08 September 2022

Dermatitis Kontak Iritan: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Bisa sebabkan kulit ruam dan gatal
Dermatitis Kontak Iritan: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Dermatitis kontak iritan adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan zat tertentu.

Kondisi ini adalah salah satu jenis dermatitis kontak yang paling umum terjadi.

Ketika mengalaminya, gejala yang timbul bisa sangat mengganggu, seperti ruam merah dan gatal pada kulit.

Cari tahu selengkapnya tentang penyebab gejala, komplikasi, dan pengobatan dermatitis kontak iritan di bawah ini!

Baca juga: Mengenal Dislokasi Rahang, Cara Penyembuhan dan Biaya Operasinya

Penyebab Dermatitis Kontak Iritan

Menggunakan produk pembersih rumah tangga saat hamil 2.jpg
Foto: Menggunakan produk pembersih rumah tangga saat hamil 2.jpg (https://madeleineolivia.co.uk/)

Foto: Aneka Bahan Pembersih (Orami Photo Stocks)

Dermatitis kontak iritan dapat menyerang siapa saja yang terpapar zat tertentu disebut iritan.

Namun, orang yang menderita dermatitis atopik sangat rentan mengalami kondisi ini.

Menurut studi pada 2018 di jurnal Clinical Reviews in Allergy & Immunology, sekitar 80% dari kasus dermatitis kontak adalah dermatitis kontak iritan.

Penyakit ini paling sering menyerang orang yang terlibat dalam pekerjaan basah, seperti pembersih rumah, penata rambut, dan petugas kesehatan.

Gejala dapat muncul ketika bahan kimia tertentu (iritan) berkontak dengan permukaan kulit.

Zat iritan dapat menghilangkan minyak dan faktor pelembap alami dari lapisan luar kulit.

Hal itu memungkinkan iritasi kimia menembus penghalang kulit dan memicu peradangan.

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan dan keparahan kondisi, meliputi:

  • Konsentrasi, jumlah, dan sifat iritan.
  • Durasi dan frekuensi paparan, misalnya paparan rendah terkonsentrasi pendek atau berulang-ulang.
  • Riwayat kesehatan, seperti penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya atau kecenderungan mengalami dermatitis atopik.
  • Trauma mekanis termasuk sering menggosok tangan.
  • Faktor lingkungan seperti suhu ekstrem atau kelembapan.

Contoh sehari-hari dari zat iritan yang umum adalah air, sabun berpewangi, dan hand sanitizer.

Iritan di tempat kerja dapat mencakup deterjen, pelarut, asam, alkali, perekat, dan cairan pengerjaan logam.

Obat topikal seperti retinoid dan benzoil peroksida juga dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dengan penggunaan jangka panjang.

Gesekan, keringat, dan panas adalah contoh faktor lingkungan yang juga bisa menjadi penyebab kondisi tersebut.

Pada beberapa kasus, gejala juga bisa terjadi sebagai hasil dari dampak kumulatif dari beberapa iritan.

Baca Juga: 4 Bentuk Alergi Kulit Bayi yang Harus Moms Waspadai

Gejala Dermatitis Kontak Iritan

dermatitis.jpg
Foto: dermatitis.jpg

Foto Kulit Gatal (Orami Photo Stock)

Menurut studi pada 2018 di jurnal Acta Clinica Croatica, penderita dermatitis kontak iritan akan mengalami ruam di area kulit yang terkena iritan.

Berbeda dengan dermatitis kontak alergi, gejala yang muncul tidak terkait dengan respons imun.

Ruam yang muncul biasanya tampak merah atau agak keunguan.

Dalam kebanyakan kasus dermatitis kontak, ruam akan berubah warna dan gatal, dan mungkin terasa menyengat.

Jika paparan zat iritan berlanjut, kulit bisa mengeras. Selain itu, dermatitis kontak iritan juga dapat menyebabkan gejala berupa:

  • Melepuh.
  • Kulit kering, pecah-pecah, dan bersisik.
  • Sensasi terbakar.
  • Pembengkakan.
  • Tidak enak badan.

Dermatitis kontak iritan dapat mempengaruhi setiap area tubuh yang bersentuhan dengan zat iritan.

Termasuk kulit wajah, kelopak mata, tangan, kaki, dan area genital.

Perlu diketahui bahwa kondisi ini tidaklah menular. Moms tidak mendapatkan kondisi ini dari orang lain, atau menularkannya.

Penting bagi penderita kondisi ini untuk mengetahui apa yang menyebabkan gejala muncul.

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, seseorang dapat mengalami efek berbeda yang terkait dengan dermatitis kontak kronis atau akut.

Dermatitis kontak kronis dapat menyebabkan kulit menjadi tebal dan tampak kasar.

Biasanya terjadi setelah iritasi berlangsung lama, menggosok, dan menggaruk di area yang terkena ruam.

Pada dermatitis kontak iritan akut, gatal-gatal atau ruam seperti bilur juga bisa terjadi.

Baca juga: 4 Kemungkinan Penyebab Koreng di Kaki dan Cara Mengatasinya

Komplikasi yang Dapat Terjadi

ruam-HIV.jpg
Foto: ruam-HIV.jpg

Foto: Ruam Kulit (Orami Photo Stocks)

Sebagian besar kasus dermatitis kontak iritan tidak berkembang atau menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Ini berarti kecil kemungkinan komplikasi dapat terjadi. Namun, pada beberapa kasus yang jarang, ada beberapa risiko komplikasi seperti:

1. Infeksi

Komplikasi yang paling umum dari kondisi ini adalah infeksi kulit.

Kulit yang rusak, baik karena garukan atau ruam, membuka kulit untuk kontaminasi bakteri, seperti bakteri Staph atau Strep.

Tanda-tandanya adalah kulit yang semakin merah dan nyeri, bernanah, mengeras, dan membengkak.

2. Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Dermatitis kontak iritan juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi pasca inflamasi.

Ini adalah penggelapan atau perubahan warna kulit karena respons peradangan.

Biasanya ditandai dengan perubahan warna setelah gejala mereda atau sembuh.

Tidak semua orang mengalami hiperpigmentasi pasca inflamasi. Ini lebih mungkin berkembang setelah serangan gejala yang parah.

Beberapa kasus hiperpigmentasi pasca inflamasi memudar dengan sendirinya seiring waktu.

Namun, ada juga yang permanen. Komplikasi ini tidak berbahaya.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Dermatitis Atopik dan Seboroik, Yuk!

Pengobatan Dermatitis Kontak Iritan

salep-88
Foto: salep-88

Foto: Pakai Salep (Orami Photo Stocks)

Dalam kebanyakan kasus, ruam dan gejala lainnya akan hilang setelah paparan zat iritan berakhir.

Namun, beberapa ruam yang muncul mungkin memerlukan waktu untuk sembuh setelah paparan awal berakhir.

Ini secara alami akan memakan waktu lebih lama jika zat iritan merusak kulit.

Meski begitu, umumnya kondisi ini bisa diatasi dan dikelola dengan menghindari kontak dengan zat iritan.

Itulah sebabnya sangat penting untuk mengetahui zat apa saja yang dapat menjadi iritan.

Jika gejala yang muncul menyebabkan ketidaknyamanan, ada beberapa pilihan perawatan rumahan atau obat tanpa resep seperti:

Dalam kasus yang parah, penderita dermatitis kontak iritan mungkin perlu menemui dokter kulit.

Dokter biasanya akan meresepkan salep, krim, atau obat resep untuk mengatasi kondisi.

Baca juga: Pita Suara Rusak atau Laringitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Setelah kondisi bisa teratasi, lakukan upaya pencegahan dengan cara menghindari zat yang berpotensi menjadi iritan.

Berhati-hatilah setiap menggunakan produk-produk yang terbuat dari bahan kimia.

Bila harus berkontak dengan benda yang berpotensi menjadi iritan, kenakanlah sarung tangan dan alat perlindungan diri lainnya.

  • https://link.springer.com/article/10.1007/s12016-018-8713-0
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6544100/
  • https://dermnetnz.org/topics/irritant-contact-dermatitis
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/318099
  • https://www.verywellhealth.com/contact-dermatitis-symptoms-4685650

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb