
Moms, apakah familiar dengan istilah syok hipovolemik? Kondisi ini nyatanya tidak bisa disepelekan.
Dilansir dari MedlinePlus, syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana seseorang kehilangan darah yang parah atau kehilangan cairan lainnya yang membuat jantung tidak dapat memompa cukup darah ke tubuh.
Padahal, darah membantu menjaga kestabilan suhu tubuh, membentuk gumpalan darah, serta membawa oksigen dan zat gizi ke seluruh sel tubuh. Jika volume darah terlalu rendah, organ tubuh tidak bisa bekerja.
Hal ini yang membuat syok hipovolemik dapat menyebabkan banyak organ berhenti bekerja, sehingga keadaan ini bisa mengancam nyawa seseorang.
Syok hipovolemik adalah kondisi yang banyak ditemukan pada pasien anak di ICU dan departemen gawat darurat di seluruh dunia.
Lantas, apa yang menjadi penyebab terjadinya syok hipovolemik? Selain itu, seperti apa penanganan yang harus dilakukan untuk mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil
Foto: Penyebab Terjadinya Syok Hipovolemik.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa penyebab terjadinya syok hipovolemik, yang bisa berbeda pada tiap orang. Dilansir dari laman WebMD, berikut ini beberapa penyebab terjadinya syok hipovolemik, di antaranya:
Baca Juga: Mengenal Syok Anafilaksis yang Bisa Mengancam Nyawa
Foto: Siapa Saja yang Dapat Mengalami Syok Hipovolemik?
Foto: Orami Photo Stock
Diungkapkan sebelumnya, syok hipovolemik rentan terjadi pada anak-anak. Namun, sebenarnya ada beberapa kelompok orang lainnya yang juga dapat mengalami kondisi ini.
Dilansir dari laman Medical News Today, syok hipovolemik juga berisiko tinggi terjadi pada orang yang berusia tua.
Hal ini karena mereka lebih rentan mengalami dehidrasi, yang mana dapat memicu terjadinya hipovolemia. Mereka juga tidak mentolerir memiliki volume darah yang rendah dengan baik.
Selain itu, risiko komplikasi meningkat seiring bertambahnya usia, terutama jika kondisi lain telah menyebabkan kerusakan organ seperti gagal ginjal atau serangan jantung.
Jika ada anggota keluarga Moms yang mengalami hal ini, sangat penting untuk segera mendapatkan perawatan.
Syok hipovolemik dapat muncul bergantung pada beberapa hal, termasuk:
Tanda syok hipovolemik yang paling jelas adalah banyak perdarahan. Namun, apabila tidak terlihat perdarahan di dalam tubuh, mungkin ini bisa terjadi karena aneurisma aorta, kerusakan organ, atau kehamilan ektopik.
Foto: Gejala Syok Hipovolemik (Orami Photo Stock)
Foto: Orami Photo Stock
Adapun beberapa gejala syok hipovolemik, di antaranya, yaitu:
Lantas, seberapa banyak darah yang berkurang sampai terjadinya gejala dari syok hipovolemik? Berikut ini penjelasannya:
Baca Juga: Ini 3 Alasan Mengapa Kita Pingsan
Foto: Diagnosis Syok Hipovolemik (Orami Photo Stock)
Foto: Orami Photo Stock
Apa saja diagnosis yang akan dilakukan tim medis untuk menentukan apakah seseorang mengalami syok hipovolemik atau tidak? Cara termudah melalui observasi dan pemeriksaan.
Pemeriksaan fisik akan menunjukkan apakah orang tersebut memiliki tekanan darah rendah, peningkatan denyut jantung dan pernapasan, serta suhu tubuh yang rendah.
Dokter juga dapat menggunakan tes darah untuk membantu mendukung diagnosis ini.
Tes kimia darah memberikan beberapa petunjuk tambahan tentang tingkat garam dan elektrolit dalam tubuh serta bagaimana ginjal dan hati berfungsi.
Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC) juga dapat dilakukan untuk mengetahui berapa banyak darah yang hilang dari seseorang.
Ketahui beberapa tes yang dapat membantu menentukan penyebab syok hipovolemik atau menemukan sumber perdarahan internal, yaitu:
Baca Juga: Mengenal Perbedaan CT Scan dan MRI, Ketahui Risikonya
Foto: Penanganan Syok Hipovolemik (https://americanpregnancy.org/)
Foto: Orami Photo Stock
Syok hipovolemik adalah kondisi yang tidak dapat disepelekan karena dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Adapun beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu infeksi, kerusakan pada ginjal dan organ-organ lainnya, hingga fatalnya adalah kematian.
Setelah mengenal tanda-tanda fisik syok hipovolemik, maka harus segera dilakukan penanganan yang tepat.
Resusitasi volume darah secara agresif harus dilaksanakan sebelum terjadi disfungsi organ yang tidak dapat diperbaiki.
Berikut ini penanganan yang harus segera dilakukan, yaitu:
Baca Juga: 6 Cara Mudah Mengetahui Tubuh Kekurangan Cairan
Cairan diberikan lewat infus langsung ke pembuluh vena melalui jarum yang terpasang ke kantung berisi cairan.
Pasien yang kehilangan darah lebih dari 30 persen juga membutuhkan transfusi darah, sedangkan mereka yang mengalami perdarahan internal atau ginekologi memerlukan operasi.
Itulah hal-hal penting yang perlu dipahami seputar syok hipovolemik. Semoga informasi ini akan membantu Moms untuk mengenali tanda-tanda, penyebab, serta penanganan syok hipovolemik yang paling tepat, ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.