IUFD (Stillbirth): Penyebab, Diagnosis, dan Pencegahan

Pada masa kehamilan, kemungkinan buruk yang bisa terjadi yaitu keguguran (miscarriage) dan IUFD (Intrauterine Fetal Death).
Ini bisa menjadi mimpi buruk bagi semua perempuan yang tengah mengandung.
Apalagi jika Moms sudah lama menantikan kehadiran Si Kecil.
Lantas, apa penyebab dari terjadinya IUFD pada ibu hamil? Telaah bersama informasi selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Fungsi Plasenta, Sumber Asupan Nutrisi Janin
Apa itu IUFD?

IUFD atau bayi lahir mati yang disebut juga still birth adalah istilah medis ketika bayi meninggal dalam kandungan setelah minggu ke-20 kehamilan.
Biasanya terjadi karena berbagai alasan mulai dari penyakit genetik atau masalah medis seperti infeksi.
Perbedaan Keguguran dan IUFD
Stillbirth atau yang mungkin lebih dikenal dengan istilah IUFD adalah hal yang berbeda dengan keguguran.
Letak perbedaan keduanya adalah pada usia janin.
Keguguran merupakan kematian janin dalam kandungan sebelum usianya mencapai 20 minggu atau disebut dengan trimester pertama.
Sementara stillbirth atau IUFD adalah kematian janin di atas usia 20 minggu, biasa disebut dengan trimester 2 atau 3.
Janin yang usianya telah di atas 20 minggu, telah memiliki ukuran tubuh kurang lebih 500gr dan organ yang sempurna.
Sehingga harus dilahirkan dan bukan dikuret seperti pada kasus keguguran.
Baca Juga: 5 Penyebab Lama Hamil setelah Keguguran, Perhatikan Moms
Tanda dan Gejala IUFD
Moms yang sedang hamil penting sekali untuk selalu memperhatikan seberapa aktif pergerakan janin dalam kandungan.
Melansir laman Birth Injury Justice Center, idealnya Moms bisa merasakan 10 tendangan janin dalam waktu 2 jam.
Jika cemas bayi dalam perut tidak bergerak seperti biasanya, segera hubungi dokter.
Gejala lainnya yang perlu diwaspadai:
- Kram
- Infeksi atau demam tinggi
- Tidak ada gerakan janin atau detak jantung yang terlihat pada USG
- Nyeri perut
- Perdarahan atau adanya bercak keluar dari vagina
Penyebab Stillbirth atau IUFD

Tak sembarangan terjadi, ternyata terdapat banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya stillbirth pada ibu hamil.
Jangan sampai tidak tahu, ini adalah sederet penyebab kondisi stillbirth!
Melansir studi di jurnal European Association of Perinatal Medicine, negara berkembang mewakili 98% dari perkiraan 3,3 juta stillbirth atau IUFD yang terjadi setiap tahunnya.
Sementara itu, di negara maju, masyarakatnya memiliki tingkat stillbirth terendah, yakni hanya 3 sampai 5 ibu hamil saja dalam 1.000 kelahiran.
Sementara itu negara berkembang memiliki tingkat sepuluh kali lipat lebih tinggi.
Penurunan angka kelahiran mati di negara maju disebabkan oleh penurunan angka intrapartum stillbirth.
Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan akses pada layanan kebidanan termasuk pemantauan janin intrapartum yang lebih baik.
Operasi caesar pun pun memiliki dampak terkait dengan penurunan angka stillbirth yang terjadi di negara maju.
Nah, yuk kita pahami apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya stillbirth atau IUFD ini.
Faktor penyebab stillbirth atau IUFD adalah:
1. Ketidakcocokan Rhesus
Salah satu penyebab terjadinya IUFD adalah ketidakcocokan rhesus.
Adanya ketidakcocokan rhesus atau darah antara ibu dan bayi dapat menjadi salah satu faktor IUFD, di mana hal ini umumnya terjadi dari pernikahan ras yang berbeda.
2. Bayi Terlilit Tali Pusar
Faktor kedua yang bisa menimbulkan IUFD adalah bayi yang terlilit tali pusar.
Gerakan bayi yang berlebih dapat menyebabkan bayi terlilit tali pusar atau tali pusar terpelintir, sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke janin menjadi terhenti.
Selain dua hal diatas, hal yang mungkin menjadi faktor meliputi, kelainan kromosom bayi, infeksi pada ibu hamil, trauma, kelelahan atau kurang istirahat.
Kemungkinan terjadinya stillbirth lebih besar pada ibu hamil dengan kondisi obesitas, pernah mengalami stillbirth, hamil kembar, preeklampsia, pernah melahirkan prematur dan memiliki penyakit kronis.
Gangguan pada plasenta juga bisa membuat pasokan nutrisi yang dibutuhkan janin jadi terganggu.
Janin jadi kesulitan mendapatkan aliran darah dan juga oksigen.
Kondisi ini pun bisa menghambat perkembangan janin serta memicu terjadinya IUFD.
3. Perdarahan
Penyebab lain yang bisa menimbulkan kondisi stillbirth atau IUFD adalah perdarahan.
Perdarahan bersifat berat yang terjadi di trimester akhir juga bisa menjadi penyebab stillbirth atau janin mati dalam kandungan.
Hal ini biasanya terjadi karena plasenta sudah mulai meluruh atau terpisah dari rahim sementara sang ibu belum memasuki masa persalinan.
Kondisi ini pun disebut dengan absurpsi plasenta atau placenta abruption.
4. Kondisi yang Diidap Ibu
Salah satu hal yang bisa menjadi penyebab stillbirth atau IUFD adalah kondisi medis tertentu yang diidap oleh sang ibu.
Ketika ibu hamil memiliki penyakit seperti hipertensi, gangguan imunitas tubuh, diabetes, kurang gizi, listeriosis, toksoplasmosis, rubella, atau kondisi medis lainnya, hal tersebut bisa membuat janin mati dalam kandungan.
Infeksi lain yang bisa menjadi penyebab IUFD adalah malaria, HIV, dan juga sifilis.
Ketika mengalami preeklamsia juga bisa mengurangi aliran darah ke janin melalui plasenta sehingga bisa memicu terjadinya IUFD.
5. Usia Ibu Saat Mengandung
Faktor selanjutnya yang bisa menyebabkan IUFD adalah usia ibu ketika mengandung atau hamil.
Ibu hamil yang sudah menginjak usia di atas 35 tahun atau kurang dari 15 tahun lebih rentan mengalami kondisi ini.
Jadi, pastikan dan rencanakan dengan matang kehamilan, Moms ya!
6. Pola Hidup Buruk Sang Ibu
Ketika hamil, Moms diharapkan memiliki pola hidup yang sehat agar janin dalam kandungan mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup untuk bertahan hingga saatnya dilahirkan nanti.
Ketika ibu hamil mengalami obesitas atau memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol atau merokok saat hamil, hal tersebut bisa memicu stillbirth atau IUFD.
Nah, bukanlah sebuah hal yang mustahil bahwa faktor bayi mengalami IUFD adalah kombinasi dari sejumlah faktor di atas.
Meski demikian, menurut studi di jurnal European Association of Perinatal Medicine, penyebab paling umum terjadinya kondisi IUFD adalah kelainan plasenta.
Baca Juga: 16 Pantangan Ibu Hamil yang Pernah Keguguran, Catat!
Diagnosis IUFD
Dokter akan menjalankan beragam tes untuk melihat tanda kehidupan janin dalam rahim, antara lain:
- Profil Biofisik: dilakukan untuk memeriksa tanda vital pada janin.
- Doppler Velocimetry: gelombang suara untuk menentukan apakah ada suplai darah yang mengalir ke dalam janin, rahim, dan plasenta.
- Non-Stress Test: monitor elektronik untuk memeriksa detak jantung saat ibu berbaring.
- Ultrasonografi: untuk memeriksa tanda-tanda gerakan dan kehidupan janin.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.