19 October 2023

9 Bahaya Hamil dengan Kondisi Plasenta Previa dan Gejalanya

Plasenta previa yang terlambat diketahui dapat membahayakan ibu dan janin
9 Bahaya Hamil dengan Kondisi Plasenta Previa dan Gejalanya

Plasenta previa adalah kondisi yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Plasenta adalah struktur yang berkembang di dalam rahim Moms selama kehamilan, menyediakan oksigen dan nutrisi serta membuang kotoran dari bayi kita.

Salah satu gangguan yang bisa terjadi pada plasenta adalah plasenta previa.

Baca Juga: 10 Toko Bunga Florist Bandung Terlengkap, Bisa Gratis Ongkir

Apa itu Plasenta Previa?

Plasenta previa adalah suatu kondisi di mana plasenta terletak sangat rendah di dalam rahim, menutupi sebagian atau seluruhnya serviks ibu dan dapat menghalangi keluarnya bayi dari rahim karena jalan lahir yang tertutup.

Menurut American Pregnancy Association, ibu hamil dengan plasenta previa memengaruhi sekitar 1 dari 200 Moms pada trimester ketiga kehamilan.

Kondisi ibu hamil dengan plasenta previa biasanya menyebabkan pendarahan hebat sebelum atau selama persalinan.

Baca Juga: Mengenal Retensio Plasenta, Kondisi Plasenta Tertinggal setelah Proses Persalinan

Jenis Plasenta Previa pada Ibu Hamil

Ada 3 jenis plasenta previa pada ibu hamil, yang meliputi:

  • Plasenta previa lengkap: terjadi ketika plasenta menutupi seluruh lubang dari rahim hingga serviks
  • Plasenta previa parsial: terjadi ketika plasenta menutupi sebagian bukaan serviks
  • Plasenta previa marjinal: terjadi ketika plasenta terletak berdekatan, tetapi tidak menutupi, bukaan serviks

Pemeriksaan ultrasonografi digunakan untuk mendeteksi plasenta previa.

Selain membuat bayi tidak dapat keluar dari jalur lahir, ternyata ada banyak bahaya dari kondisi ini yang akan dirasakan baik oleh ibu maupun bayi di dalam janin.

Gejala Plasenta Previa saat Hamil

Plasenta Previa saat Hamil
Foto: Plasenta Previa saat Hamil (Orami Photo Stock)

Menurut Stanford Children's Health, gejala dari plasenta previa adalah terjadinya pendarahan vagina yang tidak terasa nyeri.

Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga.

Pada sebagian kasus, biasanya ketika Moms terkena plasenta previa akan terjadi pendarahan vagina.

Namun, umumnya kondisi ini tidak menunjukkan rasa nyeri hingga minggu ke-12 ketika plasenta berkembang sepenuhnya.

Dalam beberapa kasus, plasenta previa tidak memiliki gejala, dan terlihat ketika melakukan USG rutin.

Jadi, jika merasakan sakit pada perut ketika kehamilan Moms perlu berkonsultasi pada dokter.

Baca Juga: 5 Perbedaan USG Abdominal dan USG Transvaginal, Moms Wajib Tahu!

Bahaya Ibu Hamil dengan Plasenta Previa

Pemeriksaan Kehamilan
Foto: Pemeriksaan Kehamilan (Romper.com)

Apa bahaya yang mungkin terjadi? Berikut ini merupakan bahaya plasenta previa bagi ibu dan janin.

1. Pendarahan

Jika Moms menderita plasenta previa, Moms mungkin mengalami perdarahan selama kehamilan dan selama persalinan.

Perdarahan vagina berwarna merah cerah tanpa rasa sakit selama paruh kedua kehamilan adalah tanda utamanya.

Beberapa wanita juga mengalami kontraksi.

Pada tahap atau trimester akhir kehamilan, bagian bawah rahim menipis dan melebar untuk mengakomodasi bayi yang sedang tumbuh.

Jika plasenta berlabuh ke bagian bawah rahim, penipisan dan penyebaran ini akan menyobek plasenta dan menyebabkan perdarahan.

2. Syok

Ibu hamil yang mengalami pendarahan tentu saja juga akan mengalami anemia dan memicu syok hipovolemik.

Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana jantung tidak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang.

3. Ketuban Pecah Dini

Ketika pendarahan terjadi, maka resiko Premature Rupture of Membranes (PPRoM) atau ketuban pecah dini juga ikut meningkat.

Itu artinya, persalinan darurat sangat dibutuhkan untuk mengurangi resiko kematian.

Baca Juga: Masalah Pigmentasi Kulit pada Ibu Hamil, Atasi dengan 8 Cara Ini

4. Operasi Caesar

Sekitar 75% perempuan dengan plasenta previa pada trisemester ketiga akan melahirkan secara caesar.

Perempuan dengan plasenta previa marginal dapat melahirkan secara normal dengan pemantauan ketat, tetapi hampir semua perempuan dengan kondisi ini membutuhkan persalinan caesar.

5. Histerektomi atau Pengangkatan Rahim

Terkadang, plasenta previa menyebabkan plasenta akreta atau kondisi di mana plasenta melekat pada dinding rahim dan memiliki kesulitan lepas selama kelahiran.

Mengeluarkan plasenta dapat menyebabkan perdarahan dan untuk mengendalikan perdarahan ini.

pasien mungkin perlu beberapa transfusi dan dilakukan proses histerektomi atau pengangkatan rahim.

6. Permasalahan Paru-Paru

Melansir dari website Birth Injury Guide, karena lahir prematur, maka plasenta previa menyebabkan bayi berisiko komplikasi.

Seperti masalah pernapasan atau paru-paru yang belum berkembang sesuai usianya.

7. Cedera Otak

Plasenta previa bisa tidak berbahaya bagi bayi jika terdeteksi dan diobati tepat waktu.

Akan tetapi jika dokter gagal memantau dan plasenta previa tidak diobati, bayi berisiko mengalami kerusakan otak, yang dapat menyebabkan cerebral palsy.

Cerebral palsy atau yang disebut dengan lumpuh otak adalah kelainan yang memengaruhi otot, saraf, gerakan, dan kemampuan motorik seseorang untuk bergerak secara terkoordinasi dan terarah.

Cedera otak lainnya yang memungkinkan adalah penyakit ensefalopati atau perubahan kondisi mental.

8. Kelahiran Prematur

Bahaya plasenta previa yang selanjutnya adalah kelahiran prematur.

Pendarahan hebat dapat menyebabkan operasi caesar darurat sebelum bayi mencapai cukup bulan.

Sekitar 15% wanita dengan plasenta previa melahirkan sebelum usia kehamilan 34 minggu.

9. Janin Abnormal

Plasenta previa dikaitkan dengan kelainan plasenta atau tali pusar lainnya.

Melansir dari Medicinenet, masalah plasenta previa menunjukkan terhambatnya pertumbuhan janin pada ibu hamil.

Ini karena letak plasenta di bagian bawah rahim sangat memungkinkan janin yang abnormal.

Baca Juga: 25 Sayuran untuk Ibu Hamil yang Baik Dikonsumsi Rutin

Bisakah Ibu Hamil dengan Plasenta Previa Melahirkan Normal?

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Pixabay)

Ibu hamil dengan plasenta previa pada akhirnya kebanyakan memang akan melahirkan secara caesar.

Namun pada beberapa kondisi tertentu, melahirkan normal pun memungkinkan, di antara lainnya:

1. Plasenta Previa Hilang

Bagi beberapa ibu hamil, penempatan plasenta bukan menjadi masalah lagi ketika kehamilan berlanjut.

Karena, sebagian besar plasenta previa akan sembuh sendiri dan posisinya bisa menjadi normal setelah 20 minggu.

Namun, jika setelah 20 minggu plasenta previa masih ada, lakukan ultrasonografi tiap 2 hingga 4 minggu untuk memantaunya.

2. Plasenta Bergeser

Pada kondisi partial previa, plasenta tidak menutupi jalan lahir.

Jadi, ketika semakin besar ukuran rahim karena bertambahnya usia kehamilan, maka plasenta bisa bergeser.

Perubahan posisi plasenta ini bisa semakin menjauhi jalan lahir atau malah sebaliknya.

Jika plasenta bergeser cukup jauh dari jalan lahir, maka sangat memungkinkan untuk melahirkan secara vaginal.

Biasanya jarak minimal plasenta dari jalan lahir untuk bisa melahirkan normal sekitar 5 cm, Moms.

Namun, sayangnya kondisi di atas tidak selamanya dialami oleh setiap ibu hamil dengan plasenta previa, ya, Moms.

Menurut Birth Injury Help Center, plasenta previa umumnya akan memberikan dampak pada proses persalinan normal.

Ketika plasenta menutup serviks dan jalan lahir, proses persalinan normal bisa membahayakan bayi.

Untuk beberapa kasus, misalnya plasenta yang hanya menutup sebagian area serviks dan jalan lahir, proses persalinan normal masih mungkin dilakukan.

Jadi, jika Moms didiagnosis mengalami plasenta previa yang menutupi seluruh jalur lahir hingga trimester ketiga, ada baiknya untuk bersiap menjalani operasi caesar.

Baca Juga: Cara Mengatasi Masalah Psikologi Menjelang Persalinan

Tidak hanya itu saja Moms, ada juga beberapa larangan ibu hamil dengan plasenta previa yang harus...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb