10 Juli 2024

Tanya Jawab Dokter: Apa Perbedaan BBLR dan Prematur?

Sering dikira mirip, nih Moms padahal berbeda

Moms mungkin sudah pernah mendengar istilah BBLR atau berat badan bayi lahir rendah dan prematur. Lantas, apa ya, perbedaan BBLR dan prematur?

Karena sering kali, BBLR dan prematur dianggap sebagai satu istilah yang sama, padahal tidak demikian.

Oleh karena itu, Moms perlu memahami perbedaan BBLR dan prematur sehingga bisa memberikan perawatan yang tepat jika Si Kecil mengalami salah satu kondisi tersebut.

Lantas, apa perbedaan BBLR dan prematur? Yuk, simak penjelasan langsung oleh dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.

Baca juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu Baru

Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya
Foto: dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

Intip jawabannya di bawah ini, Moms.

1. Apa perbedaan BBLR dan prematur?

Perbedaan BBLR dan prematur terlihat dari berat badannya, Moms.

Mayoritas bayi yang terlahir prematur memiliki berat badan yang rendah (BBLR), tetapi tidak semua bayi BBLR disebut sebagai bayi prematur.

Bayi dikategorikan BBLR ketika berat badannya kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang usia gestasi atau usia kehamilan.

Sedangkan bayi disebut prematur jika lahir dengan usia gestasi di bawah 37 minggu.

Bayi BBLR belum tentu kurang bulan atau prematur. Ada pula bayi BBLR yang cukup bulan.

Bayi prematur memiliki beberapa kategori sesuai usia kehamilan sebagai berikut:

  • Extremely preterm: 28 minggu
  • Very preterm: 29-31 minggu
  • Moderately preterm: 32-34 minggu
  • Late preterm: 35-36 minggu

2. Apa yang menyebabkan kondisi bayi BBLR dan prematur?

Beberapa penyebab tersering bayi BBLR antara lain:

  • Lahir secara prematur atau terlalu awal. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu cenderung mengalami kondisi BBLR. Sebagai informasi, sebagian besar berat badan bayi dalam kandungan bertambah pesat pada beberapa minggu terakhir usia kehamilan.
  • Kondisi bayi dalam kandungan tidak tumbuh dengan baik selama masa kehamilan. Hal ini disebut juga sebagai intrauterine growth restriction (IUGR) yang umumnya terjadi akibat masalah pada plasenta, kesehatan ibu, atau kesehatan bayi.
  • Ibu mengalami infeksi selama kehamilan.
  • Berat badan ibu tidak bertambah secara adekuat selama masa kehamilan.
  • Ibu memiliki riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah pada kehamilan sebelumnya.
  • Ibu memiliki kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol atau obat-obatan yang mengandung zat adiktif.
  • Usia ibu saat masa kehamilan lebih muda dari 17 tahun atau lebih tua dari 35 tahun.

Sementara itu, sebagian besar kasus kelahiran prematur tidak diketahui penyebabnya.

Namun, ketika diselidiki lebih lanjut oleh dokter spesialis anak, sering kali bayi yang lahir prematur disebabkan oleh ibu yang memiliki sejumlah masalah kesehatan selama kehamilan, seperti:

  • Gula darah yang tinggi.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Masalah pada jantung atau ginjal.
  • Infeksi pada selaput ketuban, vagina, atau saluran kemih.
  • Ada perdarahan karena letak plasenta yang rendah (plasenta previa), plasenta yang terpisah dari rahim (solusio plasenta), atau kelainan bentuk rahim ibu
  • Kelahiran ganda, seperti bayi kembar dua, tiga, atau lebih
  • Ibu mengalami kekurangan berat badan sebelum hamil atau berat badan tidak bertambah selama masa kehamilan
  • Ibu memiliki kebiasaan merokok, menggunakan narkoba, atau minum alkohol saat hamil.

Baca Juga: 10+ Susu BBLR untuk Bayi Prematur yang Bagus untuk Si Kecil!

3. Apakah bayi prematur selalu lahir dengan kondisi BBLR?

Sebagian besar bayi prematur memiliki berat badan rendah, tetapi tidak semua bayi BBLR disebut sebagai bayi prematur.

Ada bayi prematur yang lahir lebih berat dari 2.500 gram, misalnya 2.600 gram.

Meski demikian, bayi prematur dengan kondisi ini memiliki fungsi tubuh yang belum sempurna karena lahir kurang bulan sehingga tetap membutuhkan perawatan khusus agar dapat bertahan hidup.

4. Apakah keadaan bayi BBLR dan prematur memengaruhi tumbuh kembang anak?

Bayi BBLR dan prematur dapat menyebabkan:

  • Gangguan pada perkembangan fisik.
  • Pertumbuhan yang terhambat.
  • Perkembangan mental yang berpengaruh di masa yang akan datang.

Bayi prematur lebih berisiko mengalami keterlambatan tumbuh kembang dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Hal ini terjadi karena beberapa organ tubuh bayi prematur belum berkembang sempurna dan belum berfungsi dengan baik ketika dilahirkan, sehingga ia lebih sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim.

Perkembangan bayi prematur sesuai dengan usia koreksinya.

Oleh karena itu, dua hal yang penting diingat oleh orang tua adalah hari lahir dan perkiraan kelahiran bayi.

Misalnya ketika Si Kecil berusia 14 minggu tetapi lahir 6 minggu lebih awal, maka usia tumbuh kembangnya adalah 8 minggu.

Memasuki usia 2 tahun, tumbuh kembang bayi prematur sudah mengikuti perkembangan anak yang lahir cukup bulan.

Abaikan hitungan sebelumnya. Namun, tak semua anak sanggup ‘mengejar’ ketertinggalan itu.

Si Kecil mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Selama masih ada kemajuan, orang tua tidak perlu khawatir.

Semakin muda usia kehamilan dalam melahirkan bayi, semakin besar pula risiko komplikasi buah hati.

Kelahiran prematur dikhawatirkan dapat menyebabkan anak gagal tumbuh dan stunting.

Bayi akan terlihat lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan rata-rata bayi pada usianya.

Selain itu, Si Kecil berisiko mengalami sindrom metabolik karena dilahirkan belum cukup bulan.

Beberapa sindrom ini adalah dislipidemia, penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi.

Tidak semua anak yang lahir prematur berisiko mengalami komplikasi atau dampak lanjutan.

Namun, risiko ini perlu dikenali untuk mencegah permasalahan pada tumbuh kembang anak saat dewasa.

Dampak atau risiko yang mungkin terjadi pada bayi lahir prematur antara lain:

  • Masalah saat minum atau necrotizing enterocolitis.
  • Masalah pernapasan, seperti displasia bronkopulmoner.
  • Perdarahan di pembuluh darah otak atau intraventrikular.
  • Aliran darah jantung menjadi tidak normal atau patent ductus arteriosus.
  • Infeksi atau sepsis.
  • Cerebral palsy dan gangguan perkembangan neurodevelopmental atau kelainan yang terkait dengan fungsi sistem neurologis dan otak.
  • Masalah penglihatan atau retinopathy of prematurity hingga kebutaan
  • Masalah pendengaran.
  • Gangguan belajar, konsentrasi, tingkah laku, tantrum, serta kesulitan makan.
  • Kelainan jantung pada masa kanak-kanak hingga remaja. Bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu 17 kali lebih berisiko mengalami kelainan jantung. Sementara pada bayi yang lahir pada usia kehamilan 28-31 minggu, risikonya 3,5 kali lebih besar.
  • Diabetes tipe 1 dan 2 di masa yang akan datang.
  • Berisiko lebih besar memiliki riwayat alergi, seperti asma atau alergi makanan.
  • Ketidakmatangan saluran cerna yang dialami bayi prematur dapat menyebabkan necrotizing enterocolitis (NEC) atau peradangan di usus.
  • Anemia.
  • Osteopenia of prematurity (OFP) atau terpengaruhnya komposisi tulang di awal kehidupan.

Baca Juga: 12 Manfaat Singkong untuk Ibu Hamil, Cegah Lahir Prematur

5. Apa saja langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kelahiran prematur dan BBLR?

Ilustrasi Ibu Hamil
Foto: Ilustrasi Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Langkah pencegahan utama kelahiran prematur adalah dengan menjaga kesehatan sebelum dan selama masa kehamilan.

Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Periksakan kehamilan secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko kelahiran prematur.
  • Konsumsi makanan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang sebelum dan selama hamil.
  • Hindari paparan asap rokok, bahan kimia, dan zat berbahaya lainnya.
  • Penuhi kebutuhan cairan dengan cukup minum air putih.
  • Konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
  • Konsumsi obat-obatan secara teratur dan sesuai dengan anjuran dokter spesialis kebidanan dan kandungan, terutama jika mengalami penyakit kronis.

6. Apa perbedaan perawatan untuk bayi BBLR dan prematur dibandingkan bayi yang lahir pada waktu yang tepat?

Perbedaan BBLR dan prematur dalam perawatannya, tidak ada perbedaan yang signifikan nih, Moms.

Perawatan bayi BBLR dan prematur dilakukan di rumah sakit hingga organ dalam bayi berkembang sempurna dan kondisinya stabil, sehingga orang tua dapat merawat bayi secara mandiri.

Perawatan khusus di rumah sakit:

  • Memasukkan bayi ke dalam inkubator agar suhu tubuhnya tetap hangat.
  • Memasang sensor di tubuh bayi untuk memantau sistem pernapasan, detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh bayi.
  • Memberikan ASI melalui selang yang dipasang di hidung atau mulut bayi.
  • Memasang infus pada bayi untuk memberikan cairan dan nutrisi.
  • Menjalankan terapi sinar untuk mengurangi warna kuning pada bayi yang lahir dengan penyakit kuning.
  • Memberikan transfusi darah atau epoetin beta untuk meningkatkan jumlah sel darah bayi, terutama jika proses pembentukan sel darah merah belum sempurna.
  • Melakukan tes darah untuk mengukur kadar zat di dalam tubuh, seperti kalsium, glukosa, dan bilirubin.
  • Melakukan pemeriksaan jantung bayi secara berkala dengan USG jantung atau echokardiografi.
  • Menjalankan pemeriksaan USG untuk memeriksa kemungkinan perdarahan atau kelainan di organ dalam, seperti saluran pencernaan, hati, dan ginjal.
  • Melakukan pemeriksaan mata untuk mendeteksi cacat pada mata.

Baca Juga: 5 Cara Menambah Berat Badan Bayi Prematur, Simak Moms!

Metode kanguru adalah posisi menggendong bayi di dada ibu sehingga kulit ibu dan si kecil...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.