12 September 2022

Disentri: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Tips Pencegahannya

Bisa menyebabkan dehidrasi berat
Disentri: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Tips Pencegahannya

Foto: istockphoto

Disentri adalah peradangan dan infeksi pada usus, yang mengakibatkan diare yang mengandung darah atau lendir.

Gejala lain yang mungkin menyertai termasuk kram perut, mual, muntah, dan demam.

Penyakit ini dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi bakteri atau parasit, karena kebersihan, atau sanitasi yang buruk.

Baca juga: Radang Telinga Tengah: Gejala hingga Pencegahan Infeksi dan Komplikasinya

Berbagai Penyebab Disentri

Bakteri Botolinum
Foto: Bakteri Botolinum (Arah.com)

Foto Ilustrasi Bakteri (Orami Photo Stock)

Disentri mengacu pada diare berdarah, yang terkadang juga mengandung lendir.

Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi kuman, parasit, dan iritasi usus dari bahan kimia.

Pada kebanyakan kasus, disentri yang terjadi ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, disentri adalah penyakit yang bisa menular dan menjadi wabah.

Jadi, penting untuk berhati-hati agar tidak menularkannya pada orang lain.

Infeksi disentri terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung apa yang jadi penyebabnya.

Agar lebih jelas, berikut ini dijabarkan satu-persatu:

1. Disentri Basiler (Shigellosis)

Disentri basiler terjadi akibat infeksi bakteri bernama Shigella.

Penelitian di jurnal Paediatrics and International Child Health mengungkap bahwa Shigella merupakan penyebab utama diare pada anak.

Infeksi bakteri ini menyumbang hingga 40.000 kematian per tahunnya.

Bakteri ini bisa menginfeksi dengan cara:

  • Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah menggunakan kamar mandi.
  • Menyentuh permukaan yang terkontaminasi bakteri, dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.
  • Mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri.
  • Menelan air danau atau sungai saat berenang.
  • Melakukan kontak seksual dengan seseorang yang baru sembuh dari disentri basiler.

Bakteri Shigella mungkin tetap berada di tinja selama 1-2 minggu setelah berhenti mengalami gejala infeksi.

Jadi, penting untuk tetap mempraktikkan kebersihan yang ketat, mencegah penularan infeksi ke orang lain.

Wabah Shigella dapat terjadi di antara kelompok sosial atau komunitas kecil, termasuk fasilitas penitipan anak.

2. Disentri Amuba (Amebiasis)

Disentri amuba disebabkan oleh parasit bernama Entamoeba histolytica. Infeksi ini disebut juga amebiasis.

Menurut studi di jurnal BMJ Clinical Evidence, infeksi ini terjadi akibat sanitasi yang buruk, dan konsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi.

Orang yang paling berisiko terkena disentri amuba yang parah adalah:

  • Wanita yang sedang hamil atau baru saja melahirkan.
  • Bayi baru lahir.
  • Orang yang menggunakan obat kortikosteroid.
  • Orang yang kekurangan gizi.
  • Penderita kanker.

Baca juga: Pita Suara Rusak atau Laringitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Gejala Disentri

sakit perut bagian tengah
Foto: sakit perut bagian tengah (Orami Photo Stocks)

Foto Sakit Perut (Orami Photo Stock)

Gejala disentri berbeda-beda tergantung penyebabnya, apakah karena bakteri atau parasit.

Gejala disentri basiler atau yang disebabkan bakteri biasanya dimulai sekitar 1-2 hari setelah infeksi dan berlangsung sekitar 7 hari.

Gejala yang dialami mungkin termasuk:

  • Diare, yang bisa mengandung darah dan lendir.
  • Rasa terus-menerus ingin buang air besar.
  • Sakit perut.
  • Demam.

Gejala biasanya berlangsung sekitar 5–7 hari, meskipun beberapa orang mungkin mengalami gejala selama 4 minggu atau lebih.

Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan beberapa bulan agar kebiasaan buang air besar seseorang kembali normal.

Sementara itu, gejala disentri amuba atau yang disebabkan oleh parasit agak berbeda, yaitu:

  • Sakit dan kram pada perut.
  • Diare berair, yang dapat berisi darah, lendir, atau nanah.
  • Sembelit.
  • Demam dan menggigil.
  • Kelelahan.

Komplikasi Disentri

hero anak dehidrasi
Foto: hero anak dehidrasi

Foto Dehidrasi (Orami Photo Stock)

Disentri dapat menyebabkan komplikasi medis. Komplikasi biasanya lebih umum di antara orang-orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Beberapa potensi komplikasi disentri meliputi:

  • Dehidrasi. Pada bayi dan anak-anak, ini dapat dengan cepat menjadi mengancam jiwa.
  • Abses hati. Disentri amuba dapat menyebabkan abses atau pembentukan kantong nanah di organ hati.
  • Arthritis pasca infeksi. Ini terjadi sebagai komplikasi dari infeksi Shigella. Gejalanya meliputi nyeri, peradangan, dan kekakuan pada sendi.
  • Sindrom uremik hemolitik. Kondisi peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah kecil di dalam ginjal. Ini adalah komplikasi yang jarang.

Jika mengalami komplikasi, penderita disentri harus cepat-cepat mendapat pengobatan medis dari dokter.

Pilihan Pengobatan untuk Disentri

Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat Antibiotik 01.jpg
Foto: Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat Antibiotik 01.jpg (Nhs.org.uk)

Foto Antibiotik (Orami Photo Stock)

Tes laboratorium akan mengungkap apakah disentri disebabkan oleh infeksi Shigella atau Entamoeba atau penyebab lainnya.

Setelah penyebab infeksi diketahui, dokter akan memutuskan pengobatan apa yang paling tepat.

Secara umum, seseorang dengan diare atau muntah harus minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

Jika dehidrasi serius terjadi, biasanya diperlukan penggantian cairan melalui intravena.

Untuk disentri basiler ringan, gejala dapat sembuh dengan sendirinya dalam 3-7 hari. Pada kasus ini, pengobatan tidak diperlukan.

Biasanya dokter hanya merekomendasikan perawatan rumahan, seperti minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.

Namun, jika mengalami diare berdarah, pengobatan dengan obat anti-diare perlu dihindari.

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika diare dan gejala lainnya parah.

Sementara itu, pengobatan untuk disentri amuba biasanya dilakukan dengan obat untuk infeksi parasit.

Obat yang diresepkan dokter mungkin termasuk kombinasi metronidazol dan tinidazol.

Jika komplikasi seperti masalah usus atau abses hati terjadi, dokter biasanya akan merekomendasikan pembedahan atau operasi.

Baca juga: Kenapa Perut Perih Padahal Sudah Makan? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Tips Pencegahan

minum minuman dalam kemasan botol plastik
Foto: minum minuman dalam kemasan botol plastik

Foto Air Minum Kemasan (Orami Photo Stock)

Disentri biasanya terjadi sebagai akibat dari kebersihan atau sanitasi yang buruk.

Untuk mengurangi risiko infeksi, Moms harus mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air.

Terutama setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan.

Risiko tertular disentri lebih tinggi bagi orang yang bepergian ke negara dengan iklim hangat, lembap, dan sanitasi yang buruk.

Saat bepergian ke tempat-tempat tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

  • Hanya minum air yang bersumber tepercaya, seperti air kemasan.
  • Pastikan air kemasan memiliki segel yang utuh atau tidak rusak sebelum diminum.
  • Hindari konsumsi es batu sembarangan, karena airnya mungkin berasal dari sumber yang terkontaminasi.
  • Gunakan hanya air kemasan atau air murni untuk berkumur atau menyikat gigi.
  • Masak makanan hingga benar-benar matang.

Itulah pembahasan mengenai disentri, mulai dari penyebab hingga pencegahannya. Semoga bermanfaat!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6021764/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2943803/
  • https://www.healthline.com/health/digestive-health/dysentery
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/171193
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-dysentery-causes-and-treatments-for-dysentery-5087810

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb