
Tahukah Moms bahwa darah rendah dan kurang darah merupakan kedua istilah mirip, tetapi memiliki makna yang berbeda? Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan darah rendah dan kurang darah di bawah ini.
Baik darah rendah maupun kurang darah, keduanya memiliki gejala atau ciri-ciri berbeda. Penyababnya juga tidak sama.
Berikut perbedaan darah rendah dan kurang darah yang perlu Moms pahami.
Baca Juga: Apa Perbedaan Sakit Pinggang Haid dan Hamil? Yuk Cari Tahu
Foto: perbedaan darah rendah dan kurang darah
Foto: Orami Photo Stock
Lalu, seperti apa perbedaan darah rendah dan kurang darah?
Darah rendah dalam dunia kedokteran disebut juga dengan hipotensi. Seseorang dapat dikatakan mengalami darah rendah bila tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg.
Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi (sistolik), dan angka 60 adalah tekanan darah saat jantung sedang relaksasi.
Sementara kurang darah memiliki nama lain anemia. Menurut Kemenkes RI, anemia ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (<12gr/dL) yang berakibat pada daya tahan tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, kebugaran tubuh, menghambat tumbuh kembang, dan akan membahayakan kehamilan nantinya.
Sebenarnya, kadar Hb normal pada setiap orang berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelaminnya. Berikut kisaran nilai Hb normal:
Kadar Hb bisa diketahui melalui pemeriksaan darah lengkap di laboratorium medis. Jika pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan bahwa kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita, maka kondisi ini disebut anemia.
Baca Juga: Sama-Sama Rendah Lemak, Skim Milk dan Susu Low Fat Punya Perbedaan Lainnya Lho, Moms!
Ada banyak hal yang termasuk dalam perbedaan darah rendah dan kurang darah. Inilah penjelasan selengkapnya.
Foto: tekanan darah rendah.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Setelah mengetahui perbedaan darah rendah dan kurang darah secara singkat, Moms perlu memahami apa itu darah rendah (hipotensi) agar kesehatan tubuh terhindar dari hal ini.
Melansir Mayo Clinic, darah rendah biasanya disebabkan oleh dehidrasi hingga gangguan medis yang serius. Berikut beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah:
Kehamilan dapat menyebabkan darah rendah karena sistem peredaran darah berkembang pesat selama kehamilan, tekanan darah pun cenderung turun. Kondisi ini normal, dan tekanan darah biasanya akan kembali ke tingkat sebelum hamil setelah Moms melahirkan.
Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, yakni detak jantung yang sangat rendah (bradikardia), masalah katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.
Penyakit paratiroid, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), gula darah rendah (hipoglikemia) dan, dalam beberapa kasus, diabetes juga dapat memicu tekanan darah rendah.
Foto: dehidrasi
Foto: Orami Photo Stock
Ketika tubuh Moms kehilangan lebih banyak air daripada yang dibutuhkan, itu dapat menyebabkan kelemahan, pusing dan kelelahan sehingga memicu tekanan darah rendah.
Penyebab lain, seperti demam, muntah, diare parah, penggunaan diuretik yang berlebihan, dan olahraga berat juga dapat menyebabkan dehidrasi dan tekanan darah menjadi rendah.
Kehilangan banyak darah, seperti dari cedera besar atau pendarahan internal, mengurangi jumlah darah dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah.
Ketika infeksi dalam tubuh memasuki aliran darah, hal tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang mengancam jiwa yang disebut syok septik.
Foto: Anafilaksis
Foto: Orami Photo Stock
Pemicu umum dari reaksi parah dan berpotensi mengancam jiwa ini, yaitu makanan, obat-obatan tertentu, racun serangga, dan lateks.
Anafilaksis dapat menyebabkan masalah pernapasan, gatal-gatal, gatal-gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan darah yang berbahaya.
Kekurangan vitamin B-12, folat, dan zat besi dapat mencegah tubuh Moms memproduksi cukup sel darah merah (anemia) sehingga menyebabkan tekanan darah rendah.
Pengaruh obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Misalnya, obat diuretik, alpha blocker, beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, beberapa jenis antidepresan, obat untuk disfungsi ereksi, dan obat jantung nitrogliserin.
Baca Juga: Apa Perbedaan Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil?
Foto: gejala darah rendah (Orami Photo Stocks)
Foto: Orami Photo Stock
Gejala darah rendah (hipotensi) meliputi:
Baca Juga: Gejalanya Terlihat Sama, Ini Perbedaan Flu Perut dan Keracunan Makanan, Jangan Terbalik!
Foto: pengobatan tekanan darah rendah
Foto: Orami Photo Stock
Pada perbedaan darah rendah dan kurang darah, perlu diketahui beberapa gejala darah rendah di atas seringkali tidak spesifik atau bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer dan disertai dengan pemeriksaan lain untuk memperkuat diagnosis apabila diperlukan.
Pengobatan darah rendah akan tergantung pada penyebabnya.
Misalnya, dengan menyarankan pasien untuk meningkatkan konsumsi garam harian sehingga kandungan natriumnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Minum banyak air putih juga diperlukan dalam pengobatan karena cairan akan meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, serta meresepkan beberapa obat-obatan yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien.
Baca Juga: Arti Perbedaan Warna Darah Menstruasi, Yuk Disimak!
Foto: anemia.jpg (Orami Photo Stock)
Foto: Orami Photo Stock
Tidak hanya mengetahui perbedaan darah rendah dan kurang darah, Moms juga perlu memahami apa saja yang menjadi penyebab kurang darah dan cara mengatasinya di bawah ini.
Anemia terjadi ketika darah Moms tidak memiliki sel darah merah yang cukup. Adanya pendarahan juga bisa menyebabkan Moms kehilangan sel darah merah lebih cepat daripada yang bisa diganti oleh tubuh.
Terdapat berbagai jenis anemia yang memiliki penyebab berbeda, yaitu:
Jenis anemia yang paling umum ini disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh. Sumsum tulang Moms membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.
Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.
Tanpa suplementasi zat besi, jenis anemia ini banyak terjadi pada ibu hamil.
Hal ini juga disebabkan oleh kehilangan darah, seperti dari perdarahan menstruasi yang berat, maag, kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas secara teratur, terutama aspirin, yang dapat menyebabkan peradangan pada lapisan perut yang mengakibatkan kehilangan darah.
Selain zat besi, tubuh Moms juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup sehat.
Apabila Moms kekurangan nutrisi ini dan nutrisi penting lainnya, maka dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.
Penyakit tertentu, seperti kanker, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn dan penyakit inflamasi akut atau kronis lainnya dapat mengganggu produksi sel darah merah.
Foto: anemia aplastik (medicalnewstoday.com)
Foto: Orami Photo Stock
Anemia langka yang mengancam jiwa ini terjadi ketika tubuh Moms tidak menghasilkan cukup sel darah merah. Penyebab anemia aplastik termasuk infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan paparan bahan kimia beracun.
Berbagai penyakit, seperti leukemia dan myelofibrosis dapat menyebabkan anemia dengan mempengaruhi produksi darah di sumsum tulang. Efeknya bervariasi dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.
Jenis anemia ini berkembang ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh sumsum tulang. Penyakit darah tertentu meningkatkan penghancuran sel darah merah.
Anemia ini disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang rusak yang memaksa sel darah merah untuk mengambil bentuk sabit yang tidak normal. Sel-sel darah yang tidak teratur ini mati sebelum waktunya dan mengakibatkan kekurangan sel darah merah yang kronis.
Baca Juga: Syok Hipovolemik, Kekurangan Cairan dan Darah pada Anak yang Harus Segera Ditangani
Foto: gejala anemia
Foto: Orami Photo Stock
Tanda dan gejala anemia bervariasi, tergantung penyebabnya. Jika anemia disebabkan oleh penyakit kronis, penyakit tersebut dapat menutupinya sehingga anemia dapat dideteksi dengan tes untuk kondisi lain.
Tergantung pada penyebab anemia, Moms mungkin tidak memiliki gejala. Apabila gejala anemia terjadi, mungkin beberapa hal inilah yang akan Moms rasakan:
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Darah Rendah pada Ibu Hamil, Yuk Kenali Gejalanya
Foto: diagnosis dan pengobatan anemia
Foto: Orami Photo Stock
Biasanya, dokter akan mendiagnosis anemia melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Dari hasil pemeriksaan inilah, dokter akan mengetahui kadar sel darah merah dan hemoglobin pasien.
Anemia defisiensi zat besi diobati dengan suplemen zat besi yang diminum, konsumsi makanan tinggi zat besi dan makanan yang membantu tubuh dalam menyerap zat besi (seperti makanan dengan Vitamin C), atau transfusi sel darah merah mungkin diperlukan.
Jika anemia disebabkan oleh pendarahan internal, dokter mungkin perlu melakukan operasi untuk menghentikannya.
Jenis anemia lainnya mungkin memerlukan jenis perawatan berbeda. Misalnya, anemia karena kelainan genetik (seperti talasemia beta dan anemia sel sabit) mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang.
Sementara anemia yang terjadi karena kanker dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk menghentikan pengobatan kanker lebih lanjut sampai anemia diperbaiki dengan zat besi, transfusi darah, mendapatkan vitamin B yang diperlukan dan/atau mendapatkan suntikan obat untuk merangsang tubuh Moms memproduksi EPO (hormon yang memberi tahu sumsum tulang untuk membuat sel darah merah).
Itulah perbedaan darah rendah dan kurang darah, beserta penjelasan lengkap, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya.
Jangan sampai salah lagi mengenai perbedaan darah rendah dan kurang darah ya, Moms.