
Scroll untuk melanjutkan membaca
Apakah Moms familiar dengan penyakit flu perut?
Flu perut yang juga dikenal sebagai viral gastroenteritis, merupakan penyakit yang menyerang pencernaan.
Sebagian Moms mungkin beranggapan bahwa flu perut berkaitan dengan penyakit virus influenza.
Padahal, flu perut dan influenza merupakan jenis penyakit yang tidak ada kaitannya.
Influenza hanya menyerang saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan dan paru-paru, sementara gastroenteritis menyerang sistem pencernaan dan usus.
Di Indonesia, flu perut juga dikenal dengan sebutan muntaber karena menyebabkan penderitanya mengalami mual, muntah dan juga diare.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai flu perut!
Baca Juga: Kenali Fungsi Beauty Blender dan Cara Menggunakan hingga Membersihkannya
Melansir StatPearls Journal, flu perut (gastroenteritis) adalah peradangan pada lapisan usus yang umumnya disebabkan oleh infeksi.
Sejumlah orang juga menyebut gangguan pencernaan ini dengan flu perut atau muntaber (muntah dan berak).
Penyebab flu perut umumnya infeksi virus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri atau parasit.
Gejala gastroenteritis hampir mirip dengan diare atau keracunan makanan.
Penyebaran infeksi penyakit ini terjadi lewat makanan atau air yang terkontaminasi, dan berkontak dengan orang yang terinfeksi.
Keluhan utama akibat flu perut yaitu dehidrasi ketika terlalu banyak cairan tubuh yang terbuang akibat muntah dan diare.
Baca Juga: Mengenal Karakter Sanguinis yang Periang, Optimis, Bersemangat, dan Mudah Bergaul
Keracunan makanan biasanya disebabkan oleh beberapa jenis makanan yang terkontaminasi.
Menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya lebih dari 48 juta orang di Amerika mengalami penyakit bawaan makanan setiap tahun.
"Ini bisa disebabkan oleh makan makanan mentah atau ayam, daging, buah-buahan dan sayuran yang tidak higienis atau terkontaminasi dengan sejumlah bakteri, virus dan parasit," papar pakar gastroenterologi Dr. Saurabh Sethi dari Harvard Medical School, AS seperti dikutip dari Medical News Today.
Sementara flu perut disebabkan oleh kontak dengan virus seperti adenovirus atau norovirus.
Seperti keracunan makanan, virus ini dapat menyebabkan muntah dan diare.
Moms dapat mudah tertular "flu perut" setelah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terkena flu atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi, seperti gagang pintu atau telepon.
Gejala utama dari flu perut yaitu diare.
Diare terjadi akibat usus besar terinfeksi, sehingga tidak mampu menahan cairan di perut. Akibatnya, feses pun menjadi encer.
Tidak hanya diare, ada berbagai gejala flu perut lainnya yang perlu diwaspadai, meliputi:
Gejala dari muntaber dapat terjadi 1-3 hari setelah terinfeksi dan bisa berlangsung selama 1-2 hari atau lebih.
Namun, tanda dan gejala gastroenteritis tergantung pada penyebabnya.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Bila Moms memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Sementara pada bayi dan anak kecil, Moms perlu menghubungi dokter ketika mereka mengalami kondisi seperti:
Jika Moms atau anak memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikan ke dengan dokter.
Baca Juga: 10 Manfaat Kurma Muda, Bantu Cegah Perdarahan dan Menambah Energi Ibu Hamil
Flu perut dapat disebabkan oleh beragam varian virus, di antaranya:
Flu perut yang disebabkan oleh norovirus paling banyak terjadi di dunia khususnya di negeri empat musim.
Virus ini bisa menular dari makanan, minuman, sentuhan, dan juga dari udara yang ada di sekitarnya.
Dengan penularan yang cukup banyak ini, virus bisa dengan mudah menginfeksi banyak orang dalam satu tempat.
Tanda dari flu jenis ini adalah perasaan mual berlebihan dan disertai dengan demam.
Dalam tiga hari setelah terinfeksi, tubuh akan memunculkan tanda tersebut disertai dengan rasa sakit di beberapa bagian tubuh seperti otot dan persendian.
Melansir The New England Journal of Medicine, norovirus juga menyebabkan nyeri di perut dan memicu kondisi diare.
Rotavirus menyebabkan beberapa masalah pada tubuh setelah menginfeksi selama 2 hari.
Gejala yang diberikan biasanya akan bertahan hingga hari kedelapan.
Kalau penyakit ini tidak segera diatasi dan mendapatkan pertolongan akan membuat penderita merasakan lemas berlebihan karena sering muntah, kehilangan nafsu makan, dan diare air.
Virus penyebab flu perut jenis ini lebih banyak menyerang bayi dan anak-anak.
Penyebaran bisa terjadi melalui makanan yang tidak steril dan kontak antara anak dengan sebayanya.
Karena sering mengenai anak-anak, vaksin untuk flu jenis ini akhirnya dibuat pada 2006 silam dan diberikan pada anak-anak dan bayi.
Baca Juga: 11 Syarat dan Rukun Khotbah Jumat yang Wajib Dads Ketahui
Adenovirus bisa mengenai siapa saja pada usia berapa pun.
Virus ini juga mudah sekali menular melalui udara.
Kalau seseorang sudah terkena virus, cairan dari hidung, ludah, bersin, dan batuknya bisa berisi virus.
Cara penularan seperti ini menyebabkan anak dan bayi jadi mudah menular.
Tanda dari infeksi adenovirus adalah sakit di tenggorokan, warna agak kemerahan, demam, batuk, dan hidung yang selalu beringus.
Setelah virus menginfeksi tubuh, tandanya akan hilang selama beberapa hari.
Namun, mata akan tetap memerah kalau virusnya tidak segera diberantas.
Virus jenis ini lebih banyak menginfeksi anak-anak daripada orang tua.
Virus bisa masuk ke dalam tubuh dari makanan yang terpapar.
Begitu virus masuk ke dalam tubuh, tanda-tanda flu akan muncul dalam waktu 3 hari dan berlanjut hingga mendapatkan pertolongan.
Tanda umum dari penyakit ini adalah diare yang terjadi berkali-kali pada anak.
Kondisi ini menyebabkan anak menjadi lemas dan mengalami pusing yang berlebihan.
Selanjutnya kondisi dehidrasi ringan juga akan muncul disertai dengan nyeri di perut yang cukup menyiksa pada anak.
Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Menular Seksual serta Gejalanya, Termasuk Sifilis dan Herpes
Dokter biasanya menentukan diagnosis flu perut dari gejala yang dialami.
Namun, untuk lebih memastikan diagnosis penyakit ini, beberapa tes dapat dijalani, yaitu:
Cek feses adalah prosedur untuk memeriksa sampel feses atau tinja.
Pemeriksan feses bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan.
Pemeriksaan feses diawali dengan pengambilan sampel tinja pasien.
Selanjutnya, sampel tinja akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
Sampel tinja akan dinilai konsistensi, warna, dan baunya, serta dilihat apakah mengandung lendir atau tidak.
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera kecil dari anus ke usus besar bagian bawah untuk mencari tanda-tanda penyakit radang usus.
Baca Juga: Kenali 8 Tumbuhan Pemakan Serangga yang Unik dan Mengesankan
Pada dasarnya, pengobatan flu perut (gastroenteritis) dapat dilakukan di rumah.
Hanya saja, beberapa pasien, seperti bayi dan anak-anak, mungkin memerlukan perawatan khusus dari dokter.
Dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep untuk orang dewasa, seperti loperamide dan bismuth subsalicylate.
Kedua obat ini bertujuan mengobati muntaber akibat infeksi virus.
Akan tetapi, obat-obatan gastroenteritis ini tidak dianjurkan untuk bayi, anak, ibu hamil dan menyusui, atau orang dengan penyakit tertentu.
Itu sebabnya, Moms perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memakai obat.
Bila sakit muntaber disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi di tubuh.
Selain itu, dokter juga mungkin menganjurkan obat lain untuk meredakan gejala muntaber, seperti demam dan sakit, antara lain:
Terlalu sering muntah dan BAB tentu membuat tubuh lemas.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk beristirahat selama 1-3 hari hingga kondisi membaik.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Lip Serum yang Bisa Dicoba, Bikin Bibir Terlihat Menawan!
Karena flu perut dapat menyebabkan diare maka penting sekali untuk tetap mempertahankan kadar cairan dalam tubuh.
Dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang lebih serius.
Air putih dan cairan elektrolit bisa menjadi pilihan tepat untuk dikonsumsi.
Sebaiknya, hindari minuman yang mengandung kafein atau alkohol karena dapat memperburuk keadaan.
Seseorang dapat tertular flu perut dari makanan atau air yang terkontaminasi virus.
Untuk mencegah penyebaran virus lewat makanan, sebaiknya:
Ketika sedang sakit, virus dapat menyebar dari sentuhan fisik.
Mencuci tangan sampai bersih sangat penting dalam menghentikan penyebaran virus.
Virus yang tertinggal di tangan dapat dengan mudah menyebar ke permukaan, makanan, dan orang lain.
Sangat penting untuk mencuci tangan dengan benar, terutama sebelum makan.
Baca Juga: 6 Bahan Pengganti Kecap Ikan yang Bisa Moms Pakai, Umami!
Moms dapat mengambil langkah-langkah lain untuk mengurangi risiko terkena flu perut, dengan cara:
Baca Juga: Prosedur Ablasi Jantung, Apakah Ditanggung BPJS Kesehatan?
Itu dia Moms penjelasan mengenai flu perut. Yuk, mulai sekarang selalu jaga kebersihan ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.