15 Juli 2022

Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes Melitus yang Kerap Terlambat Ditangani

Bisa mengakibatkan komplikasi lain yang terus berlanjut
Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes Melitus yang Kerap Terlambat Ditangani

Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi penyakit diabetes yang memengaruhi mata.

Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di bagian belakang mata atau retina.

Sama seperti namanya, retinopati diabetik tentunya terjadi pada penderita diabetes, terlebih diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Hal ini juga diungkapkan oleh dr. Rita Polana, Sp.M selaku Dokter Spesialis Mata RS Pondok Indah.

"Retinopati diabetik adalah kelainan retina dan pembuluh-pembuluh darahnya akibat gangguan metabolisme tubuh pada penderita diabetes melitus," jelas dr. Rita Polana.

Perlu diwaspadai bahwa gangguan pada mata ini bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Alhasil, diagnosis pun kerap terlambat hingga mengakibatkan kebutaan permanen.

Baca Juga: Aturan Pakai Glucophage, Obat untuk Pasien Diabetes

Melansir dari WHO, retinopati diabetik masuk ke dalam urutan kelima penyebab gangguan penglihatan.

Bahkan, kondisi ini menempati urutan keempat penyebab kebutaan di dunia.

Tidak hanya mengakibatkan kebutaan, komplikasi lainnya juga bisa timbul akibat terlambatnya pengobatan, lho Moms!

Sayangnya, retinopati diabetik sulit disembuhkan.

Pengobatan hanya dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi mata sekaligus menghindari kebutaan dini.

"Retinopati diabetik sulit disembuhkan. Prinsipnya, terapi penanganan dapat mencegah progres perburukan kelainan retina," ungkap dr. Rita Polana.

Jadi, jangan disepelekan, ya Moms sebab kondisi ini cukup membahayakan. Yuk, simak selengkapnya di sini.

Baca Juga: Berbagai Pengobatan Diabetes Melitus yang Perlu Dipahami

Penyebab Retinopati Diabetik

retinopati diabetik
Foto: retinopati diabetik

Foto Ilustrasi Retinopati Diabetik (neoretina.com)

Pada penderita diabetes, asupan gula di dalam darah berada dalam kondisi yang terlalu banyak.

Hal ini dapat memicu penyumbatan di pembuluh darah kecil, termasuk pembuluh darah di mata.

Penyumbatan tersebut akhirnya memotong suplai darah.

Akibatnya, mata berusaha membentuk pembuluh darah yang baru.

Namun, di sisi lain, pembuluh darah baru ini justru tidak berkembang dengan baik dan mudah mengalami kebocoran.

Melansir dari artikel jurnal berjudul Diabetic Retinopathy: Pathophysiology and Treatments, retinopati diabetik sendiri bukanlah penyakit tunggal.

Akan tetapi, kondisi tersebut merupakan komplikasi dari diabetes melitus.

Hal ini senada dengan penjelasan dari dr. Rita Polana.

"Penyebab retinopati diabetik adalah gangguan metabolisme tubuh pada penderita diabetes melitus," ungkapnya.

Dalam banyak kasus, retinopati diabetik umumnya terlambat mendapatkan pengobatan.

Tidak sedikit pasien yang sudah dalam keadaan setengah kebutaan saat memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Mengenal Diabetes pada Anak, dari Penyebab Hingga Penanganannya

Melansir dari Mayo Clinic, retinopati diabetik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Retinopati Diabetik Dini

Jenis pertama ini bisa juga disebut sebagai retinopati diabetik nonproliferatif (NPDR), yaitu kondisi di mana pembuluh darah baru tidak muncul atau tidak berkembang.

NPDR terjadi ketika dinding pembuluh darah retina melemah.

Dinding pembuluh darah yang kecil di mata bisa mengalami kebocoran dan mengeluarkan darah menuju retina.

NPDR dapat terjadi mulai dari ringan hingga parah karena lebih banyak pembuluh darah tersumbat.

Umumnya, kondisi ini bisa dicegah dengan pengobatan sesegera mungkin agar tidak terjadi kebutaan.

2. Retinopati Diabetik Lanjut

Retinopati diabetik lanjut cenderung lebih parah dibanding jenis pertama, dikenal sebagai retinopati diabetik proliferatif.

Pada kondisi ini, pembuluh darah yang rusak lantas menutup dan menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru, namun kondisinya abnormal.

Pembuluh darah baru ini bersifat rapuh dan dapat bocor kapan saja.

Lama kelamaan, pembuluh darah baru tersebut bisa menyebabkan retina terlepas dari bagian belakang mata.

Pembuluh darah baru yang menumpuk dapat mengganggu aliran cairan di dalam mata.

Hal inilah yang mengakibatkan tekanan pada bola mata meningkat hingga merusak saraf mata.

Baca Juga: Sehatkah Mengonsumsi Brown Sugar untuk Penderita Diabetes?

Komplikasi Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik memang menjadi salah satu komplikasi diabetes melitus.

Namun, kondisi ini juga bisa mengakibatkan komplikasi lain yang terus berlanjut, lho Moms.

Sementara, retinopati diabetik sendiri bisa mengakibatkan masalah penglihatan serius, hingga yang paling parah adalah memicu kebutaan permanen.

1. Pendarahan Vitreus

pendarahan vitreus akibat retinopati diabetik
Foto: pendarahan vitreus akibat retinopati diabetik

Foto Ilustrasi Pendarahan Vitreus (eyerounds.org)

Pendarahan vitreus adalah pecahnya pembuluh darah sehingga bagian belakang cairan mata bercampur dengan mata.

Jika pendarahannya relatif ringan, penderita hanya melihat beberapa bintik hitam (floaters).

Namun dalam kasus parah, darah dapat memenuhi rongga vitreus hingga sepenuhnya menghalangi penglihatan.

Kondisi komplikasi ini sebetulnya tidak menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

Kecuali jika retina sudah mengalami kerusakan, maka pasien dapat mengakibatkan kebutaan.

Sebaliknya, jika retina tidak mengalami kerusakan, pasien bisa kembali melihat dengan jelas.

Baca Juga: Diabetes Tipe 2: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Ablasi Retina

Ablasi retina adalah tumbuhnya pembuluh darah abnormal karena pertumbuhan jaringan parut yang baru.

Akibat retinopati diabetik, jaringan parut baru tersebut dapat menarik retina menjadi jauh di belakang mata.

Ablasi retina bisa menyebabkan bintik-bintik di penglihatan, adanya sensasi kilatan cahaya, hingga memicu kehilangan penglihatan.

3. Glaukoma

Apa-itu-Glaukoma-.jpg
Foto: Apa-itu-Glaukoma-.jpg

Foto Ilustrasi Pemeriksaan Mata (Orami Photo Stocks)

Komplikasi retinopati diabetik lainnya adalah glaukoma.

Komplikasi ini terjadi karena pembuluh darah baru terus bertumbuh di bagian depan mata atau iris.

Pertumbuhan pembuluh darah ini dapat mengganggu aliran normal cairan di mata, sehingga menyebabkan tekanan pada bola mata meningkat.

Nah, tekanan ini dikhawatirkan bisa merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak atau saraf optik.

Baca Juga: Mengenal Glaukoma, Penyakit Kerusakan Saraf Mata

4. Kebutaan

Kebutaan merupakan komplikasi paling parah dari retinopati diabetik.

Tidak hanya retinopati diabetik, kondisi edema makula, glaukoma, atau kombinasi dari semuanya bisa menyebabkan kehilangan penglihatan total.

Terlebih jika kondisi ini tidak diobati dengan baik, maka risiko kebutaan akan semakin tinggi.

"Penanganan retinopati diabetik akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit. Sebenarnya, retinopati diabetik ini dapat tidak terjadi keluhan apa-apa, kecuali jika sudah terjadi gangguan pada daerah makula (bintik kuning) dan badan kaca (vitreus)," jelas dr. Rita Polana.

Sebagai informasi tambahan, penanganan retinopati diabetik berbeda-beda.

Hal ini tergantung tingkat keparahan dan mencakup 2 faktor.

"Penanganan retinopati diabetik mencakup faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal, prinsipnya kadar gula darah harus terkontrol. Dari segi eksternal, ada penanganan menggunakan argon laser, injeksi intra vitreal anti VEGF (vascular endotel growth factor), hingga operasi retina," tambah dr. Rita Polana.

Baca Juga: Yuk, Ketahui Beragam Jenis Tes Buta Warna!

Nah, itu dia informasi seputar retinopati diabetik yang perlu Moms ketahui. Semoga bermanfaat!

  • https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336660/9789289055321-eng.pdf
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6032159/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-retinopathy/symptoms-causes/syc-20371611
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/diabetic-retinopathy

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb