
Kehamilan merupakan masa yang penuh kebahagiaan, tetapi juga butuh kehati-hatian. Namun, jangan sampai Moms mengalami solusio plasenta.
Solusi plasenta merupakan istilah yang merujuk pada kondisi putusnya plasenta dari dinding rahim saat hamil.
Solusio plasenta termasuk dalam suatu kelainan pada ibu hamil ketika sebagian atau keseluruhan plasenta terlepas dari dinding rahim.
Plasenta merupakan organ penting yang berkembang selama kehamilan dan menempel pada dinding rahim.
Plasenta berfungsi sebagai alat komunikasi antara Moms dengan janin dalam memberikan nutrisi dan oksigen, serta menyebabkan pendarahan hebat pada ibu.
“Kelainan ini umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu hingga melahirkan. Dalam ilmu kedokteran, istilah ini disebut sebagai solusio plasenta atau placenta abruption,” terang dr. Putri Deva Karimah, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Meski kondisi ini jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai karena termasuk kelainan yang serius.
Apabila solusio plasenta yang terjadi secara tiba-tiba tak segera ditangani, hal tersebut dapat membahayakan Moms serta bayinya di dalam kandungan.
Sebagai informasi untuk Moms, berikut gejala, penyebab, diagnosis, dan penanganan solusio plasenta.
Baca Juga: Tumor Rahim Saat Hamil, Ini Gejala, Komplikasi, dan Penanganannya
Foto: Gejala Solusio Plasenta
Foto: ibu hamil (Orami Photo Stock)
Salah satu gejala yang mungkin akan dirasakan oleh ibu adalah gerakan bayi yang sudah berkurang dan perut terasa sakit sekali.
Selain itu, ada beberapa gejala umum lainnya juga yang akan ibu rasakan.
Namun berdasarkan derajat keparahannya, gejala solusio plasenta terbagi menjadi 4 kelas seperti di bawah ini.
"Pada kelas ini, tidak ada tanda atau gejala tertentu yang akan dialami oleh ibu hamil. Karena plasenta kelas ini baru ditemukan setelah kelahiran," ungkap dr. Putri.
Pada kelas satu ini, gejala plasenta putus yang akan dialami berupa perdarahan yang ringan hingga tidak ada. Lalu akan merasakan nyeri ringan saat kontraksi rahim.
Sedangkan untuk tekanan darah dan nadi akan terasa normal, serta kondisi janin pun normal.
Pada tingkat ini, akan terjadi perdarahan ringan, bahkan bisa tidak ada. Nyeri saat kontraksi rahim akan terasa sedang saja, namun bisa juga berat. Terdapat perubahan tekanan darah dan nadi terasa cepat.
Kondisi ini juga memungkinkan terjadinya hipofibrinogenemia. Moms harus khawatir pada kondisi janin di saat ini.
Ciri-ciri plasenta putus pada tahap ini mulai dari perdarahan berat, sangat nyeri/sering kontraksi, terjadi syok pada ibu yang mengakibatkan nadi dan tensi rendah, terjadi hipofibrinogenemia atau koagulopati, hingga pada kasus terberatnya kematian janin.
Baca Juga: Ketahui 23 Senam Hamil 9 Bulan Agar Cepat Kontraksi dan Melancarkan Persalinan
Foto: Faktor Penyebab Solusio Plasenta
Foto: ibu hamil mengalami solusio plasenta (Orami Photo Stock)
Mengutip Mayo Clinic, penyebab solusio plasenta seringkali tidak diketahui. Kemungkinan penyebabnya termasuk trauma atau cedera pada perut.
Misalnya, karena Moms melakukan pijat hamil secara sembarangan.
“Tidak jarang pasien datang kontrol dan mengatakan perut terasa sakit sekali dan gerakan bayi sudah berkurang, setelah ditanyakan lebih lanjut ternyata pasien sebelumnya sempat diurut di tukang pijat yang tidak mempunyai ilmu tentang kehamilan,” tutur dr. Putri Deva Karimah, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Pondok Indah
Menurutnya, ini merupakan salah satu contoh penyebab tersering terjadinya solusio plasenta.
Oleh karena itu, lebih baik berhati-hati dalam memilih ahli pijat atau urut.
Pilih terapis yang mempunyai sertifikasi atau paham mengenai kehamilan, dan lebih baik lagi jangan melakukan pemijatan di area perut.
Faktor lain yang memicu terjadinya solusio plasenta, seperti:
Baca Juga: 5 Cara Menggunakan Essential Oil untuk Pijat Hamil
Foto: Dampak Solusio Plasenta
Foto: seorang ibu sedang melahirkan (Orami Photo Stock)
Terputusnya plasenta dari dinding rahim atau solusio plasenta ini tak hanya memengaruhi pasokan oksigen atau nutrisi antara ibu dan bayi.
Terdapat banyak dampak lain dari solusio plasenta.
Dampak solusio plasenta bagi ibu hamil
Dampak solusio plasenta bagi bayi
Baca Juga: 6 Keistimewaan Bayi Prematur yang Perlu Moms Ketahui
Foto: Diagnosis Solusio Plasenta (Tribun)
Foto: ibu hamil sedang kesakitan (Orami Photo Stock)
Solusio plasenta atau plasenta putus dapat dinilai dengan melakukan beberapa metode penilaian oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, yang meliputi:
Foto: Penanganan Solusio Plasenta (https://mothericity.com/)
Foto: pengecekan USG (Orami Photo Stock)
Dilansir dari WebMD, apabila ibu hamil mengalami solusio plasenta, plasenta tidak dapat dipasang kembali pada dinding rahim.
Jadi, pilihan penanganannya bergantung pada usia kehamilan, tingkat keparahan solusio dan status ibu dan bayi.
Moms mungkin harus dirawat di rumah sakit untuk pemantauan, selama detak jantung bayi normal dan solusio plasenta tampaknya tidak parah.
Apabila bayi tampak baik-baik saja dan Moms berhenti mengeluarkan darah, dokter mungkin bisa menyarankan untuk pulang.
Moms mungkin juga diberi steroid untuk membantu paru-paru bayi berkembang lebih cepat jika kelahiran perlu dilakukan lebih awal.
Moms mungkin masih bisa melahirkan melalui vagina jika solusio plasenta tidak tampak parah.
Jika ya, dan itu membahayakan kesehatan ibu dan bayinya, Moms mungkin memerlukan operasi caesar segera untuk mengurangi risiko komplikasi. Moms juga bisa saja membutuhkan transfusi darah.
Derajat solusio plasenta ini ditandai dengan kehilangan darah yang signifikan dan komplikasi pada ibu dan bayi.
Biasanya dalam kasus ini membutuhkan persalinan segera, seringkali dengan operasi caesar.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, jika dokter tidak dapat menghentikan pendarahan, Moms mungkin memerlukan histerektomi. Ini adalah operasi pengangkatan rahim.
Namun sekali lagi, kondisi ini adalah kasus perdarahan hebat yang jarang terjadi, Moms.
Baca Juga: 7+ Makanan Penguat Kandungan di Awal Kehamilan, Salah Satunya Kurma!
Foto: Pencegahan Solusio Plasenta
Foto: ibu hamil sedang tertidur (Orami Photo Stock)
Mengingat solusio plasenta sering kali terjadi secara tiba-tiba, maka hal ini tidak dapat dicegah. Namun, Moms dapat menurunkan faktor risiko tertentu.
Misalnya, jangan merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain, yang dapat membahayakan janin di dalam kandungan.
Bila Moms memiliki riwayat tekanan darah tinggi, bekerja samalah dengan penyedia layanan kesehatan untuk memantau kondisinya.
Perlu Moms ingat juga bahwa sebaiknya selalu kenakan sabuk pengaman saat berada di dalam kendaraan bermotor.
Jika pernah mengalami trauma perut akibat kecelakaan mobil, jatuh atau cedera lainnya, segeralah dapatkan bantuan medis.
Selain itu, jika Moms pernah mengalami solusio plasenta, dan merencanakan kehamilan lagi, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan sebelum hamil lagi, untuk mengetahui apakah ada cara untuk mengurangi risiko solusio plasenta berikutnya.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.