4 Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang Menurut Dokter Spesialis!
Penyebab Air Ketuban Berkurang
Nah, setelah Moms mengetahui ciri-ciri air ketuban berkurang, ketahui juga apa saja penyebab air ketuban berkurang.
"Penyebab air ketuban bisa sangat banyak, sebab air ketuban itu sangat dinamis. Salah satu penyebabnya bisa karena kurang minum," kata dr. Muhammad Fadli.
Jika ibu hamil mengalami dehidrasi, ada risiko air ketuban berkurang.
Selain itu, ada masalah pada peredaran darah di plasenta.
Kondisi tersebut yang dikhawatirkan bisa menyebabkan bayi kurang mendapatkan oksigen.
"Jika sudah menua, air ketuban bisa berkurang, tapi yang dikhawatirkan kalau memang belum waktunya atau usia air ketuban tidak seharusnya berkurang;
maka dokter harus memastikan apakah ibu sudah cukup minum air," ungkap dr. Muhammad Fadli.
Jika sudah cukup minum air, perlu dicek kondisi plasenta atau bisa dicek di tali pusat, seperti bagaimana peredaran darah di tali pusat.
Dampak Air Ketuban Berkurang
Nah, seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu ciri-ciri air ketuban berkurang adalah kurangnya gerakan janin.
Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Lantas, apa dampak lainnya?
1. Pembatasan Pertumbuhan Janin
Kekurangan air ketuban dapat membatasi ruang gerak bayi, yang dapat mempengaruhi perkembangan otot dan tulangnya.
Hal ini dapat menyebabkan pembatasan pertumbuhan intrauterin, di mana bayi tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya.
Baca Juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!
2. Masalah selama Persalinan
Oligohidramnion dapat meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan, termasuk:
- Kompresi Tali Pusat: Kurangnya air ketuban dapat menyebabkan tali pusat terjepit antara janin dan dinding rahim, yang dapat mengurangi atau memotong pasokan oksigen ke janin.
- Kelahiran Sungsang atau Posisi Janin yang Tidak Normal: Kurangnya ruang untuk bergerak dapat membuat lebih sulit bagi bayi untuk berada dalam posisi yang ideal untuk kelahiran.
- Persalinan Dini: Dalam beberapa kasus, oligohidramnion dapat memicu persalinan dini.
3. Masalah Pernafasan pada Bayi
Jika oligohidramnion terjadi pada trimester terakhir kehamilan, hal ini dapat memengaruhi perkembangan paru-paru bayi.
Kondisi ini dikenal sebagai hipoplasia paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pernapasan setelah bayi lahir.
4. Kesulitan dalam Pemantauan Prenatal
Kurangnya air ketuban dapat membuat lebih sulit untuk melakukan pemantauan janin menggunakan ultrasonografi.
Sebab, air ketuban berfungsi sebagai medium yang memungkinkan gelombang suara untuk melakukan pencitraan yang jelas.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!
Itulah informasi seputar ciri-ciri air ketuban berkurang yang bisa Moms ketahui. Semoga membantu, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.