14 Januari 2025

5 Penyebab Air Ketuban Keruh dan Risikonya pada Kehamilan

Bukan kondisi yang normal, Moms!

Banyak Moms yang khawatir saat dokter menyatakan air ketuban berubah warna menjadi keruh. Apakah air ketuban keruh itu berbahaya bagi janin?

Air ketuban memiliki banyak fungsi vital untuk perkembangan janin yang sehat.

Namun, jika jumlah cairan ketuban terlalu sedikit atau warnanya keruh, Moms perlu waspada, ya!

Seperti Apa Warna Air Ketuban yang Normal?

Warna Air Ketuban yang Normal
Foto: Warna Air Ketuban yang Normal (Verywellhealth.com)

Melansir Medical News Today, warna air ketuban yang normal adalah cenderung bening atau kekuningan.

Meskipun bila ada sedikit darah pada air ketuban, hal tersebut masih bisa dibilang normal.

Lebih jelasnya, warna air ketuban lebih jernih dari urine dan tidak keruh atau kental seperti keputihan.

Air ketuban ini mulai terbentuk pada 12 hari pertama setelah pembuahan terjadi.

Mulanya, cairan ketuban yang membuat janin ‘berenang’ ini berasal dari air tubuh ibu.

Seiring berkembangnya janin, tepatnya mulai usia kehamilan 20 minggu, air ketuban lebih banyak berasal dari urine bayi, lho, Moms.

Bukan cuma sekadar air, ketuban juga mengandung nutrisi penting, hormon, dan antibodi.

Keseluruhan komponen tersebut lah yang akan melindungi bayi dari benturan maupun cedera.

Penyebab Air Ketuban Keruh

Penyebab Air Ketuban Keruh
Foto: Penyebab Air Ketuban Keruh (Imumz.com)

Selama dua trimester awal kehamilan, cairan ketuban memang cenderung jernih dan kuning.

Menurut studi dalam Journal of Perinatal Medicine, air ketuban menjadi tidak berwarna saat memasuki trimester ketiga.

Namun, sejak usia kehamilan 33-34 minggu, warna air ketuban bisa menjadi keruh dan ini bisa terjadi dengan cepat setelah minggu ke-36-37.

Walau kerap menjadi hal yang normal karena air ketuban mengandung serpihan vernix, Moms tetap perlu waspada dengan air ketuban keruh.

Pasalnya, kondisi ini bisa berdampak bagi janin dalam kandungan, apalagi jika skor makro cenderung tinggi.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab air ketuban keruh, antara lain:

1. Infeksi Air Ketuban (Chorioamnionitis)

Keruhnya warna air ketuban bisa menjadi pertanda awal bahwa air ketuban mengalami infeksi.

Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan chorioamnionitis.

Selain menyebabkan air ketuban keruh, chorioamnionitis juga dapat memicu infeksi pada ibu dan janin.

Bahkan, janin bisa lahir lebih awal alias prematur akibat infeksi air ketuban.

2. Keluarnya Mekonium Sebelum Lahir

Dalam kondisi normal, bayi akan mengalami fase buang air besar yang pertama selepas kelahirannya.

Nah, feses pertama ini disebut mekonium yang berwarna hijau atau cokelat.

Jika cairan ketuban berwarna hijau atau kecokelatan, hal ini menandakan bahwa bayi telah mengeluarkan mekoniumnya sebelum lahir.

Hati-hati, itu bisa jadi masalah, lho, Moms.

Bercampurnya mekonium dan air ketuban di dalam rahim dapat memicu sindrom aspirasi mekonium, yaitu kondisi ketika mekonium masuk ke paru-paru bayi.

Dalam beberapa kasus, air ketuban keruh yang masuk ke tubuh bayi sebelum lahir dapat menyebabkan bayi tersebut membutuhkan perawatan segera setelah lahir nanti.

3. Gangguan Plasenta

Moms perlu lebih waspada saat air ketuban keruh cenderung berwarna kemerahan.

Pasalnya, hal ini bisa jadi mengindikasikan adanya masalah pada plasenta.

4. Air Ketuban Bercampur dengan Bilirubin

Bilirubin merupakan bahan yang dihasilkan oleh tubuh bayi dan akan diolah oleh hati.

Setelah bayi lahir, hati akan mulai menurunkan kadar bilirubin sehingga bayi tetap dalam kondisi sehat.

Namun, pada beberapa kasus, kadar bilirubin bisa keluar dari tubuh bayi dan bercampur dengan air ketuban.

Akibatnya, warna air ketuban tentu tak lagi bening, tetapi sangat keruh.

5. Air Ketuban Sedikit (Oligohidramnion)

Oligohidramnion adalah kondisi saat air ketuban cenderung berkurang atau sedikit dan ini bisa membuat warna air ketuban menjadi keruh.

Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari dehidrasi, gangguan plasenta, hingga ketuban pecah.

Bukan cuma itu, bayi juga berisiko mengalami gangguan perkembangan paru-paru karena salah satu fungsi cairan ketuban adalah mendorong mengembangnya paru-paru saat bayi “menghirup” cairan agar masuk atau keluar dari paru-paru.

Gejala Air Ketuban Keruh

Gejala Air Ketuban Keruh
Foto: Gejala Air Ketuban Keruh (Babycenter.ca)

Perubahan warna pada air ketuban tidak selalu menunjukkan gejala, walaupun ketika warnanya sudah telanjur keruh.

Akan tetapi, ibu hamil dapat mengalami beberapa gejala berikut saat air ketuban keruh terjadi, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Air ketuban berbau tak sedap
  • Jantung berdetak lebih cepat
  • Gerak janin lebih lambat dari biasanya
  • Berat badan bayi tidak sesuai dengan usianya

Namun, perlu diingat bahwa gejala-gejala tersebut tidak mesti disebabkan oleh air ketuban keruh, ya, Moms.

Bila Moms mengalaminya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk memastikan penyebabnya.

Risiko Air Ketuban Keruh pada Kehamilan

Apakah Air Ketuban Keruh Berbahaya
Foto: Apakah Air Ketuban Keruh Berbahaya (Freepik.com/yanalya)

Meskipun dalam beberapa situasi perubahan warna air ketuban menjadi keruh bisa menjadi bagian normal dari proses kehamilan menjelang persalinan, seringkali ini juga menandakan adanya komplikasi yang bisa berisiko bagi janin dan ibu.

Berikut ini beberapa risiko dan alasan mengapa air ketuban keruh bisa menjadi berbahaya:

1. Infeksi Bakteri

Air ketuban keruh bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti korioamnionitis, yang terjadi ketika bakteri dari vagina naik ke dalam rahim dan menginfeksi membran yang mengelilingi janin dan cairan ketuban.

Infeksi ini dapat menyebar ke janin dan menyebabkan komplikasi serius termasuk sepsis neonatal, yang bisa berakibat fatal.

2. Aspirasi Mekonium

Kondisi ini terjadi ketika janin mengalami stres dalam rahim dan membuang mekonium (feses awal) ke dalam air ketuban sebelum atau selama persalinan.

Mekonium ini bisa membuat air ketuban menjadi keruh.

Jika janin menghirup air ketuban yang terkontaminasi mekonium, hal ini dapat menyebabkan sindrom aspirasi mekonium, suatu kondisi serius yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan masalah kesehatan jangka panjang pada bayi.

3. Masalah dengan Plasenta dan Persalinan

Air ketuban keruh juga bisa menjadi indikator adanya masalah dengan plasenta, seperti solusio plasenta (pelepasan dini plasenta dari dinding rahim), yang bisa mengancam kehidupan baik ibu maupun bayi.

Selain itu, ketuban yang keruh bisa menandakan bahwa persalinan mungkin akan mengalami komplikasi, sehingga memerlukan intervensi medis seperti persalinan caesar.

Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh

Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh
Foto: Cara Mengatasi Air Ketuban Keruh (Mamatotoretreat.com)

Untuk mengetahui bahaya atau tidaknya pada janin akibat air ketuban keruh, dokter biasanya akan memantau kondisi bayi dalam kandungan lewat USG.

Jika tidak ada masalah serius pada janin, maka kondisi cairan ketuban yang kurang jernih mungkin saja tidak berbahaya.

Lanjutkan konsumsi vitamin ibu hamil dan obat yang diresepkan dokter sesuai dosis yang dianjurkan.

Selain itu, Moms juga dapat melakukan berbagai cara berikut untuk menjaga volume air ketuban dan mencegahnya menjadi keruh, antara lain:

  • Perbanyak minum air putih atau air kelapa hijau
  • Hindari terlalu banyak beraktivitas, apalagi yang kategorinya terlalu berat
  • Istirahat yang cukup
  • Kontrol kehamilan secara berkala

Baca Juga: Simak 5 Tanda Air Ketuban Rembes, hingga Pencegahannya

Lain halnya jika penyebab air ketuban keruh terjadi akibat chorioamnionitis, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik guna mengobati infeksi.

Air ketuban keruh bisa jadi hal yang normal ketika memasuki trimester akhir menjelang persalinan.

Namun, bila disertai gejala lainnya, segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk memastikan penyebabnya, ya, Moms!

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/957078/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/307082
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12309-chorioamnionitis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.