Devintha.

Apabila Moms atau Dads mengalami gangguan berkemih seperti terlalu sering buang air kecil (BAK), nyeri saat BAK, BAK yang tersendat, demam, dan urine berdarah, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis urologi.

Seperti Apa Bau Urine Normal?

Ilustrasi Buang Air Kecil
Foto: Ilustrasi Buang Air Kecil (Orami Photo Stocks)

Selain frekuensi buang air kecil yang normal harus diperhatikan, Moms juga perlu memerhatikan bau urine yang normal.

Sebab, tidak hanya frekuensi buang air kecil yang bisa menandakan masalah kesehatan.

Bau urine yang tidak normal juga bisa menjadi tanda masalah.

Urine memiliki aroma yang khas, yaitu aroma amonia.

Perubahan bau pada urine dapat menunjukkan beberapa kondisi medis yang membutuhkan pengobatan tertentu.

Beberapa contoh kondisi kesehatan dengan aroma urine tertentu adalah sebagai berikut:

  • Seseorang dengan gangguan fungsi liver atau kekurangan asupan cairan dan vitamin akan menghasilkan urine beraroma menyengat.
  • Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan urine berbau amis.
  • Mengonsumsi makanan dengan aroma tertentu seperti petai dan jengkol dapat menyebabkan bau urine seperti sulfur.
  • Pengidap diabetes melitus memiliki aroma urine yang manis.
  • Pengidap gangguan genetik persisten seperti fenilketonuria akan memiliki urine yang berbau seperti tikus (mousy).

Jika Moms dan Dads mengalami kondisi-kondisi tersebut, maka diperlukan asupan cairan yang cukup, menghindari kebiasaan menahan BAK, dan memeriksakan diri jika mengalami kondisi abnormal lainnya.

Dengan menghindari kebiasaan menahan BAK, bisa membantu tubuh agar terhindar dari masalah urine.

Arti Air Seni Berbusa Pertanda Apa?

Ilustrasi Buang Air Kecil
Foto: Ilustrasi Buang Air Kecil (Orami Photo Stocks)

Setelah Moms mengetahui frekuensi buang air kecil yang normal, hingga bau urine yang normal.

Mungkin Moms juga sering menemukan air seni yang berbusa, bukan?

"Normalnya urine yang berbusa dapat terjadi karena kondisi kandung kemih yang penuh, sehingga urine mengalir dengan cepat dan berbuih ketika dikeluarkan.

Sementara itu, kondisi urine berbusa yang tidak normal biasanya disertai dengan tanda lain, seperti urine berwarna keruh atau bahkan berdarah," jelas dr. Devintha.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan urine berbusa adalah,

  • Kekurangan asupan cairan
  • ISK
  • Gangguan metabolik yang memengaruhi fungsi ginjal
  • Penyakit hati
  • Multiple myeloma atau jenis kanker yang berasal dari sel plasma sel darah yang berada di tulang sumsum
  • Penyakit celiac atau intoleransi gluten.

Pria dengan kondisi ejakulasi retrograde juga dapat mengeluarkan urine yang berbusa.

Sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi jika Anda mendapati urine yang berbusa sehingga dokter dapat mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.

Nah, sebagai kesimpulan, frekuensi buang air kecil yang normal cukup beragam tergantung dari konsumsi cairan.

Jika tidak disertai dengan keluhan lainnya maka, tidak perlu dicemaskan, ya Moms.

Itulah informasi seputar buang air kecil yang normal yang bisa Moms ketahui. Semoga bermanfaat!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/321461#healthy-frequency

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb