
Herpes tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun juga bisa terjadi pada anak-anak. Herpes pada anak atau yang secara umum disebut dengan herpes simpleks merupakan infeksi virus yang menular.
Ada beberapa jenis virus herpes yang dapat menyebabkan lecet dan nyeri di berbagai bagian tubuh.
Biasanya, herpes simpleks 1 (HSV1) menyebabkan herpes simpleks pada mulut atau wajah, dan herpes simpleks 2 (HSV2) menyebabkan lesi di area genital, yang mengakibatkan herpes genital.
Tapi terkadang, HSV1 juga bisa menyebabkan lesi genital. HSV1 menular dan sering menyebar melalui ciuman atau berbagi peralatan makan dengan orang yang terinfeksi.
Baca Juga: Hati-hati, Sembarangan Pinjam Lipstik Bisa Menularkan Herpes
Foto: gejala herpes pada anak
Foto: Orami Photo Stock
Gejala penyakit herpes pada anak yang dapat ditimbulkan oleh infeksi HSV tipe I atau herpes oral bisa diawali dengan demam, nyeri otot dan lemas.
Muncul rasa nyeri, gatal, rasa terbakar, atau ditusuk pada tempat infeksi.
Lenting yang pecah mengakibatkan luka lecet seperti sariawan yang terasa nyeri sehingga bisa mengganggu saat anak makan.
Setelah seorang anak terinfeksi virus herpes simpleks, virus ini dapat muncul kembali pada saat sistem kekebalan tubuh menurun atau iritasi pada kulit yang dapat disebabkan oleh faktor lain.
Baca Juga: 5 Variasi Jus untuk Menambah Daya Tahan Tubuh di Tengah Pandemi
Faktor pemicu kekambuhan herpes simpleks, menurut Healthy Children, antara lain:
Foto: herpes pada anak
Foto: Orami Photo Stock
Herpes simpleks disebabkan oleh virus herpes simpleks (VHS) tipe I atau tipe II.
Virus herpes pada anak ini dapat menyebar melalui air liur, kontak dari kulit ke kulit (misalnya saat ibu yang menderita herpes mencium anaknya).
Bisa juga dengan menyentuh suatu benda yang telah terjangkiti virus (berbagi peralatan makan atau lipstik dan kosmetik).
Infeksi primer oleh virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, kebanyakan anak-anak pertama kali terpajan HSV antara usia 1 dan 5 tahun.
Sedangkan infeksi VHS tipe II biasanya terjadi pada dekade II atau III.
“Penyakit herpes pada anak ini juga bisa menginfeksi bayi baru lahir. Hal tersebut terjadi akibat penularan dari ibu yang menderita HSV ke janin secara langsung saat masih dalam kandungan, ataupun saat proses persalinan,” jelas dr. Vinia Ardiani Permata, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Tempat kelainan yang terjadi pada infeksi VHS tipe I adalah di daerah pinggang ke atas, terutama di daerah mulut dan hidung, sedangkan pada infeksi VHS tipe II di daerah pinggang ke bawah, terutama daerah genital.
Foto: parasetamol untuk atasi herpes (Orami Photo Stocks)
Foto: Orami Photo Stock
Moms dapat memberi Si Kecil obat parasetamol dalam dosis yang disarankan untuk membantu meringankan rasa sakit karena herpes pada anak.
Tak hanya itu, Moms juga harus mendorong anak untuk minum cairan, bahkan dalam jumlah kecil sekali waktu. Hal ini dilakukan untuk mencegah dehidrasi pada anak.
Tidak perlu khawatir Si Kecil tidak mau makan, tetapi penting bagi mereka untuk mendapatkan cukup cairan.
Tanda-tanda bahwa anak Moms sedang mengalami dehidrasi ringan meliputi:
Baca Juga: 8 Manfaat Minum Air Putih Bagi Kesehatan
Jika anak Moms terbiasa dengan botol, mungkin akan lebih mudah memberinya makan menggunakan cangkir dan sendok sampai infeksinya membaik.
Jika anak Moms menolak makanan, coba tawarkan makanan yang sangat lembut.
Sangat penting untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh lepuh herpes pada anak sehingga anak Moms lebih ingin minum.
Berikan obat pereda nyeri pada anak, seperti parasetamol atau ibuprofen. Rasa sakit biasanya hilang setelah tiga hingga empat hari.
Jika anak Moms menolak untuk minum dan menurut Moms dia mungkin mengalami dehidrasi, bawa mereka ke dokter umum atau ke bagian gawat darurat rumah sakit terdekat.
Tanda-tanda dehidrasi parah pada anak meliputi:
Jika infeksi herpes pada anak parah atau anak Moms berisiko mengalami infeksi yang parah, dokter mungkin menyarankan obat anti-virus seperti asiklovir.
Foto: mencegah herpes pada anak
Foto: Orami Photo Stock
Pencegahan penularan dan penyebaran penyakit herpes pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini, dilansir University of Rochester Medical Center:
Baca Juga: Herpes saat Hamil, Yuk Ketahui Jenis dan Gejalanya!
“Meskipun herpes merupakan self limiting disease (penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya), bila anak mengalami gejala herpes lebih lama dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin,” tutur dr. Vinia.
Terapi dapat diberikan untuk mengurangi gejala herpes pada anak (misalnya obat penurun panas dan untuk mengatasi nyeri).
Pada kelainan kulit awal dapat diberikan terapi topikal yang mengandung anti virus (asiklovir).
Pengobatan oral asiklovir memberikan hasil yang lebih baik, penyakit herpes pada anak berlangsung lebih singkat dan masa rekurensinya (kekambuhan) lebih panjang.
Nah Moms, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang penyakit herpes pada anak.
Jika herpes pada anak sudah terlanjur terjadi, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya Moms!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.