Profil Bung Tomo, Pahlawan Penyeru Semangat Kemerdekaan RI
Sejarah Perjuangan di Era Bung Tomo
Ada pula rangkaian sejarah perjuangan Bung Tomo selama menjadi anggota, di antaranya:
1. Revolusi Nasional Indonesia
Pada 1944, Bung Tomo terpilih menjadi anggota "Gerakan Rakyat Baru" dan pengurus "Pemuda Republik Indonesia" di Surabaya yang disponsori Jepang.
Tergabung ke dalam sejumlah kelompok politik dan sosial, menjadi pencetus keterlibatannya dalam Revolusi Nasional Indonesia.
Adanya akses ke media-media dan radio membuat pidato dan orasi-orasi Bung Tomo tersalurkan.
Hal inilah yang membuat ia semakin populer dengan semangat pemudanya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sejak 12 Oktober 1945, Bung Tomo juga pernah menjadi pemimpin "Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia" (BPRI) di Surabaya. Peristiwa ini tentang melawan pasukan Belanda dan Inggris di kala itu.
Pada 10 November 1945, Indonesia terpaksa harus menerima kegagalan dalam pertempuran tersebut.
Pasukan Inggris yang mundur pada pertempuran November 1946 menjadi saksi sejarah terpenting dari kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: 25+ Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Kisah Perjuangannya
2. Gejolak Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya atau dikenal Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu rekam sejarah penting Bung Tomo.
Pasukan yang tergabung dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) merupakan bagian dari pasukan Sekutu.
Hal inilah yang memenangkan Perang Asia Timur Raya atas Jepang.
Tujuan dari RAPWI adalah melakukan bantuan rehabilitasi tawanan perang dan adanya konflik dalam melucuti senjata tentara Jepang.
Adanya pasukan Sekutu ke Surabaya membuat suasana kota menjadi mencekam dan tegang di kala itu.
Gesekan antar kaum pemuda mulai bermunculan dengan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: Aturan Pembagian Harta Warisan Menurut Islam, Catat!
3. Ultimatum Pertempuran Surabaya
Insiden yang terjadi di hari yang sama menyebabkan komandan pasukan Sekutu di Jawa Timur tewas.
Tewasnya Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby digantikan dengan Mayor Jenderal Robert Mansergh dari Komandan Divisi 5 Inggris.
Pada 9 November 1945, Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya.
Isi dari ultimatum tersebut adalah sebagai berikut:
- Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri. Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.
- Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Peringatan itu tidak disambut baik oleh para pejuang, arek-arek Surabaya, dan segenap rakyat.
Diketahui, pada tanggal 10 November 1945, tidak ada satupun rakyat Indonesia yang datang untuk menyerahkan diri.
4. Era Pemerintahan Orde Baru
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo juga pernah aktif dalam politik di tahun 1950-an.
Namun, di awal tahun 1970-an, beliau berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru.
Bung Tomo dikenal dengan kritikan dan orasi-orasi 'pedasnya' terhadap program-program presiden Soeharto.
Akibatnya, pada 11 April 1978, beliau ditahan oleh pemerintah selama setahun karena kritik-kritiknya yang mengancam.
Perjuangan Bung Tomo berakhir ketika ia dinyatakan meninggal dunia pada 7 Oktober 1981 di Mekkah ketika sedang menunaikan haji.
Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.
Baca Juga: 10+ Cara Menghilangkan Pikiran Negatif agar Lebih Bahagia
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.