
Penebalan dinding rahim atau yang biasa disebut endometrial hyperplasia.
Kondisi ini membuat pendarahan dan abnormal ketika menstruasi.
Endometrial merupakan kondisi di mana jaringan yang menyerupai lapisan rahim tumbuh di luar rahim sehingga menimbulkan gejala yang menyakitkan.
Umumnya ditandai dengan tumbuhnya sel-sel endometrium di luar rongga rahim.
Melansir Cleveland Clinic, penebalan dinding rahim bisa meningkatkan risiko kanker endometrium dan juga kanker rahim.
Foto: penebalan dinding rahim
Foto: diagnosa penebalan dinding rahim (Orami Photo Stock)
Terdapat dua jenis utama penebalan dinding rahim.
Jenis ini tergantung pada sel yang tidak biasa, dikenal sebagai atipia.
Dengan mengetahui jenis penebalan dinding rahim, Moms dapat lebih memahami risiko kanker dan segera melakukan pengobatan yang paling efektif.
Baca Juga: Selain Hamil, Ini 6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai
Foto: penebalan dinding rahim
Foto: penyebab penebalan dinding rahim (Orami Photo Stock)
Ada beberapa kondisi yang diyakini menjadi penyebab penebalan dinding rahim.
Nah, penyebab yang paling sering dialami yaitu karena kelebihan estrogen. Ketidakseimbangan hormon ini sering kali dikaitkan dengan penyebab kanker rahim.
Jadi tak heran kasus penebalan dinding rahim ini sering kali dianggap sebagai kondisi yang bisa menimbulkan kanker.
Karenanya, Moms harus mengetahui penyebab penebalan dinding rahim nih. Yuk disimak!
Menopause adalah waktu ketika siklus menstruasi bulanan pada wanita berhenti.
Ini terjadi karena saat wanita bertambah usia. Ketika Moms mendekati masa menopause, ovulasi bisa menjadi tak teratur.
Terlebih ketika sudah melewati masa menopause, risiko penebalan dinding rahim hadir pun semakin besar. Hal tersebut dikarenakan hormon progesteron sudah tak lagi diproduksi oleh tubuh.
Baca Juga: 6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Seks Menjelang Menopause
Perempuan yang mengalami menstruasi tidak teratur memiliki risiko lebih tinggi mengidap penebalan dinding rahim.
Terutama untuk mereka yang berhubungan dengan sindrom ovarium polikistik atau tidak subur.
Ketika seorang perempuan pernah mengonsumsi obat-obatan yang bisa menjadi pengganti estrogen atau menjalani perawatan kanker payudara, kemungkinan tingkat risiko terkena penebalan dinding rahim semakin tinggi.
Ketika Moms mengalami berat badan yang berlebih, hal ini berpengaruh pada hormon dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan Moms mengalami gangguan hormonal.
Salah satunya adalah gangguan pada produksi hormon progesteron dan estrogen yang menjadi penyebab kondisi penebalan dinding rahim.
Estrogen dan progesteron merupakan hormon di ovarium yang mengontrol pertumbuhan dan pelepasan lapisan rahim.
Estrogen menyebabkan pertumbuhan lapisan rahim dan progesteron mengimbangi pertumbuhan ini.
Terlalu banyak estrogen dan kekurangan progesteron dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari sel-sel yang melapisi rahim. Kondisi ini mengakibatkan penebalan dinding rahim.
Perempuan yang menjalani terapi hormon estrogen tanpa menggunakan progesteron apa pun berisiko mengalami penebalan dinding rahim dan kanker.
Melansir National Library of Medicine, 70 persen perempuan dengan PCOS tidak mengalami gejala.
Sindrom ovarium polikistik merupakan kelainan yang melibatkan gangguan hormon yang mengakibatkan munculnya beberapa kista kecil di satu atau kedua ovarium atau tidak.
Umumnya, sindrom ini mengalami gangguan menstruasi sehingga terjadi penebalan dinding rahim.
Lalu, apa saja gejala dan hal yang dirasakan bila mengalami kondisi ini? Simak lebih dalam di sini!
Baca Juga: Bisakah Hamil Setelah Menopause? Ini Penjelasan Lengkapnya
Foto: penebalan dinding rahim
Foto: gejala penebalan dinding rahim (Orami Photo Stock)
Jika Moms bingung mengenai kondisi ini, sebaiknya Moms mengenali gejalanya agar dapat mengantisipasi dan segera ditangani oleh dokter.
Umumnya, penebalan dinding rahim bisa saja tidak mengalami keluhan.
Meski demikian, sebagian perempuan mengalami beberapa gejala seperti:
Tak hanya itu, gejala penebalan dinding rahim bahkan bisa menyerupai gejala penyakit lain seperti kanker rahim.
Jadi agar lebih jelas, Moms perlu memeriksakan diri ke dokter agar bisa mengetahui kondisi sebenarnya dan mendapatkan penanganan yang tepat, ya!
Baca Juga: 6 Bahan Alami untuk Mengurangi Gejala Menopause
Foto: penebalan dinding rahim
Foto: anatomi rahim (Orami Photo Stock)
Melansir American College of Obstetricians and Gynecologists, penebalan dinding rahim memang bukanlah kanker. Meski demikian, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa memicu kanker rahim.
Jadi, Moms perlu berhati-hati dan mengetahui apa saja pemicu atau kondisi seperti apa yang rentan mendapatkan kondisi ini.
Sama seperti penyakit lainnya, terdapat beberapa keadaan khusus yang membuat perempuan lebih rentan terkena penebalan dinding rahim.
Nah, berikut faktor yang bisa membuat Moms terkena kondisi ini;
Baca Juga: Apakah Sakit Perut Hebat Saat Menstruasi Bisa Mengganggu Program Hamil?
Foto: konsultasi
Foto: berkonsultasi ke dokter (Orami Photo Stock)
Nah, Moms sudah mengetahui perempuan yang rentan terkena penebalan dinding rahim.
Jika Moms masuk ke dalamnya, atau merasakan gejalanya, hal yang paling baik adalah dengan tidak melakukan diagnosa sendiri. Untuk mengatasi hal ini, Moms tentunya perlu untuk memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu.
Agar diagnosisnya tepat, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti USG transvaginal, tes darah, histeroskopi dan biopsi untuk dinding rahim.
Jika hasil diagnosanya sudah tepat, dokter akan melakukan penanganan sesuai dari penyebab penebalan dinding rahim yang Moms alami.
Ada beberapa cara yang akan dilakukan oleh dokter agar bisa sembuh dari kondisi ini. Biasanya hal yang akan dilakukan oleh dokter adalah:
Ketika dinding rahim menebal, hal tersebut biasanya terjadi karena tubuh kekurangan hormon progesteron.
Karena alasan tersebut, dokter pun memberikan terapi hormon melalui pil KB progesteron, IUD yang mengandung hormon progesteron atau melakukan suntik hormon.
Tindakan ini tidak bisa langsung dilakukan.
Biasanya operasi pengangkatan rahim akan dilakukan jika terapi hormon tak berhasil mengobati dinding rahim yang menebal atau kondisinya dicurigai karena adanya pertumbuhan kanker rahim.
Metode ini pun bisa menjadi pilihan untuk menangani penebalan dinding rahim pada perempuan yang sudah menopause.
Perlu diketahui, kondisi ini tidaklah berbahaya jika bisa disembuhkan.
Namun seperti yang sudah disebutkan, kadang kondisi ini bisa menyerupai penyakit lain yang membahayakan.
Baca Juga: Semua Perempuan Wajib Tahu Penyebab Kanker Rahim
Foto: daging merah (foodmanufacture.co.uk)
Foto: daging merah (Orami Photo Stock)
Beberapa penelitian ternyata menunjukkan bahwa kondisi rahim yang menebal bisa dipicu oleh makanan yang dikonsumsi, Moms!
Ketahui makanan yang perlu dihindari agar tidak terjangkit kondisi.
Lemak jenuh biasanya ditemukan di makanan yang berminyak seperti gorengan atau makanan cepat saji. Lemak jenuh bisa menyebabkan peradangan yang lebih parah.
Nah dengan mengkonsumsi nya, Moms juga bisa menambah rasa sakit dan ketidaknyamanan endometriosis sebanyak 48 persen. Hati-hati ya, Moms!
Daging merah merupakan jenis makanan yang paling sering disantap.
Namun, beberapa penelitian menemukan daging merah secara signifikan meningkatkan kemungkinan penebalan dinding rahim.
Alkohol diketahui bisa meningkatkan protein estrogen dalam tubuh. Nah, estrogen yang meningkat dan berlebih bisa menjadi penyebab penebalan dinding rahim nih, Moms!
Bagaimana informasi mengenai penebalan dinding rahim yang sudah diulas Moms? Jika Moms mengalami gejalanya, jangan ragu untuk langsung periksakan diri ke dokter ya!